Sukses

Polri soal Keterlibatan WNI dalam Bom Ganda di Filipina: Belum Ada Bukti Ilmiahnya

Kadiv Humas Polri, Irjen Mohammad Iqbal, menyebut otoritas Filipina belum memberikan bukti bomber itu merupakan WNI.

Liputan6.com, Jakarta -a Polri menyebut belum ada bukti ilmiah keterlibatan warga negara Indonesia (WNI) dalam pengeboman Gereja Katedral Our Lady of Mount Carmel di Jolo, Filipina, sampai saat ini. Kadiv Humas Polri, Irjen Mohammad Iqbal, menyebut otoritas Filipina belum memberikan bukti pengebom itu merupakan WNI.

"Sampai detik belum ada konfirmasi secara ilmiah DNA dan lain-lain yang mengonfirmasi kalau itu benar WNI," kata Iqbal di Jakarta, Kamis (7/2/2019).

Iqbal mengatakan, Polri dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) telah mengirim perwakilannya ke Filipina dan telah bertemu dengan wakil kepolisian setempat.

"Ingin menunjukkan sinergi antarlembaga dan upaya responsif atas kejadian ini. Kan, di media sudah banyak informasi diduga pelaku adalah WNI," ucap Iqbal.

Dia pun meminta semua pihak bersabar hingga didapatnya informasi yang valid soal keterlibatan WNI di pengeboman di Filipina. "Tunggu saja nanti akan disampaikan ke publik," ujar Iqbal.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Klaim Filipina

Sebelumnya, bom ganda meledak di Gereja Katedral Our Lady of Mount Carmel di Jolo, Minggu, 27 Januari 2019. Bom ganda pertama kali meledak dalam katedral saat misa akan selesai.

Sementara itu, bom kedua meledak di tempat parkir beberapa saat setelah bom pertama meledak.

Beberapa jam kemudian setelah tragedi tersebut, ISIS mengklaim sebagai dalang dalam ledakan melalaui corong kantor berita AMAQ, kantor berita ISIS di Asia Tenggara.  

Pihak otoritas Filipina melalui Pelaksana tugas Menteri Dalam Negeri Filipina, Eduardo Ano, menyebut ada dugaan keterlibatan warga negara Indonesia dalam tragedi bom bunuh diri di Katedral Our Lady of Mount Carmel di Jolo. Meski demikian, pemerintah Indonesia menyebut informasi tersebut masih sepihak.

"Saya sampaikan bahwa itu berita sepihak, BNPT dan Kemenlu sudah melakukan pengecekan dan koordinasi sampai sekarang belum selesai, bahwa itu belum tuntas, masih otoritas Filipina sendiri. Pihak Kepolisian, pihak-pihak yang bersangkutan dengan masalah terorisme sedang menjajaki, sedang mengusut, sedang memastikan ini siapa," ucap Menkopolhukam Wiranto di kantornya, Jakarta, Senin (4/2/2019).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.