Sukses

Polisi Sebut Penghuni Kerangkeng Manusia Bupati Langkat Sengaja Diantar Orangtua

Polisi mengaku menemukan fakta, para penghuni kerangkeng manusia yang ada di rumah Bupati Langkat Terbit Rencana Peranginangin sengaja masuk dengan membuat surat keterangan kesediaan.

Liputan6.com, Jakarta Polisi mengaku menemukan fakta, para penghuni kerangkeng manusia yang ada di rumah Bupati Langkat Terbit Rencana Peranginangin sengaja masuk dengan membuat surat keterangan kesediaan. Mereka diantar keluarga atau orangtuanya untuk menjalani pembinaan dalam bangunan layaknya sel penjara itu.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menyampaikan, hasil keterangan dari penjaga bangunan di rumah Bupati Langkat menyatakan, tempat itu merupakan penampungan sekaligus fasilitas rehabilitasi warga yang kecanduan narkoba dan terlibat kenakalan remaja.

"Di mana para penghuni tersebut diserahkan oleh pihak keluarganya, pihak keluarganya menyerahkan kepada pengelola untuk dilakukan pembinaan, dilakukan pembinaan yang mana orang-orang tersebut kecanduan narkoba dan diserahkan dengan membuat surat pernyataan," tutur Ahmad di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (25/1/2022).

Menurut dia, awalnya penjaga bangunan menyatakan ada 48 warga binaan. Namun hasil pengecekan, tinggal 30 orang penghuni kerangkeng manusia itu.

"Kemudian kami sampaikan bahwa dari sebagian dipekerjakan di pabrik kelapa sawit milik bupati, dengan maksud untuk membekali warga binaan keahlian yang berguna bagi mereka saat mereka keluar dari tempat binaan. Dan mereka tidak diberikan upah sebagaimana pekerja karena mereka warga binaan," jelas Ahmad.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dibangun di Lahan 1 Ha

Berdasarkan hasil penyelidikan, kerangkeng manusia itu didirikan di atas tanah seluas 1 hektare dengan ukuran bangunan 6x6 meter persegi dan terbagi menjadi dua kamar dengan kapasitas lebih 30 orang. Penyidik sejauh ini masih mendalami dugaan praktik perbudakan dalam kasus tersebut.

"Ini masih dalam proses, karena kita melihat, sudah saya jelaskan dengan kesadaran sendiri orang tua mengantar dan menyerahkan, kemudian dengan surat pernyataan. Nah, tetapi apa itu nanti kita lain, nanti lihat kita dalami bagaimana prosesnya, kita belum bisa cepat-cepat memberikan kesimpulan," Ahmad menandaskan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.