Sukses

Cerita Kapolda Gatot soal Pengakuan Teroris yang Ingin Bertemu Bidadari

Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono menyampaikan bahayanya intoleransi, radikalisme, dan terorisme di depan ratusan mahasiswa.

Liputan6.com, Jakarta - Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono menyampaikan bahayanya intoleransi, radikalisme, dan terorisme. Menurut dia, intoleransi, radikalisme, dan terorisme rentan diterima oleh mereka yang masih mencari jati diri seperti para mahasiswa baru.

"Intoleransi kalau kita biarkan bisa berkembang menjadi radikalisme, radikal kalau kita biarkan bisa menjadi terorisme," ujar Gatot saat menjadi pembicara dalam acara Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru di Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta Barat, Minggu (18/8/2019).

Gatot pun menceritakan pengalaman saat anggota Polri menangkap seorang teroris di Jambi. Menurut Gatot, pelaku tidak terafiliasi dengan kelompok teror tertentu.

"Dia (pelaku) hanya lima bulan belajar agama lewat internet. Tanpa pembimbing, alhasil melakukan aksi teror," kata Gatot.

Setelah lima bulan belajar agama melalui media sosial, pelaku mendatangi sebuah Mapolsek di Jambi dengan membawa senjata tajam. Satu anggota Polri yang tengah berjaga pun terkena sabetan senjata tajam pelaku.

"Setelah ditangkap, dia bilang kenapa saya ditangkap hidup-hidup, kenapa enggak ditembak sekalian. Ketika ditanya, dia bilang dia ingin melihat bidadari (jika ditembak dan meninggal," kata Gatot.

Saksikan video pilihan di bawah ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hati Hati Gunakan Medsos

Gatot pun mengimbau kepada seluruh mahasiswa untuk berhati-hati menggunakan media sosial.

"Itu pengakuan dari yang bersangkutan. Mari memilah mana yang baik mana yang buruk," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.