Sukses

Mensos Tak Mau Penerima Bansos Hanya Itu-Itu Saja

Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara meminta jajarannya memperbarui Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara meminta jajarannya memperbarui Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Menurut dia, saat ini ada 400 kabupaten/kota yang tidak memperbaharui data penerima bantuan selama lima tahun.

Akibatnya, penerima bantuan sosial (bansos) tidak mengalami perubahan dan hanya berkutat pada kelompok orang miskin "itu-itu saja". Dengan perbaikan data ini, Kemensos akan mengeluarkan penerima bantuan yang tak lagi masuk kategori miskin.

"Jangan pelihara keluarga itu-itu saja yang dapat bantuan. Jangan karena ada kuota," kata Juliari dikutip dari siaran persnya, Selasa (17/10/2020).

Adapun sejauh ini pemerintah melalui Kemensos telah menggelontorkan sejumlah bantuan sosial untuk mensejahterakan keluarga miskin dan rentan miskin. Mulai dari, Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Program Keluarga Harapan (PKH), hingga Bantuan Sosial Tunai (BST) bagi warga terdampak Covid-19.

Dia menekankan bahwa pemberian bantuan harus memenuhi prinsip keadilan. Juliari melihat ada banyak warga yang sebenarnya layak menerima bansos, namun tidak terdata.

"Kita jangan pelihara orang miskin. Kita kasih "kandang" itu-itu saja," ucap Mensos.

Untuk itu, pemerintah akan melakukan terobosan guna memperbaiki data penerima bantuan sosial pada 2021. Data sekitar 15 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang saat ini telah menerima Program Sembako akan diperiksa ulang.

"Saya minta pada dirjen-dirjen agar dilihat lagi data penerima BPNT. Jangan sampai yang sudah terlalu lama dari zaman raskin, rastra, masih terima terus," jelas Juliari.

Selain itu, Kemensos akan mengusulkan kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) agar daerah-daerah yang tidak melakukan pembaruan data kemiskinan mendapat pengurangan dana-dana dari pusat. Juliari menegaskan tindakan ini bukanlah ancaman, namun untuk memberi motivasi kepada daerah.

"Tahun depan akan ada pemutakhiran DTKS. Akan banyak stok keluarga yang kita bantu, jadi gak ada alasan itu-itu saja yang kita bantu," ujar Mensos.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jadi Momentum

Sementara itu, Dirjen Penanganan Fakir Miskin Kemensos Asep Sasa Purnama menambahkan, rencana perbaikan data pada 2021 harus dianggap sebagai momentum berharga bagi daerah. Pendataan nasional akan mencakup 41 juta keluarga, naik dari saat ini sebesar 29 juta keluarga.

"Maka manfaatkan ini menjadi momentum untuk meng-up date data. Kalau sudah tidak miskin, harusnya kemiskinan sudah bisa dieliminir," tutur dia.

Saat ini, penerima manfaat mendapat bantuan sebesar Rp 200.000 setiap bulan. Dengan uang itu, Asep menyebut mereka bisa beli beras untuk kecukupan pangan selama satu bulan.

"Mereka juga bisa beli telur untuk membantu pengurangan stunting," pungkas Asep.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.