Sukses

Cegah Demam Berdarah, Warga Duren Sawit Sebar 300 Ikan Cupang di Selokan

Secara teknis, bubuk abate dilarutkan ke sejumlah kolam milik warga atau pun tempat penampungan air sejenis.

Liputan6.com, Jakarta - Wabah demam berdarah yang cukup rawan di awal tahun 2019 ini membuat sejumlah wilayah di DKI Jakarta berbenah. Salah satunya di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur dengan menyebar sekitar 300 ikan-ikan kecil seperti gapi dan cupang.

Kasatpol PP Duren Sawit, Andik Sukaryanto menyampaikan, pelepasan ratusan ikan kecil itu di saluran air dan selokan pemukiman warga sebagai upaya pembasmian jentik nyamuk.

"Giat jumantik ini kita kasih bubuk abate, ikan cupang, dan ikan gupi," tutur Andik dalam keterangannya, Jakarta, Jumat (1/3/2019).

Secara teknis, bubuk abate dilarutkan ke sejumlah kolam milik warga atau pun tempat penampungan air sejenis. Termasuk menyebar ikan agar nantinya terjaga dari bibit penyakit khususnya demam berdarah.

"Agenda Jumat Keliling (Jumling) dan Pencegahan Sarang Nyamuk (PSN) berjalan lancar dan tertib. Giat dipimpin Camat Duren Sawit," jelas dia.

Kegiatan tersebut melibatkan Satpol PP, Babinsa, PPSU, dan tim Jumling PSN. Total ada sekitar 35 personel yang terjun langsung dalam upaya pencegahan demam berdarah.

"Semoga dengan upaya ini dapat ikut menjaga kesehatan masyarakat," Andik menandaskan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyebaran Nyamuk DBD

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia mencatat bahwa jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) telah mencapai 16.692 orang. Dan 90 persen di antaranya merupakan anak-anak di bawah 15 tahun. Ini merupakan data dari periode 1 Januari hingga 3 Februari 2019.

Jumlah penderita kemungkinan masih akan bertambah. Padahal, angka penderita DBD masih bisa ditekan asalkan masyarakat mau peduli akan 3M, yaitu menguras, menutup, dan mendaur ulang. 

Hal ini diungkapkan Kepala Unit Kajian Pengendalian Hama Pemukiman (UKPHP) dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Drh Upik Kesumawati, Selasa, 19 Februari 2019.

"Ini yang membuat nyamuk Aedes aegypti masih marak dan menyebar di mana-mana. Manusianya itu yang malas," Upik menekankan. 

Berdasarkan penelitian, lanjut Upik, nyamuk Aedes aegypti telah mengalami perubahan perilaku adaptif. Jika sebelumnya nyamuk penyebab DBD ini lebih aktif mengisap darah di siang hari, kini aktif mengisap di malam hari. 

Upik, mengatakan, perkembangbiakan nyamuk itu tak hanya di tempat yang berpolusi, tapi juga bertelur di air yang jernih. Sehingga, jentiknya dengan mudah ditemukan di berbagai tempat baik di dalam, maupun luar rumah.

Meski ketika dewasa, nyamuk Aedes aegypti betina sebagai pembawa virus dengue, lebih senang hidup di dalam ruangan serta membutuhkan darah manusia untuk membantu perkembangan telurnya. Karena itu, Upik mengimbau kepada para masyarakat untuk lebih peduli terhadap 3M, guna memberantas nyamuk Aedes aegypti.

"3M itu mudah, enggak usah pakai biaya, tinggal kemauan kita yang mau membersihkan sarang-sarang itu," Upik menekankan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Demam berdarah dengue atau disingkat DBD, atau disebut juga demam dengue/demam berdarah, adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue.

    DBD

  • demam berdarah