Sukses

Pamekasan Siap Jadi Sentra Bawang Merah Off Season

Perluasan tanam bawang merah di atas lahan seluas 100 hektar.

Liputan6.com, Jakarta Bantuan program kawasan bawang merah kembali dialokasikan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Hortikultura. Kali ini bantuan seluas 100 hektar diberikan ke Kabupaten Pemekasan, Madura, Jawa Timur 

Hal ini merupakan upaya pemerintah untuk menstabilisasikan pasokan bawang merah, melalui manajemen tanam yaitu mendorong perluasan tanam di daerah yang bisa tanam di luar musim (off season).

"Pamekasan berhasil menyangga pasokan bawang merah saat off season karena bawang merah varietas manjung asli Pamekasan memiliki daya tahan tinggi saat musim hujan. Produktivitas pun mencapai enam sampai tujuh ton per hektare bahkan bisa mencapai 10 ton per hektare di musim kemarau," ujar Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Moh. Ismail Wahab.

Hal tersebut disampaikan Ismail saat memberikan bantuan benih bawang merah di Desa Bangsereh, Kecamatan Batumarmar secara simbolis ke tiga Kelompok Tani (Poktan) yaitu Poktan Tani Sejati, Poktan Sukatani dan Poktan Sukurtani II.

"Rencananya, total benih yang diberikan sebesar 100 ton. Masing-masing kelompok tani dapat program bawang merah sebanyak 10 hektar. Sehingga bantuan benih sebesar 10 ton per kelompok," terang Ismail.

Tidak hanya itu, bantuan alat dan mesin berupa handsprayer, kultivator dan pompa air juga akan diberikan. "Sebagian masih proses di Kantor Pusat, kami akan segera berikan, karena petani perlu sekali" tambahnya.

Ketua poktan Sukatani, Satromo merasa bersyukur mendapat bantuan kawasan bawang merah tahun ini. Pria asal desa ponjanan barat yang telah puluhan tahun menanam bawang merah itu mengaku baru pertama kali dapat APBN.

"Baru kali ini dapat bantuan (APBN). Kami ini dari awal tanam bawang merah secara mandiri. Benih dan saprodi beli sendiri, tidak ada bantuan" terang Satromo.

 

Bantuan berupa benih dan pupuk akan dibagikan ke 50 anggota kelompoknya. "Terima kasih karena kami sudah dibantu. Ini akan kita tanam sama-sama di pertengahan bulan Mei nanti," katanya.

Kecamatan Batumarmar yang dikenal sebagai sentra terbesar bawang merah Pamekasan telah menyumbang jumlah produksi yang tidak sedikit. Berbeda dengan sentra lain yang umumnya mengurangi luas tanam di musim hujan, di Pamekasan-Madura ini malah puncak tanam bawang merah.

"Ini yang disebut tanam di luar musim. Saat ini bawang merah yang banyak beredar di Jawa sampai Kalimantan asalnya dari Madura sini. Makanya petani selalu dapat harga bagus, saingannya sedikit," terang Ismail.

Varietas Tajuk yang diberikan ke petani berasal dari Nganjuk dan termasuk benih unggul karena tahan kondisi basah dan kering serta provitasnya pun tinggi. "Diharapkan panen nanti bisa mendapat minimal 10 ton per hektar dan dipergunakan lagi untuk tanam di musim hujan," lanjutnya.

Pamekasan sebagai sentra bawang merah di Pulau Madura memiliki luas panen 2018 sebesar 2.600 hektare, terbesar di kecamatan Batumarmar, dengan produksi 186 ribu kuintal, naik dibandingkan pada 2017.

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah mengalokasikan APBN 2019 di Kabupaten Pamekasan senilai lebih dari Rp42 Milyar termasuk bantuan benih hortikultura. Serta tambahan berupa kawasan bawang merah 100 hektar senilai Rp1,8 Milyar.

"Bantuan ini ditujukan untuk memantapkan Pamekasan sebagai sentra utama bawang merah khususnya untuk kebutuhan di luar musim tanam," tutup Ismail.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini