Sukses

Keluh Kesah dan Pesan SBY dalam Video Renungan Ramadan

Meski tak berada di Indonesia, SBY rupanya tetap memantau kondisi politik di Tanah Air.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden kelima RI Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY hingga saat ini masih berada di Singapura. Ketua Umum Partai Demokrat itu tengah mendampingi sang istri, Ani Yudhoyono yang sedang menjalani pengobatan atas sakit kanker darah yang dideritanya.

Meski tak berada di Indonesia, SBY rupanya tetap memantau kondisi politik di Tanah Air. Apalagi, Partai Demokrat mendukung salah satu pasangan capres cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Hal itu terbukti ketika SBY mengirimkan video yang dibuatnya dari Singapura dan diterima oleh sang anak yang juga Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY.

Belum lama, SBY kembali merekam video yang kemudian ditonton sang anak, AHY bersama dengan kader Partai Demokrat lainnya. Ada beberapa hal yang disampaikan SBY melalui rekaman video tersebut.

Salah satunya adalah SBY yang bercerita gagalnya pertemuan dirinya dengan capres yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Selain itu, SBY bahkan sempat mengimbau kepada Prabowo agar bertemu dengan calon presiden petahana Joko Widodo atau Jokowi.

Berikut cerita-cerita dan pesan SBY yang disampaikan melalui rekaman video dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Sedih Dituduh Tak Ikut Kampanye

Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku tak habis pikir dengan tuduhan yang dialamatkan kepada dirinya dan istri, Ani Yudhoyono yang tengah dirawat di Singapura.

Menurut SBY, ia dituduh tidak mau terlibat dalam kampanye Pemilu Serentak 2019 karena menemani Ibu Ani berobat.

"Saya sungguh bersedih. Dan Ibu Ani harus meneteskan air matanya, mendengarkan tuduhan itu," kata SBY dalam sebuah video bertajuk renungan ramadan yang ditonton langsung oleh Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Agus Harimurti Yudhoyono di kediamannya, Senin, 27 Mei 2019.

SBY menyebut, tuduhan itu tidak berdasar. Presiden RI ke-6 itu mendoakan kepada pihak-pihak yang berprasangka buruk agar selalu diberi kesehatan. Sehingga tidak merasakan sakit seperti yang diderita Ibu Ani.

"Di bulan suci ramadan ini, saya doakan agar yang bersangkutan dan keluarga yang disayanginya tidak mengalami penyakit kanker darah seperti yang diderita Ibu Ani. Agar tak perlu merasakan penderitaan dan perjuangan hidup yang dijalani ibu Ani, setiap hari, siang dan malam," tutur SBY.

SBY mengatakan, 2019 ini merupakan tahun ujian bagi keluarganya. Sebab empat bulan sudah sang istri tercinta dirawat akibat penyakit kanker darah. SBY pun wajib mendampingi Ibu Ani selama menjalani perawatan.

Akibatnya, SBY dan istri tidak bisa memimpin kampanye Partai Demokrat saat Pemilu Serentak 2019.

"Tentu kami berdua sangat sedih, namun inilah takdir dan ujian dari Allah yang harus kami jalani dengan tabah," kata SBY.

 

3 dari 7 halaman

2. Batal Bertemu Prabowo

SBY pernah merencanakan pertemuan dengan capres yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Singapura. Namun rencana tersebut batal.

"Direncanakan mengadakan pertemuan saya dan Prabowo di Singapura," kata SBY.

SBY menyebut, kala itu sudah siap untuk bertemu. Namun mendadak rencana tersebut batal.

"Saya siap, namun sayang secara mendadak beliau membatalkan pertemuan tersebut," ujar SBY.

Sebelumnya, Prabowo Subianto berencana menjenguk Ani Yudhoyono di Rumah Sakit National University Hospital, Singapura, Jumat 3 Mei 2019. Namun rencana itu batal.

"Khusus rencana kunjungan Bapak Prabowo Subianto, tadi malam, Adc (ajudan) beliau menyampaikan kepada kami kunjungan tersebut ditunda/reschedule," ujar staf pribadi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ossy Dermawan dalam siaran persnya, Jumat 3 Mei 2019.

 

4 dari 7 halaman

3. Imbau Prabowo Temui Jokowi

SBY kemudian mengimbau kepada Prabowo agar bertemu dengan calon presiden petahana Joko Widodo atau Jokowi. Dia menilai pertemuan tersebut punya tujuan yang baik.

"Akan sangat baik dan mulia jika saatnya nanti Prabowo bisa bertemu Jokowi secara langsung. Pertemuan antara dua tokoh nasional yang keduanya punya pendukung dan konstituen yang besar. Keduanya punya cita-cita yang baik," kata SBY.

SBY menilai, pertemuan tersebut tidak harus disepakati apa-apa. Dia yakin, Jokowi juga akan menghormati jalan konstitusional Prabowo.

"Jika dalam waktu dekat belum memungkinkan, tidak berarti tidak ada hari esok yang lebih indah," kata SBY.

Dia juga berharap, pertemuan tersebut dilakukan secara terbuka. Tidak dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

"Akan baik dan mendidik jika pertemuan tersebut dibuka di hadapan publik. Tak perlu bersembunyi dan lewat pintu belakang. karena bisa menimbulkan fitnah, padahal maksudnya baik sifatnya," kata SBY.

 

5 dari 7 halaman

4. Ceritakan Awal Pertemuan AHY dan Jokowi

SBY menceritakan asal mula pertemuan Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka beberapa waktu lalu.

Presiden ke-6 RI ini menegaskan, tidak ada pembicaraan terkait bagi-bagi kursi di pemerintahan sebab AHY, hanya menjadi jembatan komunikasi dengan Jokowi.

SBY menjelaskan, pertemuan tersebut adalah undangan langsung dari Mensesneg Pratikno. Dalam undangan disebutkan, Jokowi ingin bertemu dengan AHY. Sebagai warga negara baik, kata SBY, AHY bertemu dan sama sekali tidak membahas silang pendapat di KPU.

"Setelah pertemuan, AHY sampaikan kepada saya bahwa substansi yang dibicarakan baik, tidak ada catatan kursi apapun di pemerintahan. Dalam pertemuan tersebut disampaikan harapan memelihara komunikasi dengan saya," kata SBY dalam video yang diputar di hadapan para kader di kediamannya, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (27/5/2019).

Dia mengatakan, AHY hadir tidak mewakili langsung Partai Demokrat. Serta tidak merepresentasikan kubu calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.

"Saya sendiri dikasih tahu AHY dua hari sebelum pertemuan," lanjut SBY.

Harapan komunikasi tersebut pun kata dia sama dengan mantan presiden yang lain. Yang sudah hadir di Istana Merdeka, setelah hasil rekapitulasi KPU pada 21 Mei seperti Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, dan Presiden ke-3 BJ Habibie.

"Harapan itu saya kira sama dengan mantan Presiden yang lain baik Habibie dan Megawati. Berhubung belum bisa kembali ke tanah air, Saya kira tepat diwakili AHY," kata SBY.

 

6 dari 7 halaman

5. Demokrat Punya Etika Terima Kekalahan

SBY juga mengatakan, Partai Demokrat memiliki nilai dan etika yang dijunjung tinggi untuk menerima kekalahan jika itu yang dialami partainya.

"Sebelum Partai Demokrat berdiri, pada Pemilihan Wakil Presiden tahun 2001, saya kalah dalam putaran kedua. Sekian jam kemudian, saya didampingi Ibu Ani menyampaikan pernyataan untuk menerima kekalahan tersebut," kata SBY.

Dia mengatakan, pada saat itu dirinya menerima kekalahan dan mengucapkan selamat kepada wapres terpilih dan meminta para konstituennya mendukung wapres terpilih tersebut.

SBY juga menceritakan di Pemilu Legislatif (Pileg) 2014, dirinya menerima hasil hitung cepat, dan mengucapkan selamat kepada tiga partai politik yang memperoleh suara di atas Demokrat.

"AHY sebagai salah satu kader utama Demokrat juga menganut etika dan nilai yang sama, pasca-hitung cepat Pilkada Jakarta, dia menerima kekalahan setelah sebelumnya menelpon dan mengucapkan selamat kepada pasangan yang menang," ujarnya.

SBY mengatakan, apa yang dilakukannya pada 21 Mei lalu hakikatnya sama, yaitu meskipun perolehan suara Demokrat menurun dibandingkan Pemilu 2014, secara kesatria harus menerima hasil Pemilu 2019.

Menurut dia, apa yang dikatakannya ketika 21 Mei adalah menerima dengan catatan terkait pelaksanaan Pemilu 2019.

"Karena itu, selain Demokrat memberi jalan dan dukungan terhadap para caleg yang menggugat ke MK karena merasa dirugikan, kami juga mengevaluasi secara komprehensif atas penyelenggaraan Pemilu 2019," katanya.

Dia menilai evaluasi komprehensif itu agar Pemilu 2024 dapat dilaksanakan lebih damai, jujur, adil, demokratis, dan berkualitas, fair play dan keadilan yang sejati bagi para peserta Pemilu.

 

7 dari 7 halaman

6. Pesan Untuk Seluruh Kader Partai Demokrat

SBY meminta kepada para kadernya agar tetap santun dalam menghadapi kekalahan dalam Pemilu 2019. Dia pun mempersilakan kader untuk melaporkan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).

"Mari kita jaga tradisi baik partai kita dalam setiap kontestasi. Kita pernah menang meski juga pernah kalah. Kata AHY, menang tidak terbang, kalah tidak patah. Sebagaimana pertandingan olahraga, adakalanya kita menang, ada kalanya kita kalah. Kalah menang kita berjabat tangan secara sportif," kata SBY.

SBY menjelaskan, partainya memiliki etika yaitu menerima kekalahan jika memang itu yang terjadi. Selama Pemilu, dimulai dari 2001 pada Pilpres. Pada putaran kedua pemilihan wapres, sekian jam setelah kalah dia menerima kenyataan.

"Saya ucapkan selamat pada wapres terpilih dan minta konstituen saya mendukung wapres tersebut," lanjut SBY.

Saat AHY kalah pun di Pilkada, putra sulungnya uga mengucapkan selamat. Secara ksatria kata SBY, AHY menerima kekalahan itu.

"Saya lakukan pada 21 mei 2019 lalu, hakikatnya sama. meski perolehan partai kita menurun dibandingkan 2014, secara ksatria kita harus menerima hasil pemilu itu," kata SBY.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.