Sukses

Deolipa Heran Komnas HAM Ungkap soal Adanya Dugaan Pelecehan Putri Candrawathi ke Publik

Deolipa Yumara mengaku heran dengan tindakan Komnas HAM yang mengungkap ke publik terkait adanya dugaan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi di Magelang, Jawa Tengah.

Liputan6.com, Jakarta - Pengacara Bharada Richard Eliezer atau Bharada E yang dinonaktifkan, Deolipa Yumara mengaku heran dengan tindakan Komnas HAM yang mengungkap ke publik terkait adanya dugaan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi di Magelang, Jawa Tengah.

Deolipa heran lantaran pelecehan seksual itu hanya sebatas dugaan Komnas HAM. Menurut Deolipa, bisa saja pernyataan itu menjadi boomerang sendiri bagi Komnas HAM.

"Sama kayak Komnas HAM bilang adanya dugaan Yoshua (Brigadir J) melecehkan, bagaimana bisa dugaan diumumkan ke publik, seharusnya kalau pakai ilmu hukum, kita marah, karena dia menduga," ujar Deolipa saat berbincang dengan tim Liputan6.com di Kantor KLY, Gondangdia, Jakarta Pusat, Sabtu (3/9/2022).

Menurut Deolipa, beruntungnya Komnas HAM menyematkan kata dugaan dalam tuduhannya kepada Brigadir Yoshua Hutabarat alias Brigadir J. Kalau tidak, maka Komnas HAM bisa dituntut.

"Dugaan itu boleh dalam dunia hukum. Pembuktiannya tetap ada di pengadilan, nah di pengadilan ini belum tentu terbukti, karena mereka (Ferdy Sambo cs) tukang bohong semua," kata Deolipa.

Menurut Deolipa, mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo ini tak melakukan cek dan ricek terlebih dahulu saat menerima laporan dari Putri dan Kuat Maruf terkait adanya dugaan pelecehan yang diterima Putri dari Brigadir J.

Sejatinya, menurut Deolipa, sebagai jenderal bintang dua, Ferdy Sambo tak mudah percaya dengan sebuah keterangan yang belum terbukti kebenarannya.

"Karena dia (Ferdy Sambo) panik dan psikopat, dia melakukan tindakan. Yang bagus kan dia melihat langsung, baru dia melakukan tindakan. Walaupun yang bicara istri kita, harus kita selisik dulu. Jangan asal terhasut oleh istri," kata dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Motif Pembunuhan Brigadir J Tak Penting

Meski demikian, menurut Deolipa, motif pembunuhan terhadap Brigadir J ini tak terlalu penting untuk diketahui. Yang terpenting menurut Deolipa adalah terungkapnya peristiwa pembunuhan berencana tersebut.

"Hakim tidak memutus berdasarkan motif, jadi motif memang tidak terlalu jadi penting, yang terpenting adalah peristiwa pidananya, dalam hal ini pembunuhan," kata Deolipa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.