Sukses

Rapid Test Berbayar Mahal, Ini Kata Jubir Jokowi

Sejumlah pihak mengeluhkan biaya rapid test Covid-19 yang mahal di sejumlah tempat. Apa kata Istana?

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pihak mengeluhkan biaya rapid test Covid-19 yang mahal di sejumlah tempat. Jubir Presiden Joko Widodo (Jokowi) Fadjroel Rachman menyebut, memang ada rapid test secara mandiri di luar pemerintah.

"Kan rapid test ini kan ada yang sifatnya upaya untuk mandiri, ada yang sifatnya dikelola pemerintah. Kalau yang sifatnya dikelola pemerintah termasuk mereka yang terkena covid kemudian masuk ke RS rujukan atau RS darurat Wisma Atlet semuanya kan di bawah penanganan gugus tugas," ucap dia saat live bersama merdeka.com, Kamis (25/6/2020).

Fadjroel mengatakan, lebih baik para masyarakat menghubungi gugus tugas pengananan Covid-19 setempat jika ingin melakukan rapid test. Menurutnya, hal itu cara terbaik.

"Tapi kalau yang ingin melakukan mandiri silakan saja ya, dan itu kan memang ada ya yang melakukan itu, tetapi kami berharap kalau memang sangat memerlukan mohon hubungi gugus tugas nasional," kata dia.

"Hubungi gugus tugas provinsi, daerah dan mohon dibicarakan dengan mereka bagaimana prosedur termasuk hal-hal tertentu berbau ekonomis seperti itu," ucap Fadjroel.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Serahkan ke Gugus Tugas

Dirinya tidak mau berbicara banyak bahwa rapid test berbayar tersebut seolah dijadikan lahan bisnis baru. Fadjroel juga menyerahkan kepada gugus tugas soal biaya rapid test yang berbeda beda.

"Kan gugus tugas bisa dihubungi langsung di 119, mohon ditanyakan saja apa saja prosedur untuk mendapatkan rapid test, mereka yang akan menjawabnya, karena memang yang saya ketahui ada yang mandiri, ada yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah seperti itu," kata dia.

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.