Sukses

Apresiasi Menaker Ida ke Jerman Soal Tenaga Perawat Indonesia

Dalam pertemuan pada Rabu (28/2) malam, kedua pejabat tersebut sepakat segera melakukan percepatan pengiriman tenaga perawat dari Indonesia ke Jerman melalui program Triple Win.

Liputan6.com, Berlin Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah melanjutkan pertemuan dengan Direktur Manajemen Internasional Badan Ketenagakerjaan Federal/Bundesagentur für Arbeit (BA), Steffan Sottung di Berlin, Jerman, Rabu (28/2) malam. Pertemuan itu dilanjutkan setelah Menaker Ida bertemu dengan Wakil Menteri Kementerian Federal Ketenagakerjaan dan Sosial Jerman, Lilian Tschan, 

Turut hadir sejumlah tenaga perawat Indonesia dalam pertemuan tersebut. Dalam pertemuan tersebut, kedua pejabat tersebut sepakat segera melakukan percepatan pengiriman tenaga perawat dari Indonesia ke Jerman melalui program Triple Win.  

"Kami apresiasi antusiasme BA (penyedia penempatan kerja dan pelatihan terkemuka di Jerman) yang terus berminat untuk menerima tenaga perawat dari Indonesia," kata Menaker Ida Fauziyah melalui Siaran Pers Biro Humas Kemnaker, Kamis (29/2).

Melalui program Triple Win, hingga saat ini telah memasuki pengiriman tenaga perawat Batch ke-5. Pada 2023, telah diberangkatkan sebanyak 84 tenaga perawat, dan dilanjutkan pada Januari 2024 kembali diberangkatkan sebanyak 27 orang.

 

Saat berdialog, Ida Fauziyah mengaku terkesan dengan beberapa tenaga perawat Indonesia yaitu Cecep Syamsul Bahri, Ni Made Wahyuningsih, Bibit Nur Ikhsan, Dita Aditya dan Doni Sudrajat yang lancar berkomunikasi bahasa Jerman kepada Ida Fauziyah.

Lebih lanjut Menaker Ida mengatakan bahwa pihaknya akan terus meningkatkan kompetensi bahasa bagi tenaga perawat Indonesia yang akan ditempatkan ke Jerman. Dia berharap Pemerintah Jerman dapat lebih lagi meningkatkan bantuan pelatihan bahasa Jerman melalui Goethe Institute dan juga lembaga-lembaga Bahasa lainnya.

Selain soal pengiriman tenaga perawat, dalam pertemuan bilateral tersebut, Menaker Ida juga memperoleh gambaran Sistem Informasi Pasar Kerja (SIPK) yang terintegrasi dan dimanfaatkan secara penuh oleh pihak industri/swasta. 

"Saat ini Indonesia dalam tahap pengembangan SIPK dan dalam upaya meningkatkan partisipasi industri untuk memanfaatkannya," ujarnya. 

 

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.