Sukses

Sasar Generasi Muda, Kemenkominfo Gelar Edukasi Cegah Stunting Sejak Dini di Toba

Dalam rangka menurunkan angka prevalensi stunting di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika terus menggencarkan kampanye pencegahan stunting yang menyasar generasi muda.

Liputan6.com, Toba Dalam rangka menurunkan angka prevalensi stunting di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika terus menggencarkan kampanye pencegahan stunting yang menyasar generasi muda. Salah satu langkahnya adalah dengan menggelar kegiatan Genbest (Generasi Bersih dan Sehat) Talk di beberapa wilayah di Indonesia.

Ketua Tim Informasi dan Komunikasi Kesehatan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Marroli J Indarto mengatakan bahwa generasi muda merupakan calon orangtua, pendidik, serta pemimpin yang akan menentukan nasib bangsa ke depan.

“Anda nantinya adalah para calon orang tua, pendidik, dan pemimpin masa depan yang akan membentuk arah negara ini. Penting untuk mengetahui bahaya stunting dan tindakan yang harus diambil untuk mencegah stunting sejak dini agar nantinya generasi mendatang tidak terpuruk karena stunting,” ungkapnya dalam Genbest Talk “Ampuh CegahStunting, Yuk Konsumsi Protein Hewani" di Kabupaten Toba, Selasa (12/9/2023).

Marroli juga menyebut bahwa salah satu langkah sederhana untuk mencegah stunting adalah dengan mengonsumsi makanan bergizi, menjalani diet sehat, mengonsumsi rutin Tablet Tambah Darah (TTD), serta menjaga kebersihan diri.

"Selain itu, maksimal tiga bulan sebelum menikah, calon pengantin juga wajib memeriksakan kondisi kesehatan ke puskesmas atau pun fasilitas kesehatan lain yang ditunjuk oleh pemerintah untuk mendapatkan Sertifikat Layak Kawin," sebutnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sumatra Utara Jadi Prioritas

Terkait dengan angka stunting, pemerintah telah menetapkan Sumatra Utara sebagai salah satu dari 12 provinsi prioritas penurunan stunting.

Data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menunjukan, prevalensi balita stunting di Provinsi Sumatra Utara adalah 21,1% atau turun 4,7% dari tahun 2021 yaitu 25,8%. Sedangkan untuk Kabupaten Toba berada di angka 24,8%.

Saat ini prevalensi balita stunting Sumut menempati peringkat ke-19 secara nasional. Meskipun angka prevalensi stunting di Sumut sedikit lebih baik dari angka prevalensi stunting nasional yang berada di angka 21,6%, namun capaian ini masih harus diturunkan hingga 14% sesuai dengan target Presiden.

Berkaitan dengan itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Toba, Sesmon Toberius Butarbutar mengatakan bahwa banyak hal yang menjadi penghambat dalam proses penanganan stunting di Kabupaten Toba.

“Yang juga banyak menghambat proses penanganan adalah tidak mau menerima atau penolakan hasil medis dari orang tua (anak) karena ketidaktahuan, malu, acuh, gengsi, atau hal lain,” katanya.

"Untuk menekan angka stunting Kabupaten Toba telah melakukan berbagai upaya mulai dari pemantauan ibu hamil, termasukmemastikan asupan gizi dan vitamin, hingga pemberian makanan tambahan bagi anak," jelas Sesmon.

3 dari 4 halaman

Protein Hewani Penting

Ketua Indonesia Sport Nutritionist Association, Rita Ramayulis mengatakan bahwa konsumsi protein hewani penting dalam mencegah stunting. Ia menyebut, protein yang dimaksud adalah seluruh jenis daging, telur, tahu, tempe dan kacang-kacangan.

"Protein hewani mengandung asam amino esensial yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh," katanya.

"Perbedaan antara protein nabati dan hewani, di mana protein hewani memiliki asam amino yang lebih lengkap. Namun begitu, protein nabati memiliki keunggulan dengan kandungan serat dan fitokimia yang dapat membantu melawan radikal bebas," tambah Rita.

Dirinya menegaskan bahwa strategi yang baik adalah mengombinasikan keduanya dengan tetap mengutamakan protein hewani.

“Kekurangan zat besi juga dapat menyebabkan anemia, yang dapat mengganggu pertumbuhan sel darah dan meningkatkan risiko stunting,” ujar Rita.

 

4 dari 4 halaman

Dapat Diakses Seluruh Masyarakat

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Toba, Freddi Seventry Sibarani menjelaskan bahwa protein hewani untuk mencegah stunting dapat diakses oleh semua orang karena tidak mahal.

“Di Toba protein hewani ini sangat mudah didapat dan cukup murah, tinggal kemauannya saja. Ikan nila, emas, mujair dan lain-lain itu bisa didapat gratis. Datang ke danau Toba mancing, bisa setiap hari,” jelasnya.

Fredi juga mengatakan bahwa masyarakat Toba seharusnya tidak ada yang stunting kalau betul-betul memanfaatkan potensi alam.

“Saran dari pak bupati, seluruh masyarakan wajib untuk beternak ayam, kerbau, ataupun sapi yang susunya bisa diolah untuk memenuhi kebutuhan gizi,” katanya.

Sebagai informasi, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) terhitung sejak janin hingga anak berusia 23 bulan. 

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini