Sukses

SMRC: 84 Persen Publik Tak Percaya Isu Kebangkitan PKI

Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) menyebut mayoritas publik tak mempercayai isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Liputan6.com, Jakarta - Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) menyebut mayoritas publik tak mempercayai isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI). Manajer Program SMRC, Saidiman Ahmad mengatakan, masyarakat yang tak percaya kebangkitan PKI mencapai 84 persen.

"Ada 14 persen yang setuju dengan pandangan itu (PKI bangkit). Sementara yang tidak setuju atau tidak percaya dengan pandangan bahwa PKI sedang bangkit itu ada 84 persen. Jadi dengan demikian mayoritas orang Indonesia itu tidak termakan dengan isu kebangkitan PKI," ujar Saidiman dalam rilis hasil survei SMRC pada Jumat (1/10/2021).

Sementara 2 persen lainnya tidak menjawab. Dari 14 persen yang mempercayai isu kebangkitan PKI, 49 persen di antaranya menganggap kebangkitan PKI menjadi ancaman nyata bagi negara. Sementara yang menyatakan sedikit menjadi ancaman ada 24 persen.

"Sementara yang menilai itu belum menjadi ancaman ada 16 persen dan yang sangat percaya bahwa kebangkitan itu tidak akan pernah jadi ancaman ada 7 persen dan tidak jawab ada 5 persen," ujarnya.

Saidiman memaparkan mereka yang mempercayai isu kebangkitan PKI trennya relatif stabil. Di mana dari 2015 hingga saat ini angkanya berkisar dari 10 sampai 16 persen saja.

"Demikian pula yang tidak setuju bahwa PKI bangkit itu di antara 84 sampai 90 persen," ujarnya.

Survei SMRC dilakukan pada 15-21 September 2021. Populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ada 1.220 Responden

Dari populasi itu dipilih secara random (multistage random sampling) 1.220 responden dengan response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 981 atau 80 persen.

Sebanyak 981 responden inilah yang dianalisis. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling). Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.

Saidiman mengaku bahwa quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.