Sukses

Antrean Penumpang KRL Mengular hingga ke Luar Stasiun di Rawa Buntu

Para pekerja yang biasanya bisa langsung tap in dengan kartu mereka, kini harus mengantre terlebih dahulu.

Liputan6.com, Jakarta - Antrean tiket KRL mengular di Stasiun Rawa Buntu. Hal ini terjadi lantaran PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) memberlakukan tiket kertas bagi penumpang KRL.

Para pekerja yang biasanya bisa langsung tap in dengan kartu mereka, kini harus mengantre terlebih dahulu.

Antrean bahkan terjadi hingga ke luar stasiun. Antrean tiket KRL juga terjadi di Stasiun Depok Lama. Akibatnya, petugas menambah tiga loket tambahan agar antrean di loket utama tak terjadi penumpukan.

"Saat ini kartu multitrip, THB tidak dapat digunakan, silakan mengantre untuk mendapat tiket kertas," teriak petugas menggunakan pengeras suara.

Sebagian penumpang pun bingung dan langsung ingin masuk ke stasiun tanpa membeli tiket. "Pakai ini (kartu) enggak bisa, Pak?" tanya salah satu penumpang KRL.

"Sekarang pakainya kertas, silakan mengantre di loket," ujar petugas.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemeliharaan Sistem

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) memberlakukan tiket kertas bagi penumpang KRL. Ini dilakukan menyusul adanya pemeliharaan sistem tiket elektronik.

"Memohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami seluruh pengguna KRL selama masa pembaharuan dan pemeliharaan sistem tiket elektronik," kata VP Komunikasi Perusahaan PT KCI Eva Chairunisa dalam keterangannya, Jakarta, Senin (23/7/2018).

Eva menambahkan, permintaan maaf khusus disampaikan kepada para pelanggan setia pemilik Kartu Multi Trip (KMT) maupun kartu uang elektronik dari bank. Mereka tetap harus membeli tiket kertas di loket yang tersedia.

"Tetap perlu melakukan transaksi tiket pada loket sebelum menggunakan jasa KRL selama masa pemeliharaan berlangsung," ujar dia.

Sistem tiket elektronik KRL telah berjalan sejak Juli 2013 atau lima tahun yang lalu. Agar sistem tersebut makin baik, Eva menegaskan pembaruan tak bisa terhindarkan demi pelayanan yang lebih lagi.

"Pembaharuan dan pemeliharaan sistem dalam skala keseluruhan yang berlangsung saat ini tidak dapat dihindari untuk menjaga keandalan sistem ini di masa yang akan datang," kata dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.