Sukses

Update Corona Minggu 10 Mei: Pasien Covid-19 Sembuh Bertambah 91 Orang

Yurianto mengingatkan kembali untuk menjaga jarak, lebih dari 2 meter, cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, dan tetap produktif selama di rumah.

Liputan6.com, Jakarta - Juru bicara pemerintah untuk penanganan Corona Covid-19 Achmad Yurianto menuturkan, jumlah pasien positif Covid-19 pada Minggu (10/5/2020) yang sembuh bertambah 91 orang. Dengan demikian, totalnya mencapai 2.698 orang.

"Hari ini jumlah yang sembuh sebanyak 91 orang, sehingga total sebanyak 2.698 orang," ujar Yurianto melalui konferensi pers di Gedung BNPB Jakarta Timur, Minggu (10/5/2020).

Sementara untuk penambahan kasus positif, hari ini ada 387 orang sehingga total menjadi 14.032 orang.

Dia juga mengatakan, dari total kasus tersebut, jumlah pasien meninggal akibat Covid-19 juga bertambah 14 orang sehingga total 973 orang.

Semua data pasien Corona Covid-19 tersebut dikumpulkan dari pukul 12.00 WIB, Sabtu 9 Mei hingga pukul 12.00 WIB, Minggu (10/5/2020).

Yurianto pun kembali mengingatkan kepada semua masyarakat untuk menjaga jarak, lebih dari 2 meter, cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, dan tetap produktif selama di rumah.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Metode Deteksi Virus Corona

Sebelumnya, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, saat ini ada tiga jenis tes untuk mendeteksi virus Corona atau Covid-19 di Indonesia.

Pertama adalah tes menggunakan Real Time - Polymerase Cgain Reaction (RT-PCR). Tes ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang cukup tinggi bahkan hampir 95 persen.

"RT PCR inilah yang dipakai di seluruh dunia untuk memastikan apabila sampel berupa swabnya diambil dari hidung atau tenggorokan, itu bisa dites dan menunjukkan positif atau negatif terhadap virus SarsCov 2 ini," kata Wiku di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Selasa (5/5/2020).

Tes kedua yakni Tes Cepat Molekuler (TCM). Tes ini menggunakan sebuah relatif yang begitu cepat yang dilakukan secara molekuler dan memunyai sensitifitas sekitar 95 persen.

"TCM, tes cepat molekuler, menggunakan sebuah yang relatif cepat, dilakukan secara molekuler, dan ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas cukup tinggi sekitar 95 persen," kata Wiku.

Kendati hampir sama dengan RT-PCR untuk mendeteksi Corona, TCM dinilai lebih cepat. Pasalnya, tes RT-PCR harus memerlukan reagen dan sampel.

"Kalau yang RT PCR tadi sering disebut sebagai open system jadi sistemnya terbuka, memerlukan reagen dan sampel, dan bisa di lakukan tes dengan relatif cepat beberapa jam sudah bisa ketemu hasilnya," kata Wiku.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.