Sukses

Ahmadiyah Indonesia Minta Penyerang Rumah Jemaat di Lombok Timur Diusut

Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) menyesalkan penyerangan dan pengusiran pengikutnya oleh sekelompok orang di Kecamatan Sakra, Lombok Timur, NTB pada 19 dan 20 Mei 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) menyesalkan penyerangan dan pengusiran pengikutnya oleh sekelompok orang di Kecamatan Sakra, Lombok Timur, NTB pada 19 dan 20 Mei 2018. Akibat penyerangan dan pengusiran itu, 21 perempuan dan 3 laki-laki dewasa kehilangan tempat tinggal.

Korban masih mengungsi di Mapolres Lombok Timur.

JAI pun meminta dilakukan langkah penegakan hukum terhadap para pelakunya. Terlebih, pengikut Ahmadiyah masih sah sebagai warga negara Indonesia.

"Kami sebagai warga negara yang sah di NKRI ini meminta hak kami yaitu langkah penegakan hukum dari Kapolri melalui Kapolda NTB dan Kapolres Lombok Timur agar pelaku kriminal penyerangan diproses hukum secara adil untuk menunjukkan hukum ditegakkan dan memberi kepastian pada masyarakat," kata Juru Bicara JAI, Yendra Budiana saat menggelar jumpa pers di Kantor Komnas Perempuan, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (21/5).

Yendra juga mengingatkan Gubernur NTB, M Zainul Majdi dan semua pihak, kebencian dan kekerasan terhadap kelompok yang berbeda seperti Ahmadiyah dapat berdampak pada pariwisata NTB. Apalagi, saat ini sektor pariwisata di NTB khususnya Lombok sedang berkembang pesat.

"Ini tentunya merugikan rakyat Indonesia sendiri," ujar Yendra.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

8 Rumah Hancur

Dia menyampaikan peristiwa penyerangan dalam dua hari terakhir terjadi tiga kali. Penyerangan pertama terjadi hari Sabtu pukul 11.30 Wita dan pukul 21.00 Wita. Selanjutnya terjadi Minggu pada pukul 06.30 Wita.

Ia menyebut, akibat peristiwa itu 8 unit rumah milik jemaat Ahmadiyah hancur. "Ada 24 orang yang dievakuasi ke Mapolres Lombok Timur," sebutnya."Saat ini masih di Mapolres Lombok Timur. Tapi kami belum update lagi," kata Yendra.

Dia mengatakan pihaknya juga belum mendapat informasi dari kepolisian terkait tindakan terhadap pelaku perusakan termasuk juga belum ada tersangkanya. Dari puluhan korban ada juga ibu hamil dan lansia yang butuh penanganan khusus.

Reporter: Hari Ariyanti

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini