Sukses

Syarikat Islam Dukung Rempang Eco City, tapi Minta Pemerintah Hormati Hak Rakyat

Pimpinan Pusat Syarikat Islam menyatakan dukungannya dalam pembangunan Rempang Eco City. Dukungan disampaikan dalam pernyataan sikap yang tertuang dalam 'Pandangan Syarikat Islam Terhadap Konflik Agraria di Pulau Rempang dan Tempat Lain di Indonesia'.

Liputan6.com, Jakarta Pimpinan Pusat Syarikat Islam menyatakan dukungannya dalam pembangunan Rempang Eco City. Dukungan disampaikan dalam pernyataan sikap yang tertuang dalam 'Pandangan Syarikat Islam Terhadap Konflik Agraria di Pulau Rempang dan Tempat Lain di Indonesia'.

Pernyataan sikap tersebut ditandatangani Presiden Syarikat Islam Hamdan Zoelva dan Sekjen Ferry J. Juliantono.

Dalam keterangan tertulisnya, Syarikat Islam memberikan dukungan pembangunan Rempang Eco City karena proyek tersebut dilandasi niat baik pemerintah untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa.

Kendati demikian, Pimpinan Pusat Syarikat Islam mengimbau dalam pelaksanaan pembangunannya, pemerintah tetap memerhatikan hak-hak rakyat, menghormati tradisi dan budaya lokal yang merupakan akar budaya nasional Indonesia.

"Mengedepankan dialog, langkah persuasif dan musyawarah dalam menyelesaikan setiap masalah dan dampak pembangunan investasi, menjauhi tindakan represif dan kekerasan," ucap Hamdan Zoelva dalam keterangannya, Senin (25/9/2023).

Hamdan Zoelva menyarankan setiap kegiatan pembangunan dan investasi harus memberikan manfaat langsung yang dirasakan rakyat Indonesia, terutama yang terkena dampak langsung dari investasi di sekitar lokasi.

Hamdan menambahkan, Syarikat Islam mendukung langkah-langkah yang tengah ditempuh pemerintah, yakni melakukan sosialisasi dan berdialog dengan masyarakat yang terkena dampak investasi. Hamdan mengingatkan harus saling menghormati hak dan kewajiban masing-masing.

Menanggapi penolakan sebagian warga Pulau Rempang, Hamdan menyarankan agar menjauhi sikap curiga yang berlebihan atas kegiatan pembangunan. Syarikat Islam yakin, warga Rempang setuju jika pembangunan dimaksudkan untuk mensejahterakan mereka, dan warga sekitarnya.

Menurut Hamdan, solusi akan tercapai jika kepentingan rakyat, investor dan pemerintah terpenuhi secara seimbang.

"Hindari konflik yang tidak perlu, tetap bersikap kritis, melakukan tabayun, check and recheck dan menyaring setiap informasi yang diterima melalui berbagai media informasi dan tidak terpengaruhi berita hoaks dan provokasi," pungkas Hamdan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menteri Bahlil Ungkap Ada Oknum Halangi Investasi di Pulau Rempang

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengeklaim adanya keterlibatan oknum dari dalam dan luar negeri yang ikut campur dalam konflik Pulau Rempang.

Bahlil tak ingin oknum-oknum bersangkutan turut memanfaatkan situasi jelang tahun politik 2024 dengan menumbalkan warga Pulau Rempang.

"Tidak ada pemerintah menyengsarakan rakyat. Apalagi ditarik ke persoalan-persoalan yang mohon maaf, karena ini tahun politik jadi mau dibawa-bawa ke sana, janganlah. Temuan saya sebagai tim saya tahu siapa barang ini yang ikut main," ujar Bahlil di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Senin (25/9/2023).

Bahlil mengungkapkan pemasukan investasi besar ke Batam selalu terganjal adanya pihak-pihak yang menghalangi sejak 2004. Tak hanya dari dalam negeri, tapi juga pihak luar.

"Setiap Kepri (Kepulauan Riau) mau maju, selalu saja ada yang menghalangi. Ada apa di balik ini semua? Jangan kita pertentangkan yang kemarin terjadi. Ini sebagai renungan kita semua," kata Bahlil.

Saat ditanyakan pihak asing mana yang ikut campur dalam urusan Rempang, Bahlil mewajari itu sebagai kompetisi antarnegara. Namun, ia menyinggung lokasi negara bersangkutan masih dekat dengan Indonesia.

"Kalau menyangkut dengan negara mana saja, pasti ada persaingan, biasa. Saya enggak boleh menyampaikan negara mana, tetapi saya yakin wartawan punya intuisi lebih tajam daripada saya. Terjemahkan apa yang saya sampaikan ini," tutur Bahlil.

"Saya tidak mau sebut nama negara mana, tapi biasanya tetangga itu kan. Kalau kita bersaing sama teman-teman sendiri kan, ya gitu deh," kata Bahlil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.