Sukses

Kata Jokowi soal Mundurnya Belva Devara dan Andi Taufan dari Staf Khusus Presiden

Belva dan Andi Taufan mundur setelah panen kritikan akibat dugaan memiliki konflik kepentingan di pemerintahan.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku memahami keputusan Belva Devara dan Andi Taufan Garuda Putra yang mundur dari jabatannya sebagai Staf Khusus (Stafsus) Presiden. Keduanya mundur setelah lima bulan ditunjuk Jokowi sebagai staf khusus pada November 2019.

"Saya memahami kenapa mereka mundur, Saudara Belva Devara dan Andi Taufan. Mereka anak-anak muda yang brilian, yang cerdas, dan memiliki reputasi serta prestasi yang sangat baik," kata Jokowi dalam keterangan pers Sekretariat Presiden, Jumat (24/4/2020).

Menurut dia, baik Belva, Andi Taufan, dan enam staf khusus lainnya memiliki sejumlah prestasi di bidangnya. Sejak awal, Jokowi mengaku ingin adanya anak-anak muda seperti keduanya untuk berkesempatan belajar dan berperan serta dalam pemerintahan dan tata kelola.

"Sebetulnya saya ingin mereka tahu mengenai pemerintahan dan kebijakan publik," ucap dia.

Meski singkat, Jokowi menyebut bahwa keduanya telah banyak membantu selama menjadi staf khusus. Keduanya, kata dia, memberikan gagasan inovasi di berbagai sistem pelayanan publik agar menjadi lebih cepat dan efektif.

"Mereka telah banyak membantu saya bersama-sama dengan staf khusus lainnya dalam membuat inovasi di berbagai sistem pelayanan publik sehingga lebih cepat dan efektif," jelas dia.

Jokowi berharap keduanya dapat terus meniti kesuksesan di bidang masing-masing yang selama ini mereka geluti.

"Saya meyakini, Insyallah, mereka akan sukses di bidang masing-masing. Belva di bidang pendidikan dan Andi Taufan di bidang tekfin keuangan mikro dan usaha kecil," tuturnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Stafsus Milenial Tersandung Konflik Kepentingan

Sebelum mengundurkan diri, Andi Taufan banyak menerima kritikan dari sejumlah pihak. Hal itu lantaran dirinya membuat surat berkop Sekretariat Kabinet kepada seluruh camat di Indonesia.

Melalui surat itu, Andi Taufan meminta para camat mendukung relawan PT Amartha Mikro Fintek dalam menangani virus corona (Covid-19). Andi tak lain adalah CEO dari PT Amartha.

Setelah surat itu tersebar di media sosial, berbagai pihak mendesak Presiden Jokowi mencopot Andi Taufan dari staf khusus karena dinilai adanya konflik kepentingan. Salah satunya, desakan itu muncul dari Indonesian Corruption Watch (ICW).

Andi pun mengajukan permohonan mundur dari jabatan staf khusus Presiden kepada Jokowi. Surat itu disampaikannya ke Jokowi pada 17 April 2020.

Sebelum Andi, Belva Devara telah mengundurkan diri dari staf khusus Jokowi. Belva juga tersandung isu konflik kepentingan usai perusahaannya Skill Academy by Ruangguru menjadi salah satu mitra Kartu Prakerja.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.