Sukses

Nasib Pilu Kondisi Musisi Lawas Indonesia, Tinggal Rumah Petak hingga Kaki Diamputasi

Selain karena tidak mendapat royalti, para musisi lawas ini mengalami sakit yang memaksa mereka tidak dapat berkreasi dan beraktifitas seperti sedia kala.

Liputan6.com, Jakarta - Karya musisi pop era 80an hingga kini masih banyak digemari penikmat musik Indonesia. Tak peduli lagu-lagu karya musisi pop era 80an itu merupakan lagu pop Indonesia dirilis tahun berapa.

Selama karya-karya musisi pop era 80an itu easy listen, sudah pasti akan menjadi evergreen song atau lagu yang awet didengar sampai kini.

Meskipun karya-karya para musisi itu sampai saat ini masih menghiasi blantika musik Indonesia, namun tidak lantas membuat para pencipta lagu dapat menjalani hidup berkecukupan di masa tuanya.

Banyak faktor yang melatarbelakangi para musisi tersebut terhimpit ekonomi. Selain karena tidak mendapat royalti, juga karena sakit yang memaksa mereka tidak dapat berkreasi dan beraktifitas seperti sedia kala.

Seperti beberapa musisi dan pencipta lagu Rudy Rampengan, Andi Mapajalos, Iskandar, Jimi Manopo, dan Agoes Djumhari.

Andi Mapajalos yang merupakan pencipta lagu legendaris Almarhum Chrisye berjudul ‘Jumpa Pertama’ ini mengeluhkan kondisi para pencipta lagu di Indonesia yang kurang mendapat perhatian karena tidak banyak masyarakat yang menghargai karya seni.

"Cara berpikir orang Indonesia kan belum bisa menghargai karya seni. Inilah kondisi kami, besar di luaran tapinya seperti ini (serba kekurangan)," keluh Andi, Rabu (20/4/2022).

Direktur Merek dan Indikasi Geografis, Kurniaman mengaku prihatin dengan kondisi para musisi dan pencipta lagu era 80/90-an.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Beri Bantuan

Untuk itu, sebagai wujud kepedulian pemerintah terhadap mereka yang mengalami kesulitan, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM melalui program DJKI Peduli berinisiatif memberikan bantuan donasi.

“Kami ini datang dari DJKI dalam rangka Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, salah satu rangkaiannya adalah bagaimana DJKI ini peduli dengan sesepuh, senior-senior para musisi, para kreator yang sudah memberikan karyanya," kata Kurniaman saat berkunjung ke kediaman Rudy Rampengan di kawasan Ciledug, Tangerang Selatan.

Dalam lawatannya, Kurniaman juga menyampaikan akan memfasilitasi untuk memperjuangkan para musisi, khususnya pencipta lagu agar mendapatkan royalti yanglayak dari setiap Lembaga Manajemen Kolektif.

“Tentu kami juga prihatin dengan keadaan di masa dulunya sukses tapi (saat ini) sedikit mengalami kendala," ungkap Kurniaman.

Rudy Rampengan saat ini berusia 66 tahun. Di usia tuanya, ia kini hidup dan tinggal di rumah kontrakan di bilangan Ciledug, Tangerang Selatan.

 

 

3 dari 4 halaman

Lagu Ciptaan Musisi Lawas

Lagu karya ciptaan Rudy sempat dibawakan oleh penyanyi sekaligus artis Indonesia, seperti Mayangsari berjudul ‘Rasa Cintaku’, Rano Karno dengan judul ‘Adu Kamu’, dan Jamal Mirdad yang menyanyikan lagu berjudul ‘Hati Seteguh Karang’. Dan judul lagu ‘Jerit Anak Manusia’ yang dipopulerkan oleh Nicky Astria.

Tak hanya Rudy, kehidupan pencipta lagu lainnya juga sangat memprihatinkan. Iskandar misalnya, dia adalah pencipta lagu ‘Cinta yang Ternoda’ yang dinyanyikan Iis Dahlia dan judul lagu ‘Bulan Depan Ke Penghulu’, yang dinyanyikan Nia Daniaty. Rano Karno juga pernah membawakan lagu ciptaannya berjudul ‘Untuk Apalagi’.

Saat ini, Iskandar menginjak usia 61 tahun. Dia menderita penyakit stroke dan jantung. Iskandar harus tinggal di rumah kontrakan di daerah Bubulak, Kota Bogor.

Selanjutnya, Jimmie Manopo, seorang penyanyi sekaligus pemain drum yang sempat bergabung dengan grup band legendaris The Rollies.

 

4 dari 4 halaman

Luncurkan Album Solo

Pada tahun 1980, ia meluncurkan album solonya yang berjudul Album Perdana. Januari 2022, musisi kawakan ini harus merelakan kaki kanannya sebatas mata kaki. Dia harus diamputasi akibat penyakit diabetes yang dideritanya.

Terakhir, Agoes Djumhari merupakan keybordist yang sempat berkeliling dunia dan dikontrak Brunei Darussalam untuk melayani keluarga kerajaan. Saat ini, Agoes tinggal di sebuah rumah petak kontrakan di kawasan Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.