Sukses

SMRC: Elektabilitas Ganjar Bisa Melesat Karena Dukungan Pemilih Kritis

Pada kelompok pemilih kritis, dukungan kepada Ganjar naik dari 31,1% menjadi 35,9%. Direktur Riset SMRC Deni Irvani mengatakan tingginya angka pemilih kritis yang mendukung Ganjar akan berdampak signifikan.

Liputan6.com, Jakarta Dukungan pemilih kritis akan sangat menguntungkan calon presiden Ganjar Pranowo. Sebab, pemilih kritis bisa memengaruhi pemilih lain untuk memberikan dukungan kepada calon yang sama.

Saiful Munjani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan elektabilitas tiga tokoh yang digadang-gadang bakal menjadi calon presiden (capres) di Indonesia. Berdasarkan survei yang dilakukan pada 23-24 Mei, elektabilitas Ganjar Pranowo berada di urutan pertama dengan 35,9%. Tingkat elektoral Gubernur Jawa Tengah itu meningkat 4,8% dalam kurun waktu lima bulan terakhir.

Pada kelompok pemilih kritis, dukungan kepada Ganjar naik dari 31,1% menjadi 35,9%. Direktur Riset SMRC Deni Irvani mengatakan tingginya angka pemilih kritis yang mendukung Ganjar akan berdampak signifikan.

"Dukungan dari pemilih manapun penting bagi calon, termasuk dukungan dari pemilih kritis. Pemilih kritis bisa menjadi sumber rujukan bagi pemilih yang kurang kritis, berpendidikan lebih rendah," kata Deni.

Dia menjelaskan, pemilih kritis cenderung punya akses informasi sosial-politik lebih banyak dan lebih berpendidikan. Dengan tingkat kepuasan publik atas pemerintah Joko Widodo yang relatif tinggi, calon yang dianggap bisa melanjutkan kepemimpinan, akan mendapat keuntungan elektoral.

Deni mengatakan, Ganjar masih bisa meraih dukungan lebih tinggi dari 35,9%. Dengan satu syarat, tidak ada blunder yang membuat masyarakat meragukan atau bahkan tidak memilih Ganjar.

"Ganjar masih punya ruang menaikkan elektabilitas, di antaranya karena jumlah pemilih yang tahu Ganjar belum setinggi Prabowo. Tapi dengan syarat Ganjar mampu mempertahankan likeabilitynya tetap lebih positif dari calon lain. Setiap calon perlu menghindari blunder politik yang bisa merugikan," ujar Deni.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Metodologi Survei

Deni menyampaikan total pemilih kritis dalam survei tersebut secara nasional diperkirakan 80 persen. Pemilihan sampel dalam survei ini dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD).

RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak. Dengan teknik RDD sampel sebanyak 915 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.

Margin of error survei diperkirakan ±3,3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih. Survei dilakukan pada 23-24 Mei 2023.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.