Sukses

Survei LPI: Panglima TNI Laksamana Yudo Margono Mampu Atasi Separatisme Papua

Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) merilis hasil survei terbarunya, mengenai institusi/lembaga yang dinilai paling mampu mengatasi permasalahan separatisme di Papua. Hasilnya, TNI meraih suara tertinggi sebagai pilihan responden.

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) merilis hasil survei terbarunya, mengenai institusi/lembaga yang dinilai paling mampu mengatasi permasalahan separatisme di Papua. Hasilnya, TNI meraih suara tertinggi sebagai pilihan responden.

“Responden meyakini, TNI di bawah komando Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono mempunyai kapasitas mumpuni untuk mengatasi masalah separatisme di Papua. Segmen sosial tersebut, diambil sebagai faktor determinan karena dinilai memiliki kemampuan membaca situasi secara lebih rasional dan obyektif,” kata Direktur Eksekutif LPI, Boni Hargens, saat jumpa pers di Hotel Semanggi Jakarta, seperti dikutip dari siaran pers diterima, Jumat (23/12/2022).

Boni menjelaskan, Yudo sebagai representasi TNI yang secara rerata kumulatif rating berada di urutan satu, dengan skor penilaian 2,9500 yang disusul oleh institusi Badan Intelijen Negara (BIN) 2,9300 dan Polri yang mendapatkan skor 2,9200. Diketahui, nilai-nilai tersebut memiliki parameter mulai dari nol sampai tiga.

“Responden menyoroti Laksamana TNI Yudo Margono yang dinilai mampu berkolaborasi dengan institusi terkait lainnya untuk mengantisipasi ancaman separatisme di Papua,” jelas Boni.

Melalui hasil survei ini, Boni meyakini, besar harapan responden agar TNI mampu berkolaborasi dengan BIN dan Polri agar dapat menghasilkan langkah dan aksi nyata untuk menetralisir ancaman separatisme di Papua yang diprediksi intensinya akan meningkat pada 2023. “Tahun 2023 merupakan tahun yang berat dan gelap karena dihantui tekanan dan potensi ancaman multi dimensi yang tidak mudah, entah yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam maupun luar negeri,” wanti Boni.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Metode Survei

Sebagai informasi, survei dilakukan pada 5-16 Desember 2022 dengan meminta pandangan kelas intelektual menengah melalui google form, surel, WhatsApp, zoom dan wawancara tatap muka.

Jumlah sampel dalam survei ini sebanyak 900 orang. Mereka terdiri dari para para dosen/pakar, peneliti, anggota LSM/NGO, dan aktivis/seniman.

Selain itu, standar deviasi survei 0.4 dengan margin of error di kisaran 2% pada tingkat kepercayaan ± 98%. Teknik sampling digunakan pada riset ini adalah cluster sampling, yaitu analisis yang dilakukan pada sampel tersusun dan diseleksi berdasarkan parameter yang telah ditentukan sebelumnya.

“Parameter penentu ini dapat berupa demografi, latar belakang, atau atribut lainnya yang dapat menjadi fokus penelitian,” Boni menutup.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.