Sukses

Takut Disalahgunakan, Pemprov DKI Pilih Berikan Sembako Ketimbang Uang Tunai

Dia menilai untuk bantuan berupa uang akan mempersulit prosesnya, sebab tidak semua data penerima bansos memiliki KTP Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta, Irmansyah menyatakan pihaknya belum mempunyai rencana terkait pemberian bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat berupa uang tunai.

Dia menyebut pembagian bansos akan tetap berupa sembako atau bahan-bahan pokok untuk masyarakat miskin atau rentan miskin di Jakarta.

"Tapi sejauh ini persiapan kita tetap ke sembako," kata Irmansyah saat rapat di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (6/5/2020).

Dia menilai untuk bantuan berupa uang akan mempersulit prosesnya, sebab tidak semua data penerima bansos memiliki KTP Jakarta. Selain itu, Irmansyah menyebut masyarakat harus memiliki nomor rekening masing-masing.

"Tapi itu kita serahkan kepada pimpinan (gubernur). Pada implementasinya kita melihat kalau angka mungkin mohon maaf Rp 150 ribu atau berapa nilainya kalau dibandingkan sembako," ucapnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Khawatir Disalahgunakan

Sementara itu, Asisten Kesejahteraan Rakyat pada Sekretariat Daerah DKI Jakarta Catur Laswanto mengkhawatirkan pemberian bansos dengan uang dapat disalahgunakan untuk keperluan lainnya.

"Karena terus terang, kami tidak ingin bantuan dalam bentuk uang justru nanti digunakan untuk keperluan lain," kata dia.

Selain itu, Catur menyebut pemberian bansos sembako sudah diperhitungkan berdasarkan asupan kalori untuk masyarakat.

Kendati begitu dia menyebut pemberian bansos berupa uang masih menjadi bahan diskusi internal Pemprov DKI Jakarta. Sebab bantuan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.

"Memperhitungkan kebutuhan 55.000 kalori dengan komposisi enam item untuk satu minggu. Untuk sementara ini anggaran yang kami alokasikan untuk empat kali pembagian sembako sebesar Rp 149.500 per paket," jelasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.