Sukses

Luhut Ungkap Sering Menolong Haris Azhar, Termasuk saat Minta Urus Saham Freeport

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengaku sangat mengenal sosok Direktur Lokataru Haris Azhar.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengaku sangat mengenal sosok Direktur Lokataru Haris Azhar.

Kedekatan mereka diungkap Luhut dalam persidangan kasus dugaan pencemaran nama baik dengan terdakwa Haris Azhar dan Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Fatia Maulidiyanti, di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kamis (8/7/2023).

"Terus terang sedih kenapa saudara Haris begitu melakukan ke saya. Saya baik sama dia. Dia minta tolong mau sekolah, mau apa pun saya. Waktu itu saya dorong dia ke Harvard University untuk ambil doktornya," ujar Luhut Binsar Pandjaitan.

"Ya dia bilang, silakan Pak Luhut kalau bisa bantu saya. Kemudian kami berapa lama enggak bertemu. Kemudian pas saya ketemu lagi dia mengatakan dia tidak masuk di sekolah itu," sambung Luhut.

Luhut mengaku sudah 11 tahun mengenal Haris Azhar. Luhut bahkan bersedia memberikan bukti-bukti kedekatannya dengan Haris Azhar. Selama itu, kata Luhut, hubungannya dengan Haris Azhar terbilang baik-baik saja.

"Jadi tidak ada hubungan kami sebenarnya yang jelek. Dia minta tolong banyak. Nanti saya tunjukkan SMS dan WhatsApp dia ke saya mengenai itu. Jadi Yang Mulia, semua yang saya rasa manusia, saya perlakukan dengan baik," ujar Luhut.

"11 tahun saya sudah ketemu yang bersangkutan. Kami suka WhatsApp-WhastaApp, saya bisa tunjukkan WhatsApp di sidang ini," ujar Luhut.

Pernyaaan Luhut memantik rasa penasaran salah satu jaksa penuntut umum. Dia pun melontarkan pertanyaan.

"Saya tertarik, Anda mengatakan kenal baik dengan Haris Azhar. Sedekat apa intensitas pembicaraan seperti apa?" tanya jaksa.

"Yang Mulia, sampai hari ini belum mengerti kenapa saudara Haris seperti itu, karena kami ber-WhatsApp-WhatsApp-an. Saya bisa tunjukkan Yang Mulia sewaktu kami ber-WhatsApp ria," jawab Luhut.

Luhut menguraikan, Haris Azhar juga beberapa kali pernah meminta bantuan kepada dirinya. Salah satunya soal pengurusan saham Freeport.

"Misalnya mengurus saham dari suku apa di Timika yang mereka bilang belum beres itu, semua baik-baik saja. Sampai saham gitu. Sudah lah, biar saja begitu. Kemudian timbul Agustus podcast tadi," ujar Luhut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Duduk Perkara Kasus Pencemaran Nama Baik Luhut yang Menjerat Haris Azhar dan Fatia

Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti terjerat kasus dugaan pencemaran nama baik terhadap Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Keduanya dilaporkan buntut video yang diunggah di kanal Youtube aktivis HAM Haris Azhar yang dianggap telah menyinggung nama Luhut.

Koordinator KontraS Fatia Maulidiyanti membantah telah mencemarkan nama baik Luhut Binsar Pandjaitan atas sebuah video yang diunggah di kanal Youtube aktivis HAM Haris Azhar.

Fatia mengatakan, konten tersebut ditujukan untuk membeberkan situasi HAM di Papua buntut bercokolnya sejumlah perusahaan ekstraktif di sana.

"Pernyataan yang saya sampaikan di Youtube Haris Azhar ini berdasarkan hasil riset terkait situasi ekonomi politik di Papua. Di mana sebetulnya itu merupakan sebuah bentuk kepentingan publik yang harus dibuka seluas-luasnya terkait situasi politik dan dugaan keterlibatan pejabat publik dalam ekstraktif industri di Indonesia yang mengakibatkan banyaknya faktor pelanggaran HAM yang terjadi di Papua hari ini," ujar Fatia Maulidiyanti di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (23/11/2023).

Fatia mengaku, konten yang disajikan dalam video itu justru merupakan kepentingan publik yang harus diketahui secara luas. Ia sama sekali tak memiliki niatan untuk merugikan sejumlah pihak. Apalagi mencemarkan nama baiknya.

Konten itu, lanjut Fatia, juga demi menguji keterbukaan negara ihwal dugaan keterlibatan bisnis ekstraktif yang dianggap berdampak pada situasi HAM di sana.

"Semuanya murni atas tujuan untuk membuka bagaimana situasi yang terjadi di Papua dan informasi kepada publik terkait situasi real dan juga meminta negara untuk menyelesaikan pelanggaran HAM di Papua," kata Fatia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.