Sukses

Polisi Ngamuk di Pos PSBB Kabupaten Bandung Berencana Kunjungi Orangtua

Kapolrestabes Bandung, Kombes Ulung Sampurna Jaya mengatakan, seorang polisi Bripka HI yang ngamuk saat ditegur di pos pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Kabupaten Bandung, merupakan anggotanya.

Liputan6.com, Jakarta - Kapolrestabes Bandung, Kombes Ulung Sampurna Jaya mengatakan, seorang polisi Bripka HI yang ngamuk saat ditegur di pos pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Kabupaten Bandung, merupakan anggotanya. Pada saat kejadian, Bripka HI berencana kunjungi orangtuanya.

"(Berencana) berkunjung ke orangtuanya," kata Ulung soal video polisi ngamuk yang viral, Bandung, seperti dilansir Antara, Selasa (26/5/2020).

Menurut dia, Bripka HI merupakan anggota Satuan Lalu Lintas (Salantas) Polrestabes Bandung. Namun, kala peristiwa terjadi, Bripka HI sedang tidak berdinas atau bertugas. 

"Yang bersangkutan (Bripka HI) lepas dinas," kata Ulung.

Namun, Ulung tak menyebut alasan Bripka HI sedang tidak bertugas saat itu. Pada cuplikan video yang viral soal polisi ngamuk itu, Bripka HI memang tidak berpakaian dinas.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Amukan Bripka HI

Sebelumnya, Bripka HI itu memarahi sesama anggota polisi dari Polresta Bandung yang mengingatkannya untuk menggunakan masker sesuai aturan PSBB.

Peristiwa itu terjadi di pos PSBB, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Senin 25 Mei 2020. Dari laporan Bripka Rizal yang berjaga, oknum tersebut menggunakan mobil Fortuner hitam bernomor polisi D 1087 TI.

Usai diingatkan untuk menggunakan masker, polisi itu justru memarahi dan mengajak berkelahi petugas. Selain itu, oknum itu bertanya kepada petugas soal angkatan lulusan, sambil berkata-kata kasar.

Saat ini Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat telah memutuskan untuk memutasi Bripka HI dari Satlantas Polrestabes Bandung ke Pelayanan Markas (Yanma) Polda Jawa Barat karena perbuatannya yang dinilai arogan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.