Sukses

Pelaku Bom Bunuh Diri Polsek Astana Anyar Eks Napiter, Deradikalisasi Gagal?

Kapolri menyatakan bahwa pelaku serangan bom bunuh diri di Markas Polsek Astana Anyar, Bandung teridentifikasi sebagai Agus Sujanto alias Abu Muslim bin Wahid. Dia merupakan eks napiter kasus bom panci Cicendo yang baru bebas akhir 2021 lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Serangan bom bunuh diri kembali terjadi di kantor polisi. Sebuah ledakan kuat terjadi di Markas Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu pagi (7/12/2022) sekitar pukul 8.20 WIB.

Kepolisian berhasil mengidentifikasi bahwa pelaku bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar merupakan mantan narapidana kasus terorisme (Napiter) bernama Agus Sujanto alias Abu Muslim bin Wahid.

"Dari hasil sidik jari dan kemudian juga kita lihat dari face recognition identik menyebut identitas pelaku Agus Sujatno atau Agus Muslim," kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat meninjau Polsek Astana Anyar, Bandung, Rabu siang.

Pelaku merupakan eks napiter yang ditangkap terkait kasus bom panci yang meledak di Cicendo, Bandung pada Februari 2017 silam. Dia kemudian ditangkap pada Maret 2017 dan dijebloskan ke Lapas Pasir Putih, Nusakambangan.

"Yang bersangkutan pernah ditangkap karena peristiwa bom Cicendo dan dihukum 4 tahun, di bulan September atau Oktober 2021 bebas," tutur Kapolri.

Saat itu, Agus ditangkap karena keterlibatannya merakit bom panci bersama Yayat Cahdiat alias Abu Salam. Kapolri menyebut, pelaku berafiliasi dengan kelompok teroris Jamaah Anshorut Daulah (JAD).

"Tentunya kegiatan yang bersangkutan kita ikuti, namun demikian yang bisa dijelaskan, pelaku terafilasi JAD Bandung atau Jabar dan tim terus bekerja menuntaskan peristiwa terjadi," ucap Listyo.

Ketua Komisi III DPR RI Bambang Wurianto alias Bambang Pacul menyoroti program deradikalisasi napi teroris yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pasca-aksi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung.

“Korban ini diduga adalah mantan napiter yang sudah terkena hukuman empat tahun di Nusakambangan toh, kalau keluarnya begini, berarti kan ada dugaan belum sembuh, maka ini harus dilakukan peningkatan lagi deradikalisasi,” kata Bambang Pacul saat dihubungi, Rabu (7/12/2022).

Bambang Pacul meminta program deradikalisasi dicek ulang dan ditingkatkan. Tidak hanya bagi napi teroris, tapi kelompok yang telah mendapatkan cuci otak dari kaum ekstremis juga harus dideradikalisasi.

“Program deradikalisasi ini harus dicek ulang,” ucap politikus PDIP ini.

Selain itu, Pacul juga meminta Polri, BNPT, hingga Badan Intelijen Negara (BIN) meningkatkan kewaspadaan pada semua ancaman keamanan terutama jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).

“Pada jangka pendek tentu peningkatan keamanan harus dinaikkan. Tingkat Kewaspadaan harus dinaikkan, ini menyangkut penegak keamanan yang didalamnya ada BNPT, kepolisian, intelejen. Nggak hanya Polri,” katanya memungkasi.

Ledakan terjadi di polsek Astana Anyar Bandung. (istimewa)

Pemerintah Kecolongan?

Sementara itu, Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Demokrat Santoso menyatakan, aksi bom bunuh diri yang terjadi di Mapolsek Astana Anyar Bandung merupakan bentuk kecolongan BNPT dalam mengantisipasi serangan teror.

“Peristiwa bom bunuh diri ini BNPT kecolongan,” kata Santoso pada wartawan, Rabu (7/12/2022).

Menurutnya, program deradikalisasi BNPT tidak berjalan dengan baik. Program andalan BNPT itu, kkata dia, justru hanya fokus menghabiskan anggaran saja.

“Program deradikalisasi yang dilakukan BNPT jangan beroreantasi penyerapan anggaran, tapi harus benar-benar membentuk sikap toleran antaranak bangsa atas adanya perbedaan dan pandangan politik,” ucap Santoso.

Lebih lanjut ia mengingatkan, antisipasi serangan terorisme bukan hanya tugas BNPT, melainkan juga Badan Intelijen Negara (BIN).

“Aparat penegak hukum termasuk BIN punya tugas mengantisipasi agar peristiwa bom bunuh diri ini tidak terjadi lagi," kata Santoso.

Kepala BNPT Boy Rafli Amar menolak istilah kecolongan pada kasus bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung ini.

"Istilah kecolongan itu tidak pas ya, jadi kalau peristiwa seperti itu bukan kecolongan," kata Boy kepada wartawan di Jakarta, Rabu (7/12/2022).

Menurut mantan Kadiv Humas Polri ini, istilah kecolongan lebih tepat diarahkan pada tindakan mencuri, sementara aksi bom adalah kejahatan yang mencari kesempatan.

“Kecolongan itu mengambil barang milik orang lain sebagian atau seluruhnya tanpa ijin ya. Itu artinya nyolong. Tapi kalau seperti ini pelaku kejahatan selalu mencari kesempatan. Selalu mencari. Jadi dia cari celah kapan, jamnya, bisa jadi ketika semua kita sedang tertidur, kita tidak ada di tempat. Tapi dilihat ada simbol yang layak untuk diserang,“ ujar Boy menjelaskan.

Deputi V Kepala Staf Presiden Jaleswari Pramodhawardani memastikan bahwa pemerintah mengupayakan agar masyarakat dapat merayakan Natal dan Tahun Baru (Nataru) dengan aman dan tertib. Hal ini disampaikan Jaleswari menyusul adanya serangan bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar Kota Bandung.

"Upaya pemerintah khususnya Densus 88 pasti ada. Polri dengan dibantu TNI dan pemerintah Daerah selalu menggelar operasi pengamanan Natal dan Tahun Baru, agar masyarakat dapat merayakan Natal dan berlibur dengan aman," kata Jaleswari kepada wartawan, Rabu (7/12/2022).

Menurut dia, Densus 88 Antiteror Polri sudah melakukan berbagai langkah antisipasi terhadap aksi terorisme sejak November 2022. Selain Nataru, Jaleswari, menuturkan TNI-Polri juga melakukan pengamanan menjelang pernikahan putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep di Solo, Jawa Tengah.

"Densus 88 sendiri sudah sejak November melakukan berbagai langkah antisipasi, khususnya gangguan Kamtibmas yang terkait serangan terorisme," ujarnya.

"Termasuk dalam pengamanan kegiatan seperti pernikahan putera presiden," sambung Jaleswari.

Jaleswari menegaskan, pemerintah memantau jejaring kelompok dan organisasi radikal, termasuk individu-individu yang berafiliasi dan berbaiat dengan organisasi teroris. Sehingga, bagi mereka yang terlibat dalam serangan bom bunuh diri seperti ini tidak akan lolos dari proses hukum.

"Aparat sedang melakukan pendalaman peristiwa dan akan melakukan proses penegakan hukum," ungkap Jaleswari.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Motif Bom Bunuh Diri karena Tolak KUHP?

Kapolri Listyo Sigit Prabowo menyampaikan bahwa kepolisian menemukan sejumlah kertas yang bernada protes terhadap rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) di tempat kejadian bom bunuh diri Polsek Astana Anyar, Kota Bandung.

Rancangan KUHP atau RKUHP sendiri baru saja disahkan menjadi Undang-Undang (UU) oleh DPR RI lewat sidang paripurna pada Selasa, 6 Desember 2022 kemarin.

"Di TKP kita temukan belasan kertas yang bertuliskan protes penolakan terhadap rancangan KUHP yang baru saja disahkan. Di dalamnya membahas terkait masalah zina dan sebagainya," kata Kapolri, Rabu (7/12/2022).

Sigit mengatakan, kepolisian akan mendalami temuan tersebut. "Tentunya ini semua kita dalami," ujarnya.

Salah satu foto yang beredar memperlihatkan secarik kertas putih menempel di sepeda motor diduga milik pelaku. Kertas tersebut bertuliskan "KUHP.HUKUM SYIRIK/KAFIR. PERANGI PARA PENEGAK HUKUM SETAN. QS-9:29".

Deputi V Kantor Staf Presiden, Jaleswari Pramodhawardani, mengatakan bahwa berdasarkan informasi yang didapatnya, pelaku serangan bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat diduga kuat merupakan jaringan terorisme lama yang menolak demokrasi dan hukum Indonesia.

Salah satunya, produk KUHP yang baru disahkan pemerintah menjadi undang-undang.

"KUHP sudah melalui mekanisme DPR yang demokratis dan disetujui rakyat. Ketidaksetujuan akan UU ini harusnya dilakukan melalui mekanisme yang demokratis yang telah disediakan," kata Jaleswari dikutip dari siaran persnya, Rabu (7/12/2022).

Berdasarkan informasi, kata dia, saat ini Densus 88 Polri dan unsur intelijen negara lainnya tengah melakukan pendalaman cepat untuk mengungkap peristiwa dan melakukan langkah-langkah penegakan hukum.

"Polri segera mengusut tuntas jejaring pelaku," ujarnya.

Lebih lanjut, Jaleswari menegaskan bahwa pemerintah mengecam keras tindakan terorisme, apapun alasannya. Dia menekankan bahwa aksi terorisme tidak bisa ditolerir.

"Pemerintah mengecam keras tindakan terorisme apapun motifnya karena bertentangan dengan nilai kemanusiaan," katanya.

"Peristiwa ini menunjukkan masih ada orang-orang yang melakukan aksi-aksi teror dengan cara menggunakan bom yang bisa menimbulkan korban jiwa besar. Tindakan ini jelas tidak bisa ditolerir, apapun alasannya," sambung Jaleswari.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko juga mengecam keras aksi terorisme yang terjadi di Polsek Astana Anyar. Dia menegaskan bahwa serangan bom bunuh diri ini tidak menguntungkan siapapun dan justru mencederai nilai kemanusiaan.

"Ini aktivitas yang merugikan. Bayangkan jika pelaku dan korbannya adalah keluarga kita," ucap Moeldoko dikutip dari siaran persnya, Rabu (7/12/2022).

Mantan Panglima TNI ini meminta semua pihak untuk menghentikan segala ideologi kekerasan. Moeldoko menilai ideologi yang berlandaskan kekerasan tidak bermanfaat, baik untuk perjuangan ideologi maupun bagi kehidupan masyarakat.

"Hentikan segala ideologi kekerasan. Stop aksi bom bunuh diri. Apa untungnya bagi kita? Nggak ada, yang ada cuma merugikan semua," jelasnya.

Moeldoko juga meminta semua pihak untuk melihat dan memaknai peristiwa bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar sebagai kejadian yang tidak berguna dan hanya membawa kerugian bagi semua masyarakat.

Kejadian itu, kata dia, bukan sekedar kekerasan tapi juga peristiwa kemanusiaan yang solusinya tidak bisa menggunakan jalan tinggal.

"Kita perlu memperkuat modal sosial, keguyuban dan gotong royong sebagai peringatan dini untuk melihat lingkungan sekitar kita," tutur Moeldoko.

 

3 dari 3 halaman

11 Orang Jadi Korban, 1 Polisi Gugur

Kepolisian melaporkan bahwa korban serangan bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat ini berjumlah 11 orang.

Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Suntana menjelaskan, 10 orang korban merupakan anggota polisi dan satu orang warga sipil yang sedang melintas di sekitar lokasi kejadian. Sedangkan, pelaku bom bunuh diri dipastikan tewas di lokasi.

"Ada 11 orang menjadi korban, terdiri 10 anggota Polri dan satu warga sipil. Satu orang anggota Polri meninggal dunia atas nama Aiptu Sofyan," kata Suntana dikutip dalam keterangan tertulisnya, Rabu (7/12/2022).

Kapolda menjelaskan peristiwa bom bunuh diri itu terjadi sekitar pukul 08.00 WIB saat anggota Polsek Astanaanyar sedang melaksanakan apel pagi.

Pelaku memaksa mendekati anggota polisi yang sedang melaksanakan apel. Kemudian pelaku sempat dihalau masuk oleh beberapa anggota polisi.

"Dan dia mendekat, pelaku tetap berkehendak mendekati anggota, lalu mengacungkan sebuah pisau, tiba-tiba terjadi ledakan," kata Suntana.

Kapolda pun memohon waktu untuk bisa mengungkap kejadian bom bunuh diri tersebut karena saat ini polisi masih fokus memastikan lokasi maupun lingkungan sekitar Mapolsek Astanaanyar steril.

"Sesudah ini mohon waktu, polisi akan melaksanakan olah TKP (tempat kejadian perkara) berupa pemeriksaan lokasi, pemeriksaan termasuk sidik jari, untuk memastikan identitas dari pelaku bom bunuh diri," katanya.

Adapun polisi yang gugur akibat serangan bom bunuh diri ini adalah seorang anggota Polsek Astana Anyar, Aipda Sofyan. Ia dinyatakan meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan instensif di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Imanuel.

Saat ini, bangunan depan Polsek Astanaanyar terlihat hancur berantakan akibat aksi bom bunuh diri tersebut. Dari video yang beredar, terlihat plafon bangunan polsek rusak akibat ledakan bom.

Selain itu, jendela bangunan Polsek juga rusak imbas aksi teror tersebut. Material bangunan yang hancur tampak berserakan di lantai di depan bangunan Mapolsek Astana Anyar.

Pantauan Liputan6.com, pada pukul 10.46 WIB, terdengar kembali satu kali ledakan di sekitar Polsek Astana Anyar. Pihak kepolisian belum memberikan keterangan lebih lanjut terkait ledakan yang terdengar belakangan tersebut.

Menurut warga, ledakan kedua tersebut terdengar tidak lebih kencang dari ledakan yang pertama. Diduga, suara ledakan itu berasal dari aktivitas disposal sisa bahan peledak yang ditemukan di TKP.

"Masyarakat yang tidak berkepentingan agar mundur, silakan mundur. Mundur!" seorang polisi memberikan instruksi lewat pengeras suara. Saat terjadi ledakan, puluhan masyarakat memang terlihat berkumpul di dekat garis polisi yang sejak mula sudah terbentang di lokasi.

Hingga pukul 12.13 WIB, badan jalan menuju area Polsek Astanaanyar masih dijaga ketat personel Brimob Polri. Garis polisi masih terbentang. Awak media maupun warga diminta untuk tidak mendekat ke area Polsek.

Tampak puluhan kendaraan taktis dan mobi dinas polisi terparkir. Sempat terlihat juga tim gegana Brimob berada di lokasi. Dari kejauhan, terpantau pula seorang petugas yang mengenakan baju khas penjinak bom.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.