Sukses

Jokowi Jadi Anggota Kehormatan FKPPI

Ketua Panitia Jambore Bela Negara FKPPI, Bambang Soesatyo, mengungkapkan rasa bahagia sekaligus bangga atas kehadiran Presiden Jokowi untuk kesekian kalinya di acara tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi secara resmi membuka Jambore Bela Negara Forum Komuniasi Putra-Putra Purnawairawan TNI-Polri Indonesia (FKPPI) di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta, Jumat (7/12/2018).

Ketua Panitia Jambore Bela Negara FKPPI, Bambang Soesatyo, mengungkapkan rasa bahagia sekaligus bangga atas kehadiran Presiden Jokowi untuk kesekian kalinya di acara tersebut.

"Saat ini kita juga patut bangga, bahwa ada di antara kita, yaitu Bapak Jokowi anggota kita, anggota kehormatan FKPPI, maju kembali di pertarungan Pilpres 2019," ujar pria yang akrab disapa Bamsoet dalam siaran tertulis, Jakarta, Jumat.

Jokowi Jadi Anggota Kehormatan FKPPI (FOTO:Liputan6.com/Istimewa)

Dia pun meminta peserta jambore mendukung pemerintahan Jokowi. Terlebih, Jokowi telah menunjukkan kepeduliannya kepada FKPPI.

"Kalau beliau cinta kepada FKPPI, rasanya kurang elok kalau FKPPI tidak cinta kepada beliau. Jadi, kalau ada pihak-pihak yang mengkait-kaitkan Bapak Jokowi dengan isu PKI, kita wajib membelanya, sanggup?" tanya Bamsoet yang langsung disambut gemuruh tepuk tangan para peserta Jambore.

"Mana Papua? Mana Aceh? Siap?" lanjut dia dan dijawab dengan kata "siap" oleh para peserta sambil mengepalkan tangan.

Bamsoet: Ancaman Indonesia Bukan Lagi Ancaman Fisik (FOTO: Liputan6.com/Istimewa)

Jambore Bela Negara FKPPI sendiri diikuti oleh 1.350 kader dari seluruh Indonesia. Selama jambore, mereka akan mendapatkan wawasan tentang ideologi Pancasila beserta ancaman, tantangan, hambatan dan gangguannya. Juga tentang wawasan kebangsaan, masalah pertahanan dan keamanan serta latihan fisik serta keprajuritan.

Turut hadir dalam acara tersebut, antara lain Menhan Ryamizard Ryacudu, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menko Polhukam Wiranto, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dan Mensos Agus Gumiwang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

NKRI Harga Mati

Bambang Soesatyo yang juga Ketua DPR itu mengingatkan, saat ini, Indonesia menghadapi ancaman perang dalam bentuk nonfisik. Ancaman itu berupa perang pemikiran serta ideologi yang bertentangan dengan Pancasila, seperti ancaman liberalisme, kapitalisme, radikalisme maupun terorisme.

"Ancaman yang kita hadapi adalah perang modern yang dikenal sebagai proxy-war, dengan menggunakan kekuatan-kekuatan dari dalam negeri sendiri. Yang kita hadapi kebebasan tanpa batas, ancaman radikalisme dan terorisme, tindakan intoleransi serta merebaknya politik identitas dalam jagad kehidupan politik kita," ujar Bamsoet.

Menurut dia, jambore ini berguna untuk menempa rasa cinta Tanah Air para peserta. Oleh karena itu, lanjut dia, peserta akan mempunyai ketahanan ideologi, ketahanan wawasan dan mental serta keterampilan dalam bela negara, usai mengikuti kegiatan tersebut. Mereka juga akan menjadi agen bangsa yang setia terhadap NKRI, menyuburkan perdamaian, dan menguburkan permusuhan.

Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini menuturkan, FKPPI ingin menggelorakan kembali semangat bela negara kepada setiap warga. Jangan sampai, lanjut dia, Bangsa Indonesia terlena dengan berbagai bentuk ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan kehidupan bangsa dan negara.

"FKPPI akan terus memantapkan wawasan kebangsaan, wawasan kenegaraan, dan wawasan kejuangan. Sosialisasi empat pilar kebangsaan tidak boleh berhenti, yaitu Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indoneia dan Bhinneka Tunggal Ika. Itulah sebabnya, kami menyelenggarakan Jambore Bela Negara FKPPI ini," ucap Bamsoet.

 

Bamsoet: Ancaman Indonesia Bukan Lagi Ancaman Fisik (FOTO: Liputan6.com/Istimewa)

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menuturkan, sebagai bagian dari "anak kolong", dia dan seluruh kader FKPPI sejak kecil sudah diajarkan tentang nilai-nilai kejuangan, cinta Tanah Air, cinta persatuan dan kesatuan, serta cinta Pancasila dan NKRI. Bagi FKPPI, Pancasila dan NKRI adalah harga mati.

"Darah kami adalah darah perjuangan. Siapapun yang ingin berupaya merusak persatuan dan kesatuan bangsa, mengoyak-ngoyak kebinnekaan, melawan Pancasila serta mengancam NKRI, maka kami akan berada di barisan terdepan untuk melawan mereka," tegas Ketua DPR.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.