Sukses

Polisi: Pemutilasi di Kalilbata City Sempat Tidak Makan Beberapa Hari

Yusri Yunus mengatakan, tersangka pembunuhan disertai mutilasi di apartemen Kalibata City, LAS dan DAF, tega melalukan aksinya lantaran didorong kebutuhan ekonomi.

Liputan6.com, Jakarta Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, tersangka pembunuhan disertai mutilasi di apartemen Kalibata City, LAS dan DAF, tega melalukan aksinya lantaran didorong kebutuhan ekonomi. LAS, bahkan kata Yusri sempat tidak makan beberapa hari karena tidak ada pemasukan.

"LAS sempat mengajar les untuk mahasiswa suatu perguruan. Dia ahli dalam Kimia. Kemudian dia mengakui juga sudah beberapa hari tidak makan sehingga timbul niat untuk pemerasan," beber Yusri di Jakarta, Senin (21/9/2020).

Yusri mengungkap, kedua tersangka pasangan kumpul kebo ini memang sudah tinggal bareng satu kos. Hal itu lantaran DAF yang sudah memiliki seorang istri sempat pisah.

"Mereka tinggal sama-sama dalam satu kos. Karena DAF ini sebenarnya sudah memiliki keluarga tetapi sempat pecah dengan kehadiran LAS ini. Mereka tinggal dalam kos. Terdesak ekonomi untuk membayar kos dan kehidupan sehari-hari. Karena yang bekerja itu adalah LAS sebenarnya," beber Yusri.

LAS dan DAS membunuh dan memutilasi korban di sebuah Apartemen kawasan Pasar Baru Jakarta Pusat. Potongan tubuh dimasukkan ke koper dan ransel dan membawanya ke Apartemen di Kalibata City, Jaksel.

Mereka menyewa salah satu unit di lantai 16 Tower Ebony selama beberapa hari.

"Pada Jumat 11 september mereka memesan kamar di Tower Ebony kamar 16 AB dan mereka ambil akses kamar," kata seorang penyidik di Polda Metro Jaya, pada Jumat (18/9/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Taburkan Kopi

 

Setibanya di Apartemen Kalibata, salah satu tersangka, yakni DAF menaburkan kopi dan menyemprotkan pengharum ruangan untuk mengilangkan bau busuk.

"Dia (DAF) menaburkan kopi dan juga menyemprotkan pengharum ruangan ke dalam ransel dan koper," ujar dia soal kasus mutilasi itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.