Sukses

Jokowi: Peringkat Ekonomi Kita Berada pada Nomor Satu atau Dua di Negara G20

Presiden Joko Widodo atau Jokowi membanggakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik di tengah pandemi Covid-19.

 

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi membanggakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik di tengah pandemi Covid-19. Kata Jokowi, dibandingkan negara G20, Indonesia di peringkat satu atau dua.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terbilang baik karena kebijakan yang pemerintah ambil selama pandemi dengan melakukan rem gas ekonomi dan kesehatan. Serta tidak menerapkan karantina wilayah alias lockdown.

"Kita juga patut bersyukur bahwa ekonomi kita tumbuh sangat baik. Kuartal III kemarin di angka 5,72. Inflasi juga terkendali di angka 5,5 persen. Perkiraan saya, pertumbuhan ekonomi YoY (year on year) berada di angka 5,3," ujar Jokowi ketika perayaan Imlek Nasional di Lapangan Banteng, Jakarta, Minggu (29/1/2023).

"Coba bandingkan dengan negara negara besar G20. Seingat saya kalau nggak nomor satu ya nomor dua kita. Di antara negara negara besar," sambungnya.

Jokowi mengajak masyarakat Indonesia untuk bangkit mengejar ketertinggalan dari negara lain. Sebab situasi Covid-19 di Indonesia sudah mulai normal.

"Karena situasinya sudah normal seperti sekarang ini, saya mengajak kita semuanya untuk bekerja keras bangkit optimis untuk mengejar ketertinggalan ketertinggalan kita," jelasnya.

Masyarakat perlu saling membantu kendati situasi sudah normal. Agar bisa bisa bangkit dan pertumbuhan ekonomi meningkat.

"Jangan lupa saat pandemi. Kalau saat pandemi bisa, saat normal pun juga harus diteruskan saling membantu, saling menolong sehingga semuanya akan saling terangkat naik," ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tidak Lockdown

Menurut Jokowi, bila salah langkah sejak awal pandemi Indonesia bisa mengalami keterpurukan. Bila diterapkan lockdown, maka Indonesia bisa mengalami pertumbuhan ekonomi minus sampai 17 persen.

"Itu kalau diputuskan lockdown bisa. Kita di minus 17 pada saat itu ekonomi kita, minus 17. Dan ngembalikannya ke normal itu yang sangat sulit, karena minusnya sudah langsung jatuh seperti negara-negara di Eropa," pungkas Jokowi.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.