Sukses

Viral Bocah SD Terpaksa Pindah ke SLB karena Di-bully, Begini Sikap Kemendikbud

Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi (Kemendikbud-Ristek) mengecam peristiwa seorang siswa SD yang terpaksa harus pindah ke Sekolah Luar Biasa (SLB) lantaran terus mendapatkan perundungan dari teman-temannya.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi (Kemendikbud-Ristek) mengecam peristiwa seorang siswa SD yang terpaksa harus pindah ke Sekolah Luar Biasa (SLB) lantaran terus mendapatkan perundungan dari teman-temannya.

Kemendikbud bakal memberikan sanksi kepada sekolah yang membiarkan adanya perundungan terhadap bocah itu.

Plt Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbudristek Anang Ristanto menuturkan, pihaknya telah mengeluarkan Permendikbud No. 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan.

Tujuannya, untuk menciptakan kondisi proses pembelajaran yang aman, nyaman, dan menyenangkan. Serta menghindarkan semua warga sekolah dari unsur-unsur atau tindakan kekerasan.

"Permendikbud ini juga mengatur sanksi yang bisa dikenakan terhadap peserta didik yang melakukan tindakan kekerasan, atau sanksi terhadap satuan pendidikan dan kepala sekolah, jika masih terdapat praktik kekerasan di lingkungan sekolahnya," kata Anang kepada merdeka.com, Rabu (31/5/2023).

Anang mengatakan, Kemendikbudristek secara tegas mengecam tiga dosa besar di dunia pendidikan yaitu kekerasan seksual, intoleransi, dan perundungan.

"Serta bekerja sama dengan pemangku kepentingan terus berkomitmen untuk memberantas praktik-praktik tiga dosa besar di lingkungan pendidikan," kata Anang.

Viral Bocah SD Terpaksa Pindah Sekolah ke SLB karena Di-bully

Sebelumnya viral video seorang siswa SD terpaksa harus pindah ke Sekolah Luar Biasa (SLB) lantaran terus mendapatkan perundungan dari teman-temannya. Sang bocah harus berjalan kurang lebih 2 kilometer untuk dapat mencapai sekolah.

Dalam video yang diunggah akun instagram @bagussatria727 menampilkan seorang bocah SD diantarkan ayahnya menuju sekolah. Dia sempat heran lantaran biasanya anak yang sekolah di SLB itu hanya beberapa anak.

Saat ditemui, sang anak normal dan dapat berkomunikasi dengan baik. Hal tersebut menyebabkan @bagussatria727 curiga mengapa sang anak harus sekolah di SLB.

"Kenapa sekolah di SLB?" tanya @bagussatria727

"Di SD sering diganggu sama temen saya," jawab siswa SD itu.

"Diganggu? Kok malah minta di SLB?" tanya @bagussatria727.

"Ya sering diganggu. Lagi nulis gitu, kertasnya disobek sobek," ungkap sang ayah.

"Enggak lapor guru?" tanya @bagussatria727.

"Anaknya bandel, enggak ada kapoknya," tukas sang ayah.

@bagussatria727 mengingatkan sang anak untuk terus semangat belajar. Semoga kelak, dia mengharapkan, anak tersebut bisa bersekolah dengan laik.

"Sekolah yang semangat. Besok bisa sekolah yang lebih baik," tutupnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Reaksi Netizen Lihat Bocah SD Terpaksa Pindah ke SLB karena Di-bully Teman-temannya

Video tersebut kemudian diunggah ulang oleh akun instagram @undercoverid. Netizen yang mengetahui informasi tersebut memberikan reaksi beragam.

"Kok dibiarin sampe pindah sama sekolahnya?? Kenapa sekolahnya enggak jadi penengah buat adek ini?? Kasihan loh sampai trauma sekolah, sedihnya lagi dia sampai sekolah di SLB," tulis akun @adelia19war.

"Tolong buat para orang tua, yang punya anak… ajarkan sedini mungkin. Gimana pun caranya, ajarkan anak untuk TIDAK PERNAH MELAKUKAN BULLYING baik verbal maupun non verbal. Hal kecil mulai dari kita, kalau semua orang melakukan, pasti akan berdampak besar. Insya Allah tidak akan ada lagi kasus bullying, DIMANAPUN!" tulis akun @anisnpratama.

"Stop bullying, anak yang sakit orangtua lebih tersakiti. Semoga, anaknya bisa menjadi anak yang hebat dan menginspirasi banyak orang, mengangkat derajat orangtuanya," tulis akun @dwipurwati.dr.

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.