Sukses

HEADLINE: Tantangan Debat Terbuka Capres 2024 di Kampus UI, Agar Tak Beli Kucing Dalam Karung

Ketua BEM UI Melki Sedek Huang mengaku sudah mempersiapkan materi dari berbagai multi disiplin ilmu untuk debat bakal capres.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) berencana menggelar debat terbuka bagi bakal capres Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan pada 14 September 2023 mendatang.

Ketua BEM UI Melki Sedek Huang mengaku sudah mempersiapkan materi dari berbagai multi disiplin ilmu untuk debat bakal capres. 

"Kemarin kita sudah berbincang dengan banyak teman-teman UI sedang memikirkan konsep terbaik. Selama satu bulan terakhir, semua teman-teman di BEM UI sedang mempersiapkan berbagai macam kajian berisi poin-poin multi aspek, multi disiplin, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya," kata Melki kepada Liputan6.com di Jakarta, Kamis, (24/8/2023).

Melki mengatakan, untuk mempersiapkan materi dari multi disiplin ilmu, ia pun kerap berdiskusi dengan para dosen dan mahasiswa. Untuk itu, ia berharap 3 bakal calon presiden, dapat hadir dalam acara debat ini. 

"Kami ingin tiga bakal capres datang ke UI secara bersamaan untuk kami dengar gagasannya. Kalau mereka menyatakan sebagai calon pemimpin ya mereka harus diuji dulu. Tempat terbaik uji gagasan ya di kampus," kata Melki. 

Melki pun yakin acara debat bakal capres tak melanggar aturan yang berlaku. Sebab dalam amar Putusan MK Nomor 65/PUU-XXI/2023 berisikan revisi Pasal 280 ayat (1) huruf h UU Pemilu. Dengan revisi ini, MK memperbolehkan fasilitas pemerintah dan tempat pendidikan digunakan sebagai ajang kampanye. Hanya saja, ada syarat yang harus dipenuhi, yakni mendapatkan izin dari penanggung jawab tempat dimaksud dan tak menggunakan atribut kampanye pemilu. 

Melki memaknai revisi klausul ini bukan berarti melanggengkan kampanye di kampus. Revisi tersebut, tutur dia, hanya memperbolehkan institusi pendidikan untuk mengundang para bakal capres ke kampus tanpa membawa atribut kampanye. 

Menurut Melki, debat bakal capres ini adalah persembahan para mahasiswa UI untuk bangsa dan negara. 

"Tidak peduli siapa presiden terpilih ini persembahan terbaik dari temen-teman UI di mana untuk presiden terpilih untuk mengerjakan PR selama 5 tahun ke depan, kita persembahkan kajian multidisplin lalu kita uji apakah mereka dapat menjawab gagasan kita," tandasnya.

Menjawab tantangan para mahasiswa UI ini, bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan siap menerima tantangan ini. 

Hal ini disampaikan Anies di akun Twitternya @aniesbaswedan pada Senin 21 Agustus 2023 kemarin. Anies menanyakan kapan debat terbuka tersebut digelar.

"Yuk, kapan?" tulis Anies di akun Twitternya @aniesbaswedan, dikutip Selasa (22/9/2023).

Sedangkan di akun Instagramnya, @aniesbaswedan, Anies juga siap menerima undangan dari BEM UI perihal tantangan debat tersebut.

"Siap menerima undangan..." tulis akun Instagarm @aniesbaswedan.

Sementara Partai Gerindra juga menegaskan bahwa bakal capresnya, Prabowo Subianto siap menerima tantangan BEM UI.

Pak Prabowo siap dan kita timnya Pak Prabowo juga siap," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman.

Dia menjelaskan, ada sejumlah isu yang bisa didiskusikan dalam perdebatan tersebut. Mulai dari persoalan sosial, hukum, serta ekonomi. 

"Sebetulnya mesti ada beberapa level, karena nanti kampanye kan kita masuk ke isu-isu tertentu ya, ke beberapa kamar isu hukum, ekonomi, pendidikan, kalau sudah itu kan enggak harus capresnya. Capresnya harus, tetapi kan banyak kampus yang akan minta," sambungnya.

Ia pun menegaskan, jika Prabowo siap untuk melakukan dialog dengan para civitas akademik.

"Nah kalau mau lebih detil tim-timnya juga diberi kesempatan. Saya sendiri paling siap kalau suruh ke kampus ya kan. Pak Prabowo juga sangat-sangat siap untuk berdialog dengan civitas akademika," tegasnya.

Sementara Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto meyakini bakal calon presiden dari partainya Ganjar Pranowo tidak masalah dengan ajakan debat para bacapres yang akan digelar oleh BEM UI.

Hasto mengatakan Ganjar telah terbiasa melakukan debat saat mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Tengah.

"Tidak ada persoalan buat Pak Ganjar Pranowo untuk menjadi gubernur beliau harus mengikuti debat ya juga di KPUD. Maka persolan debat itu tidak menjadi persoalan tertentu," jelas Hasto.

Menurut dia, yang terpenting debat tersebut dapat menjadi ajang bagi bakal capres menjawab persoalan rakyat. Sehingga, dapat memberikan gambaran kepada rakyat bagaimana calon pemimpin Indonesia ke depan.

"Tetapi yang penting adalah debat itu untuk menyampaikan kepada rakyat tentang konsepsi massa depan bagaimana setiap calon-calon pemimpin bangsa itu menjawab peroalan rakyat," katanya.

Hasto berharap, debat tersebut mampu memberikan arah bagi masa depan dan kemajuan Indonesia. Dia menyebut Ganjar juga akan menyampaikan gagasannya tentang Indonesia kepada masyarakat.

"Dengan tahapan setelah Pak Ganjar keliling seluruh Indonesia, maka tahap lebih lanjut adalah menyampaikan gagasan tentang massa depan," ujar Hasto.

"Kalau siapa Pak Ganjar Pranowo, sudah banyak tau dengan semakin dikenalnya Pak Ganjar karena tingkat disukainya pak ganjar itu tinggi dibandingkan yang lain maka elektoralnya juga akan naik," sambung dia.

 

Bosan Dengan Kampanye yang Minim Substansi

Melki berpendapat, kampanye yang dilakukan saat ini sudah sangat membosankan. Menurutnya, generasi muda sudah bosan melihat banyak kampanye minim substansi dan lip service semata.

"Silakan Datang ke UI Jika Berani! Jika melihat Putusan MK yang tengah diperbincangkan tersebut, tak ada satu pun frasa dalamnya yang menyebutkan memperbolehkan kampanye di kampus, melainkan disebutkan bahwa institusi pendidikan diperbolehkan untuk mengundang para calon dengan tidak membawa atribut dan alat peraga," kata Melki dikutip dari merdeka.com, Selasa (22/8/2023).

"Apalagi jika ditambah dengan permainan identitas dan pencitraan yang tak perlu," ucap Melki.

Ia mengungkapkan, celah yang memperbolehkan instansi pendidikan untuk mengundang para calon pemimpin atau capres ke kampus harus dimanfaatkan.

"Tiap calon pemimpin harus diuji kapasitas dan substansinya di dalam kampus secara serius daripada sekadar jualan pencitraan dan kampanye tak bermutu," ungkap Melki.

Melki berharap, institusi pendidikan dapat menguji substansi serta visi misi setiap calon pemimpin, termasuk para bakal capres.

"Jika memang punya nyali, BEM UI mengundang semua calon presiden/bakal calon presiden untuk hadir ke UI karena kami siap untuk menguliti semua isi pikiran kalian," tantangnya.

BEM UI, kata Melki, siap menyampaikan aspirasi dan berdebat dengan pada bakal capres. Melki mengaku, tidak mau masa depan bangsa digantungkan pada calon pemimpin yang hanya berfokus pada kampanye, pencitraan, dan lip service.

"Kami butuh pemimpin yang cerdas dan berpihak untuk rakyat banyak," tutupnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mahasiswa Jangan Hanya Gimmick, Tapi Harus Siap Substansi

Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno berharap mahasiswa yang menyelenggarakan debat capres ini dapat mempersiapkan materi dengan baik. Jangan hanya gimmick dan menghakimi para bakal capres.

"Saya khawatir kalau yang menyelenggarakan murni mahasiswa lebih banyak gimmicknya, ngotot-ngototannya dan menghakimi yang tentu saja tidak akan membuat nyaman capres tanpa ada data yang komprehensif," kata Adi kepada Liputan6.com di Jakarta.

Menurut Adi, untuk mempreteli isi pikiran para bakal capres ini tidak akan maksimal jika waktunya hanya satu atau dua jam. Terlebih, jika pengetahuan para mahasiswa soal isu kebangsaan ini masih sangat kurang. Dia khawatir jika panggung debat ini hanya jadi ajang demo mahasiswa. 

"Mahasiswa itu ngerti apa soal politik, IKN, yang muncul pasti gaya-gayaan dan hanya mengatakan bahwa pemerintah gagal, gitu-gitu aja. Khawatirnya pada level mahasiswanya tidak komprehensif pengetahuannya apa yang akan mereka sampaikan kepada para capres. Jadi ajang marah-marah, menghina, itu sebenarnya itu juga yang dihitung para capres," ujar dia.

 

Kemudian, kata Adi, para capres ini sebenarnya belum memiliki visi misi yang bisa diperdebatkan dalam acara debat capres. Sebab visi misi ini harus dibahas secara kolektif bersama partai-partai pendukung.

"Ganjar, Prabowo, belum ada visi misinya. Visi misi kan bukan personal. Anies juga belum punya visi misi, memang isunya soal perubahan tapi apa perubahannya kan belum ada," kata dia. 

Untuk itu, kata Adi, boleh saja mahasiswa mengundang para bakal calon presiden. Namun tak perlu dilakukan debat capres tapi cukup dengan membuka forum diskusi. 

"Mahasiswa ambil angle isu yang kira-kira memang mewakili seperti ekomoni, hukum, korupsi, dan diperdalam jangan hanya isu sepotong-potong lalu dibawa. Mahasiswa kan belum tentu mengerti banyak isu, paling informasinya hanya sepanggal-penggal kalimat yang ada dalam berita dan dijadikan sebagai justifikasi untuk menghakimi para calon," kata dia.

 

Berharap BEM UI Persiapkan dengan Baik

Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing mengapresiasi BEM UI yang mengundang para bakal calon presiden untuk debat terbuka. Menurutnya, jika debat dilakukan saat ini maka publik dapat segera tahu gagasan dan pandangan para bakal capres.

"Jadi kita masih punya banyak waktu untuk mengkaji pandangannya apakah rasional atau tidak, masuk akal atau tidak. Jadi tidak beli kucing dalam karung," kata Emrus kepada Liputan6.com di Jakarta.

Menurut Emrus, selama ini para kandidat capres masih menyampaikan gagasan yang abstrak. Namun apabila debat bakal capres di lakukan maka panelis dapat menggali lebih jauh sehingga mendapat jawaban yang realistis. Oleh karena itu, ia berharap BEM UI dapat mempersiapkan acara debat ini dengan baik.

"Presiden kan pemimpin di semua bidang mulai dari politik, sosial, ekonomi, hukum, pertahanan dan keamanan. Maka mereka perlu dibuat semacam komisi-komisi seperti hukum, HAM, ekonomi dan mereka bisa mengajak dosen. Sehingga masing-masing komisi ini bisa mendalami agar pertanyaannya itu menukik tajam, sehingga tidak sekedar menyampaikan konsep yang abstrak," ujarnya. 

Ia pun berharap acara debat ini dapat disiarkan di media sosial agar visi misi dan gagasan para bakal capres ini terekam dan dapat ditagih kembali ketika terpilih menjadi presiden.

"Sampai saat ini para kandidat masih sibuk membicarakan para cawapres, justru paling penting adalah pemikiran besar gagasan, program, dari pada sekedar pencalonan," kata dia.

Emrus pun berharap para kandidat capres ini dapat memenuhi tantangan BEM UI ini.

"Andai tidak hadir saya pikir mereka bukan pemimpin, seorang generasi muda mengadakan acara ini harus dihargai. Maka para kandidat tolong hadirlah, ini tanggungjawab mereka. Agendakan sebagai agenda utama, karena ini bukan hanya untuk mahasiswa, tp juga untuk bangsa dan negara," tandasnya. 

3 dari 3 halaman

KPU Dukung BEM UI Adakan Debat Capres

Komisioner KPU RI, Idham Holik menegaskan bahwa saat ini belum ada orang yang bisa disebut sebagai calon presiden. Pasalnya, belum ada pasangan calon presiden dan wakil presiden yang sudah didaftarkan ke KPU karena memang tahapan pendaftaran belum dibuka.

"Saat ini belum ada pasangan calon presiden dan wakil presiden," kata Idham kepada Liputan6.com.

Idham mengatakan, berdasarkan Undang-Undang Pemilu, debat capres merupakan bagian dari kampanye. Sementara saat ini belum memasuki masa kampanye. 

"Dengan demikian, KPU perlu menyampaikan saat ini belum memasuki masa kampanye. Kapan pemilu presiden dan wapres atau kapan pemilu setentak 2024? Baru akan dimulai 28 November 2023 dan selama 75 hari ke depan atau sampai 10 Februari 2024," ujar dia.  

Namun, kata dia, kampus memiliki kebebasan akademik yang harus dihormati. Di mana diskusi atau debat gagasan politik yang diselenggarakan di kampus berdampak positif terhadap pengembangan wacana publik yang mencerahkan.

"Kalau memang itu bagian dari seminar atau dialog maka itu jadi kebebasan akademik di lingkungan civitas akademika kampus," kata dia.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.