Sukses

6 Fakta Viral Guru Muda ASN Pangandaran Bongkar Dugaan Pungli di Lingkungan Pemkab

Viral seorang guru ASN (Aparatur Sipil Negara) muda bernama Husein Ali Rafsanjani di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat setelah mengunggah curahan hatinya di media sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini viral seorang guru ASN (Aparatur Sipil Negara) muda di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat setelah mengunggah curahan hatinya di media sosial.

Guru muda itu bernama Husein Ali Rafsanjani. Dia mengungkapkan adanya dugaan pungutan liar (pungli) di lingkungan Pemkab Pangandaran dan mengaku mendapat intimidasi setelah melaporkannya.

Namun kini guru muda ASN itu memilih untuk mengundurkan diri karena mendapat banyak tekanan. Dia mengungkapkan kejadian yang dialaminya di akun media sosial miliknya yaitu @Instagram @husein_ar dan akun TikTok @husein_ar.

Menurut Husein, kejadian ini berawal saat dirinya menanyakan soal anggaran yang diminta instansi saat melakukan latihan dasar (latsar) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2020.

Saat itu, dirinya merasa kebingungan dan keberatan terkait penarikan anggaran yang menurutnya tidak jelas tujuannya. Ia menduga terjadi pungli.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, saya Husein, saya minta maaf kalau jadi perhatian banyak orang. Saya cuma mau menjelaskan detailnya kenapa saya bisa speak up dan bisa berani untuk mengundurkan diri," kata Husein dalam unggahannya pada Selasa 9 Mei 2023.

Sebelumnya, Husein menjabarkan, pungli itu awalnya diterima dirinya saat Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar) 2020 ke Bandung, Jawa Barat.

Usai menerima surat tugas dengan detail anggaran yang sudah ditanggung negara, tiba-tiba seminggu sebelum Latsar dirinya diminta membayar uang transpor, padahal dirinya pada saat itu berangkat menggunakan sepeda motor pribadi. Ikut tidak ikut harus tetap membayar.

"Tapi ya sudahlah saya pada waktu itu. Terus pada saat Latsar tiba-tba ditagih lagi uang sebesar Rp350 ribu," kata Husen.

Berikut sederet fakta terkait viral seorang guru ASN (Aparatur Sipil Negara) muda di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat setelah mengunggah curahan hatinya di media sosial dihimpun Liputan6.com:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Curhat soal Pungli

Seorang guru muda atas nama Husein Ali Rafsanjani baru-baru ini menjadi perhatian banyak orang, usai videonya membongkar dugaan pungutan liar (pungli) di lingkungan Pemkab Pangandaran viral di media sosial. Video sekitar 5 menit iitu diunggah melalui Instagram pribadinya @husein_ar, Senin 8 Mei 2023.

Husein menjabarkan, pungli itu awalnya diterima dirinya saat Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar) 2020 ke Bandung.

Usai menerima surat tugas dengan detail anggaran yang sudah ditanggung negara, tiba-tiba seminggu sebelum Latsar dirinya diminta membayar uang transpor, padahal dirinya pada saat itu berangkat menggunakan sepeda motor pribadi. Ikut tidak ikut harus tetap membayar.

"Tapi ya sudahlah saya pada waktu itu. Terus pada saat Latsar tiba-tba ditagih lagi uang sebesar Rp350 ribu," katanya.

Padahal, Husein mengatakan, saat itu dirinya tidak punya uang lagi sama sekali. Apalagi gajinya selama tiga bulan sebagai guru ASN belum juga dibayar.

"Gajinya sedang dirapel," katanya.

Tidak senang dengan adanya praktik pungli, Husein kemudian melapor ke lapor.go.id dengan mencantukan screenshot penagihan pungutan dan bukti transfer.

Usai melapor, Husein mengaku dicari dan didatangi sejumlah orang. Dia kemudian diinterogasi 12 orang selama 6 jam di kantor sampai mendapat ancaman akan dipecat dan tidak menurunkan SK, jika laporan pungli yang sudah dibuatnya tidak dicabut.

"Saya dikepung 12 orang terus ditanya-tanya kenapa melapor," katanya.

Terus orang-orang tersebut beralibi, kata Husein, sebenarnya uangnya ada cuma direcofusing untuk Covid-19.

"Maaf ya, walaupun masih muda saya gak goblok," katanya.

Husein kemudian meminta surat perpindahan dananya, yang kemudian dijawab dengan alasan lainnya mengapa dana Latsarnya tidak ada dan harus memungut kepada peserta.

"Saya gak akan nyebut orangnya ya," katanya.

Karena sudah lelah dan banyak orang, yang menurut Husein, ikut dirugikan dengan laporannya, akhirnya menurunkan laporan pungli tersebut, karena ada alasan jika laporan tidak diturunkan maka semua SK guru tidak akan terbit. Dirinya pun mengundurkan diri sebagai ASN hingga sang ibunda menangis.

Husein berharap apa yang menimpa dirinyapada 2020 lalu tidak menimpa orang lain, dan praktik pungli di lingkungan pemda bisa diberantas.

Curhatan Husein tersebut mendapat komentar banyak orang di media sosial. Banyak warganet salut dengan apa yang dilakukan Husein karena sudah membongkor borok pungli yang kerap terjadi di lingkungan pemda. Curhatan ini pun sampai ke telingan Susi Pudjiastuti. Susi di akun Twitter resminya mengatakan, dirinya akan menanyakan langsung ke Bupati.

"Nanti saya kabari," ucap Husein.

 

3 dari 7 halaman

2. Pilih Mundur karena Merasa Diintimidasi

Kini Husein memilih untuk mengundurkan diri karena mendapat banyak tekanan. Guru bernama Husein Ali Rafsanjani itu mengungkapkan kejadian yang dialaminya di akun media sosial miliknya yaitu @Instagram @husein_ar dan akun TikTok @husein_ar.

Menurut Husein, kejadian ini berawal saat dirinya menanyakan soal anggaran yang diminta instansi saat melakukan latihan dasar (latsar) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2020.

Saat itu, dirinya merasa kebingungan dan keberatan terkait penarikan anggaran yang menurutnya tidak jelas tujuannya. Ia menduga terjadi pungli.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, saya Husein, saya minta maaf kalau jadi perhatian banyak orang. Saya cuma mau menjelaskan detailnya kenapa saya bisa speak up dan bisa berani untuk mengundurkan diri," kata Husein dalam unggahannya pada Selasa, 9 Mei 2023.

Husein juga mengaku mendapat ancaman pemecatan kalau laporan yang ia ajukan ke lapor.go.id tidak diturunkan. Menurutnya, laporan tersebut dianggap bisa merusak nama baik instansi.

Setelah itu, ia terus mendapat intimidasi dari pihak instansi termasuk melibatkan banyak orang. Ia akhirnya memilih untuk mengundurkan diri.

"Waktu itu karena diancam saya minta surat pemecatan saja, dari situ pada bingung dan pada ngancam. Saya jadi nggak nyaman. Sekolah saya didatengin, dicari tau masalahnya ada apa," katanya.

"Saya merasa dirugikan, karena diancamnya ke orang lain. Kalau ngancamnya ke saya nggak masalah lah, tapi kalo ke orang lain berat lah," sambungnya.

Namun masalah belum selesai. Husein mengaku juga mendapat tindakan yang tidak adil, karena di instansi tersebut terdapat CPNS yang mengambil uang kas. Namun pelaku tidak diproses sebagaimana dirinya.

"Sampai Maret 2022, ada kasus lagi tuh di instansi, CPNS yang ngambil uang kas, tapi kok prosesnya tidak seperti saya, saya disidang kayak koruptor gitu, kesannya saya itu pembunuh. Saya waktu ngelapor itu di grup kabupaten, kalau Husein nggak nurunin laporan SK se-kabupaten nggak akan turun, semua nyerang saya," ungkapnya.

Sejak saat itu, ia terpaksa mencabut laporannya dan memilih pergi ke Bandung hingga kemudian mengundurkan diri.

"Setahun saya nunggu surat pemecatan nggak keluar-keluar, ya udah saya mengundurkan diri. Saya mohon untuk jangan pernah ada lagi hal semacam ini setelah nanti mungkin saya tidak menjadi bagian dari asn kab.pangandaran," tutur Husein.

Sejak saat itu, ia terpaksa mencabut laporannya dan memilih pergi ke Bandung hingga kemudian mengundurkan diri.

"Setahun saya nunggu surat pemecatan nggak keluar-keluar, ya udah saya mengundurkan diri. Saya mohon untuk jangan pernah ada lagi hal semacam ini setelah nanti mungkin saya tidak menjadi bagian dari asn kab.pangandaran," tuturnya.

 

4 dari 7 halaman

3. Diundang Bupati Pangandaran

Dalam unggahannya, Husein juga men-tag akun Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata dan BKPSDM Pangandaran.

"Terimakasih atas pengalamannya," pungkasnya dalam unggahan itu.

Tidak lama setelah diunggah, konten itu lantas jadi perbincangan di dunia maya. Tidak sedikit akun yang meminta agarMendikbudristek Nadiem Makarim, Mendagri Tito Karnavian, Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata turun tangan.Warganet juga memenuhi kolom komentar akun Instagram Jeje Wiradinata terkait hal ini.

"Kab. Pangandaran banyak pungutan liar pak? Ini salah satu guru di wilayah bapak @husein_ar,” komentar seorang warganet.."Pak, tolong bersihkan pungutan liar dan korupsi pak," tulis warganet lainnya.

"Pak @ridwankamil . Pak Husein ini guru favorit, guru yang ada bakat di selang waktu menjadi guru, beliau juga ada bakat untuk band dll. Mohon dibantu kasus nya, pernyataannya itu dari hati sehingga tidak sengaja menahan air mata," komentar warganet lainnya.

Baru beberapa jam dibagikan, unggahan itu sudah disukai lebih dari 16,6 ribu kali dan mendapatkan lebih dari 1.180 komentar.

Belakangan unggahan Husein mendapat tanggapan dari Bupati Pangandaran dan mengundangnya untuk bertemu. Bupati Jeje akan segera mengumpulkan berbagai pihak dan pejabat terkait untuk menindaklanjuti perihal pengaduan tersebut.

"Kang @husein_ar, apabila berkenan saya undang untuk datang ke kantor SETDA Cintakarya pada Hari Kamis Tanggal 11 Mei 2023, jam 2 siang," ucapnya.

 

5 dari 7 halaman

4. Beberkan Alasan Berani Resign dan Speak Up

Dalam video berbeda, Husein menyebut bahwa ada alasan kuat mengapa dirinya berani untuk mengundurkan diri dan akhirnya memilih membocorkan dugaan pungli itu di media sosial.

"Kenapa saya bisa berani speak up? Kenapa saya bisa berani untuk mengundurkan diri? Awalnya itu waktu Latsar 2020 setelah kita menerima surat tugas dengan detail anggaran yang sudah dibiayakan oleh negara, tiba-tiba H- seminggu, kita disuruh bayar uang transport," ujar Husein.

"Yang bikin jengkelnya tuh ikut enggak ikut sama rombongan, kalau saya kan naik motor dari Pangandaran ke Bandung, ada juga kan orang yang gak bisa ikut karena lagi hamil atau lagi sakit, itu juga disuruh bayar," dia menjelaskan.

Husein, menambahkan, dirinya mau tak mau membayar biaya transportasi itu. Selanjutnya, dia malah dimintai lagi uang sebesar Rp350 ribu.

"Walaupun under sejuta, bagi beberapa orang mungkin bukan seberapa. Tapi bagi kita ini agak berpengaruh. Apalagi waktu itu tuh kita gaji selama tiga bulan belum dibayar, benar-benar belum dibayar lagi, dirapel katanya," kata Husein.

Lebih lanjut Husein mengungkapkan bahwa saat dimintai uang Rp350 ribu, dirinya merasa keberatan. Sebab, kala itu, uangnya sendiri sudah menipis.

"Jadi berat banget aja gitu. Sampai saya tuh, sampai yang nagih itu saya bilang 'Saya enggak ada uang banget'. Saya kasih screenshot isi rekening saya, enggak ada, di lima ratus ribu saja enggak ada di rekening waktu itu. Jadi sayar lapor saja, di lapor.go.id," ujar Husein.

"Saya kasih cantumannya, saya kasih screenshot penagihannya, saya kasih bukti transfernya di situ dengan kata-kata yang baik, dengan kata-kata yang saya pikirkan bersama teman-teman saya," dia menambahkan.

Husein, menambahkan, tak lama setelah laporan itu diketahui pihak Pemkab Pangandaran, pelapor dicari tahu. Merasa dirinya tak mau ada orang lain yang dituduh, Husein mengaku bahwa dirinya yang melaporkan.

Alhasil, Husein mengungkapkan dirinya langsung dipanggil ke kantor BKPSDM Pangandaran di Jalan Parigi. Momen itu membuat dirinya dikepung oleh 12 orang.

"Itu tuh suasananya kayak gimana ya, wah, hp disuruh taruh di depan terus suasananya gak enak. Saya dikepung 12 orang, saya di tengah dilingkarin gitu terus ditanya-tanya. Saya bilang, saya keberatan, saya enggak bisa bayar uang yang saya enggak tahu ini uang untuk apa," ujar Husein.

Husein menyebut, dari penjelasan orang-orang di sana, uang itu digunakan untuk penanganan COVID-19. Saat dimintai surat perpindahan dana tersebut, Husein menyebut mereka beralasan lagi uangnya tidak ada.

"Ada kali saya enam jam di kantor disidang, disuruh nurunin, diancam dipecat. Nah ini diancam dipecat juga lucu sih, katanya 'Kamu kalau laporan ini gak diturunkan, bisa dipecat karena bisa dianggap merusak nama baik instansi'. Saya bilang dengan polosnya, ya sudah saya minta surat pemecatannya hari ini juga," kata Husein.

 

6 dari 7 halaman

5. Disebut Tidak Layak Kesehatan Jiwanya

Cerita viral seorang guru ASN di Pangandaran yang melaporkan praktik pungli di lingkungan ASN justru membuat dirinya menjadi bulan-bulanan Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Pangandaran. Guru pria bernama Husein Ali Rafsanjani itu awalnya bertugas menjadi guru.

Saat mengikuti acara Latihan Dasar (Latsar) yang sudah dibiayai negara, ia tetap diminta membayar yang dinilainya sebagai pungli (pungutan liar).

Menurut Husein, pungli itu diwajibkan kepada semua ASN Pangandaran peserta Latsar tanpa terkecuali, termasuk yang tidak bisa mengikuti Latsar tersebut.

Husein yang sudah ditagih uang beberapa kali dengan peruntukan tidak jelas itu lalu memutuskan untuk melaporkan dugaan pungli ke lapor.go.id.

Melansir akun Instagramnya @husein_ar, Rabu 10 Mei 2023, Husein mengungkapkan bahwa dirinya mendapatkan intimidasi setelah melapor.

Situasi itu membuat Husein memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai ASN karena merasa tidak sanggup diintimidasi dari sejumlah pihak.

Dalam unggahannya, Husein membagikan rekaman suara Kepala BKPSDM Pangandaran Dani Hamdani yang menyampaikan bahwa dirinya sebenarnya tidak menginginkan menjadi PNS dan hanya menuruti kemauan ibunya.

Hal tersebut diduga disampaikan untuk menutupi alasan sebenarnya kenapa Husein mengundurkan diri dari ASN. Terbaru, Kepala BKPSDM menuding bahwa Husein memiliki masalah kejiwaan.

"Dia tidak layak lulus jadi PNS karena waktu tes kesehatan jiwa itu dia tidak lulus. Berarti kan secara kejiwaan dia tidak layak," kata Kepala BKPSDM.

Menanggapi hal tersebut, Husein mengaku sudah lelah mendapat berbagai intimidasi. Husein menyampaikan apa yang ia rasakan sambil menangis.

 

7 dari 7 halaman

6. Bakal Bertemu Bupati Pangandaran, Minta Tolong Dicari Sampai Ketemu Kalau Enggak Pulang-Pulang

Dugaan kasus pungutan liar (pungli) yang diungkap guru muda di Kabupaten Pangandaran, Husein Ali Rafsanjani, tengah hangat-hangatnya di media sosial. Video yang dibuat guru muda Husein ternyata viral dan mendapatkan banyak respons warganet.

Viralnya video tersebut membuat Husein Ali Rafsanjani diundang untuk bertemu Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata. Husein mengabarkan undangan itu di media sosial.

Husein menyebut akan datang sendirian tanpa ditemani siapapun besok saat bertemu bupati Pangandaran.

Bersamaan dengan hal tersebut, guru muda Husein berharap tidak ada tekanan lagi yang diberikan padanya seperti dulu saat mengundurkan diri usai melaporkan pungli.

"Bapak-bapak di Pangandaran mengundang saya untuk ke Pangandaran pada hari Kamis, dan saya juga akan datang sendiri tanpa ditemani siapapun," ujar Husein Ali Rafsanjani mengutip video terbaru yang diunggahnya melalui akun @husein_ar pada Rabu, 10 Mei 2023.

"Jadi, besar harapan saya untuk tidak adanya tekanan kepada saya," Husein menambahkan sambil tersenyum.

Guru muda yang viral gara-gara spill dugaan pungli lalu mengungkapkan bahwa dirinya bercanda dan berpesan pada temannya.

Dia meminta tolong dicari sampai ketemu jikalau dirinya besok tidak pulang usai bertemu dengan bupati Pangandaran.

"Saya juga sampai bercanda ke teman saya gitu ya, mungkin karena ketakutan saya akan sebelumnya yang saya terima. Saya sampai bercanda ke teman saya, 'Eh, kalau saya hari Kamis enggak pulang lagi ke Bandung, cari sampai ketemu'. Tapi mudah-mudahan itu hanya bercanda," kata Husein.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.