Sukses

HEADLINE: Nurmansyah dan Riza Patria Berpeluang Jadi Cawagub DKI, Siapa Paling Kuat?

Nurmansyah dan Riza Patria resmi diajukan sebagai calon Wagub DKI. Keduanya dinilai memiliki peluang yang sama. Namun mana yang lebih kuat?

Liputan6.com, Jakarta - Teka teki soal nama calon wakil gubernur DKI terjawab sudah. PKS dan Gerindra sepakat mengajukan nama Nurmansyah Lubis dan Riza Patria untuk mendampingi Gubernur DKI Anies Baswedan.

Kedua nama cawagub DKI itu bakal diserahkan kepada Gubernur DKI Anies Baswedan. Selanjutnya Anies menyodorkan ke DPRD DKI Jakarta untuk kemudian ditetapkan melalui panitia pemilihan (panli) Wagub DKI. Nantinya, anggota DPRD DKI akan memilih satu di antara dua nama tersebut untuk dijadikan pengganti Sandiaga Uno.

Menurut Pengamat Politik dari UIN, Adi Prayitno, kedua figur itu memiliki peluang yang sama untuk menduduki kursi DKI 2. Karena Nurmansyah dan Riza Patria dinilainya sebagai kader terbaik dari PKS dan Gerindra.

"Tapi kalkulasi politik di atas kertas, Riza lebih diunggulkan karena faktor Gerindra sebagai partai pemenang pemilu ketiga dan mendukung pemerintah. Posisi ini bisa dikapitalisasi Gerindra untuk menang karena PKS nyaris tak punya teman koalisi," ujar Adi kepada Liputan6.com, Selasa (21/1/2020).

Namun begitu, ia meminta semua untuk bersabar melihat hasil dari proses ini. Sebab segala kemungkinan masih bisa terjadi. "Tapi di atas segalanya, tak ada yang pernah tahu siapa yang akan menang. PKS masih berpeluang," ucap Adi.

 

Infografis Siapa Cawagub DKI Pendamping Anies Baswedan? (Liputan6.com/Triyasni)

Prediksi nama Riza Patria bakal menjadi calon terkuat menjadi wagub DKI juga dikemukakan pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin. Dia menilai ada beberapa alasan sosok dari Gerindra itu bakal menduduki kursi Wagub DKI.

"Pertama Gerindra memiliki kursi lebih dari PKS. Kemudian Gerindra juga memiliki unsur pimpinan di situ. Selanjutnya nama yang diusung Gerindra lebih populer dibandingkan PKS. Melihat dari situ, peluang paling besar yang unggul dari Gerindra," ujar Ujang saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (20/1/2020).

Selama ini PKS dinilainya tidak mendapatkan hati di internal DPRD DKI Jakarta. Hal itu terkait dengan model lobi PKS sehingga pembahasan wagub DKI menjadi molor, kendati kursi itu telah disepakati milik PKS.

"Soal komunikasi politik saja, yang kurang cocok dengan gaya partai lainnya. Mungkin kemarin kenapa wagub jatahnya PKS, tetapi mereka tidak ada yang merespons atau menolak. Ada yang salah dengan komunikasi yang dibangun PKS," ujar dia.

Ujang menjelaskan, selama penelitiannya terkait lobi politik, tak ada partai yang melakukannya dengan tangan kosong. Mereka yang tidak membawa apapun saat melobi, disebutnya tidak mendapatkan apa-apa. "Enggak ada yang makan siang gratis," ujar Ujang.

"PKS tidak clear, pola (komunikasi) umum dilakukan. (Padahal) lobi-lobi itu ya semuanya ada janji, itu di belakang layarnya. Kita tidak tahu apa deal-nya, pasti mereka mengatakan tidak ada, namun faktanya ada," imbuh dia.

Kesepakatan kursi wagub DKI sebelumnya sudah disetujui untuk diserahkan kepada PKS. Namun jika kursi wakil gubernur itu benar-benar diduduki Riza dari Partai Gerindra, tentu ini sebagai konsekuensi yang harus ditanggung PKS. Sebab menurut Ujang, koalisi akan memudar seiring tidak sejalannya kepentingan parpol.

"Saya mengatakan koalisi di kita itu tak ada yang permanen. Karena bukan koalisi ideologis, tapi pragmatis, hanya berlandaskan kepentingan. Ketika kepentingannya berbeda, ini sudah pasti akan bercerai," ucap Ujang.

Perceraian PKS dan Gerindra, kata dia, sudah terlihat sejak Prabowo Subianto masuk dalam lingkaran Istana. Kritikan juga acap dilontarkan PKS terkait dengan kinerja Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.

"Keretakan PKS dengan Gerindra, sudah retak sejak Prabowo jadi Menhan. Itu sudah retak. PKS kritik kebijakannnya, seperti Menhan sering ke luar negeri," ujar Ujang.

Sementara itu Ketua DPW PKS DKI Jakarta, Shakir Purnomo menegaskan PKS optimistis kadernya bakal menjadi wakil gubernur DKI. Untuk mewujudkan ini, PKS akan melakukan berbagai langkah.

"InsyaAllah kita akan terus berkomunikasi memperkenalkan kandidat," ujar dia kepada Liputan6.com, Selasa (21/1/2020).

Ia berharap proses pemilihan wakil gubernur DKI berjalan lancar. Pemilihan nanti diharapkan dapat dilakukan secara voting terbuka. 

"Voting terbuka menurut saya keren banget. Kalau bisa dapat itu diputuskan oleh DPRD begitu menurut saya keren. Tapi kan kita lihat nanti prosesnya di DPRD. Nanti kami melalui fraksi akan usulkan, suarakan apakah bisa, kalau bisa terbuka menurut saya jadi kelihatan siapa memilih siapa," ujar dia.

Meski demikian, Shakir mengaku akan lapang dada jika jagoannya keok dalam proses DPRD DKI Jakarta nanti. Menurutnya, hal itu merupakan hal biasa dalam sebuah kontestasi politik.

"Pasti ikhlas. Kompetisi kalah menang itu biasa. Kalah menang biasa yang penting juara. Jadi kami akan ikhtiar maksimal, pokoknya terus bismilah. Kita akan terus lakukan ikhtiar maksimal, berdoa," ucap Shakir optimistis. 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Setor 2 Nama ke Anies

Surat berisi dua nama calon wakil gubernur DKI sudah di meja Gubernur DKI Anies Baswedan. Surat itu diserahkan oleh Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta M Taufik bersama Wakil Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Syarif, Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Mohammad Arifin dan Sekretaris Fraksi PKS Achmad Yani.

"Tadi (bertemu) dengan Pak Gubernur, saya dengan Pak Arifin dan kawan-kawan dari Fraksi PKS menyampaikan surat usulan. Dan Alhamdulillah diterima oleh Pak Gubernur," kata M Taufik di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Selasa (21/1/2020).

Dia menambahkan, selangkah lagi warga DKI Jakarta akan memiliki wakil gubernur baru. Sebab, anggota parlemen di Kebon Sirih akan segera memproses dua nama itu setelah Gubernur DKI Anies Baswedan menyerahkannya ke DPRD DKI Jakarta.

"Dan insyaallah saya kira warga Jakarta akan punya wakil gubernur dalam waktu dekat. Kami akan proses juga di DPRD setelah kami terima surat dari Pak Gubernur," sambungnya.

Sementara Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Mohammad Arifin mengatakan, PKS-Gerindra telah sepakat dengan dua nama tersebut. Dia berharap, dua nama ini segera diproses agar Anies Baswedan punya pendamping untuk bekerja.

"Mudah-mudahan Pak Gubernur cepat mengajukan ini ke DPRD dan DPRD segera memproses sehingga dalam waktu dekat, DKI Jakarta memiliki wakil gubernur yang bisa sinergi dengan Pak Anies," kata Arifin.

Sedangkan Anies sendiri mengaku sudah menerima dua usulan nama Cawagub DKI tersebut. Pihaknya pun akan segera memproses nama Nurmansyah dan Riza Patria ke DPRD DKI.

"Barusan kami menerima pimpinan Fraksi Gerindra dan pimpinan Fraksi PKS, menyampaikan dua nama yang menjadi usulan untuk menjadi calon wakil Gubernur DKI Jakarta. Tadi sudah kami terima. Dan nanti insyaallah akan kami proses," tukas Anies di Balaikota, Jakarta, Selasa (21/1/2020).

"Kalau sudah ada usulan dari partai pengusung, maka saya meneruskan ke DPRD," imbuh dia.

Anies mengaku, tidak masalah dengan dua nama yang disodorkan PKS dan Gerindra. Nama Nurmansyah dan Riza Patria disebutnya sudah dikenal. Kepada keduanya, Anies mengingatkan tentang tanggung jawab yang berat dalam membenahi Jakarta. Sebab, ada janji politik kampanye Pilgub 2017 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI Jakarta.

"Dan saya percaya dua pribadi yang diusulkan ini pasti sudah pelajari, memahami dan siap melaksanakan itu semua," kata Anies.

 

3 dari 3 halaman

Saling Tarik Kursi Cawagub

Selama hampir 1,5 tahun, penentuan cawagub DKI berjalan di tempat. Penyebabnya, tarik ulur PKS dengan Partai Gerindra, proses di DPRD dan sejumlah sebab lainnya. Dua nama yang disodorkan PKS, yakni Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto akhirnya mental dan hilang dari pasaran.

Alhasil, PKS-Gerindra kembali mencapai kesepakatan. Dua partai pengusung Anies-Sandi di Pilkada 2017 itu memunculkan dua nama baru untuk dibawa ke DPRD DKI. Yakni, Nurmansyah Lubis dari PKS dan Riza Patria dari Partai Gerindra.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyebut, dua nama yang diajukan telah disepakati bersama Gerindra dan PKS.

"Pada hari ini saya membawa surat yang ditujukan kepada gubernur DKI yang ditandatangani dua belah pihak PKS dan Gerindra," ucap Sufmi di Gedung DPRD DKI, Senin 20 Januaro 2020.

Sementara Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta M Taufik mengaku, munculnya dua nama itu juga atas pembicaraan Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Presiden PKS Sohibul Iman. Prabowo dan Sohibul telah menandatangani surat untuk dua nama tersebut.

"Oh iya (lewat pembicaraan keduanya) makanya suratnya ditandatangani, kalau enggak, bagaimana ditandatangani," kata Taufik di Ruang Fraksi Gerindra DPRD DKI, Jakarta Pusat, Senin (20/1/2020).

Namun begitu, Presiden PKS Sohibul Iman menampik pernyataan Taufik. Menurutnya, ia tidak mengetahui ihwal penunjukan Nurmansyah Lubis sebagai cawagub DKI.

"Soal Nurmansyah Lubis yang dipilih bareng Riza Patria, Oh kita enggak tahu, dia (Gerindra) ngumumin, enggak tahu saya," kata Sohibul di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Senin 20 Januari 2020.

Ia pun menjelaskan, salah satu mekanisme resmi untuk menjadi cawagub itu ketika salah satu nama calon tersebut sudah dimasukkan ke dalam amplop dan amplop tersebut langsung diserahkan kepada gubernur.

"Jadi, karena sekarang kita belum menyampaikan kepada gubernur, ya kami tidak berani mengumumkan. Kami mengumumkan ketika sudah diserahkan ke gubernur," jelasnya.

Ia pun mengungkapkan, PKS sudah menyiapkan kadernya untuk menjadi cawagub. Meski begitu, ia akan tetap menunggu proses hingga selesai dan tak ingin tergesa-gesa dalam mengumumkan cawagub.

"Jadi saya sampaikan, PKS sudah menyiapkan nama kader PKS yang mau dicalonkan. Yang kedua, PKS juga berkomitmen mengambil 1 di antara 4 yang diusulkan oleh Gerindra," ungkapnya.

"Nah tentu kan ada proses, sampai itu proses selesai, kemudian dimasukkan ke dalam amplop, diserahkan kepada gubernur, di situlah PKS akan mengumumkan. Jadi PKS ini partai yang tidak grasak-grusuk, kami taat asas," sambungnya.

Ia pun menegaskan, taat kepada aturan dan proses yang sudah ada atau ditentukan. Salah satunya yakni ketika nama itu sudah masuk ke dalam amplop dan amplop tersebut sudah diserahkan kepada gubernur.

"Anda ingat ketika mencalonkan Syaikhu dengan Agung? Kami umumkan ketika kami menyampaikan kepada gubernur. Jadi begitulah sejatinya, kita pasti sampaikan kepada publik. Tapi kita taat asas, taat proses, itu sudah benar-benar final ketika sudah masuk amplop dan amplop diserahkan ke gubernur, di situ baru kami akan umumkan," tegasnya.

Saat disinggung dua nama yakni Riza Patria dan Nurmansyah Lubis sudah final atau resmi. Ia pun ingin hal itu ditanyakan kepada pihak yang mengumumkan.

"Tanya ke mereka, tanya ke mereka. Saya tidak tahu," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.