Sukses

Surya Paloh: Kita Dipaksa pada Kepentingan Jangka Pendek yang Pragmatis

Surya Paloh menilai, saat ini banyak pihak yang lebih memilih untuk melihat kepentingan masing-masing, ketimbang rakyat Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menyampaikan rasa kesedihannya melihat perjanalan demokrasi saat ini. Dia mengatakan, banyak pihak hanya memikirkan Indonesia dalam jangka pendek.

“Satu kesedihan yang saya harus nyatakan. Seakan-akan kita sudah tidak mampu lagi membangun impian besar dalam strategi perspektif jangka panjang,” kata Surya Paloh di NasDem Tower, Jakarta, Jumat (8/3/2024).

Dia menilai, saat ini banyak pihak yang lebih memilih untuk melihat kepentingan masing-masing, ketimbang rakyat Indonesia.

"Kondisi memaksa kita seakan-akan itu merupakan suatu impian yang nihil untuk dapat kita wujudkan. Kita dipaksa pada kepentingan-kepentingan sesaat. Pada kepentingan jangka pendek yang serba pragmatis,” ucap dia.

Lebih lanjut, Surya Paloh mengaku pesimis menghadapi situasi saat ini. Dia menyebut, jika beberapa pihak hanya memikirkan Indonesia dalam waktu 6 bulan ke depan.

Padahal, semestinya para elite memikirkan bangsa jauh ke depan untuk memberikan peninggalan terbaik bagi anak dan cucu kelak.

“Kalau kita sepakat, enggak masalah. Tapi kalau kita sepakat itu artinya kita berhenti pada kepentingan generasi masa kini tanpa harus lagi memikirkan mereka, anak dan cucu kita sebagai generasi pengganti yang mungkin kita harapkan jauh lebih hebat dari apa yang kita sumbangkan untuk kemajuan negeri ini,” imbuh Surya Paloh.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Demokrasi Tidak Boleh Dirusak Siapapun

Ketua Umum (Ketum) Partai NasDem Surya Paloh menyatakan, demokrasi yang menjadi landasan Indonesia dalam berbangsa dan bernegara tidak boleh dirusak siapapun demi kepentingan apapun. 

Hal ini disampaikan dalam orasinya saat mendampingi Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan kampanye akbar di Lapangan Tegal Lega, Bandung, Jawa Barat, Minggu (28/1/2024).

"Demokrasi tidak boleh dirusak oleh siapapun juga saudara-saudaraku semuanya, tidak boleh dirusak oleh siapapun juga," kata Paloh.

Demokrasi, kata dia mengatur, hak-hak pribadi, hak-hak keluarga dan hak-hak publik secara tegas.

Menurut Paloh, semua kepentingan itu tidak boleh dicampuradukkan satu sama lain.

"Kita tidak boleh mencampuradukkan antara hak pribadi, keluarga, dan tentu hak-hak publik saudara-saudaraku semuanya. Ini misi besar kita di negeri ini," ucap dia.

Maka, kata Paloh Bhineka Tunggal Ika perlu diperjuangkan sebagai komitmen kebangsaan Indonesia.

Dia mendorong agar semangat pluralisme atau keberagaman tetap dijaga dan dilaksanakan termasuk dalam proses Pemilu.

"Kita sedang memperjuangkan terus-menerus agar perjalanan dan kehadiran pemilu demi Pemilu yang kita lalui, dalam proses ketatanegaraan kita, semakin hari semakin berkualitas," jelas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.