Sukses

Ketua Dewan Pers: Peliputan Terorisme Tetap Prioritaskan Keselamatan Nyawa

Persoalan terorisme, diungkapkan Stanley, bukanlah urusan sepihak dari kepolisian ataupun TNI.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Pers, Yosep Stanley Adi Prasetyo, mengimbau wartawan untuk memprioritaskan penyelamatan nyawanya terlebih dahulu ketika melakukan liputan. Khususnya dalam peliputan terorisme.

Stanley, sapaan akrabnya, juga mengatakan institusinya akan membuat semacam surat edaran kepada para wartawan, yang berisi pedoman peliputan terorisme, guna mengingatkan standar operasional (SOP) kembali.

"Wartawan harus nyelamatin nyawa dulu. Percuma Anda bikin reportase untuk jutaan masyarakat, kalau Anda (wartawan) sendiri meninggal dunia, reportasenya tidak berhasil," ucap Stanley, usai Forum Merdeka Barat 9 "Cegah dan Perangi Aksi Teroris", di Kantor Kemkominfo, Jakarta Pusat, Rabu (16/5/2018).

Dia menuturkan, SOP harus benar-benar mereka pahami. Karena, pedoman peliputan mengenai terorisme itu sendiri telah tercantum secara jelas.

Hal ini harus diperhatikan, ucap dia, agar reportase dapat berlangsung terus-menerus dan tidak terputus karena pewarta itu sendiri yang meninggal dunia.

"Nah itu yang harus dilakukan oleh teman-teman siapapun, terutama televisi (TV), karena tv kadang harus deket sama lokasi harus stand up di deket tempat kejadian," tuturnya.

Persoalan terorisme, diungkapkan Stanley, bukanlah urusan sepihak dari kepolisian ataupun TNI.

Namun, kata dia, sesuai dalam Deklarasi Wina, persoalan terorisme merupakan musuh umat manusia. Media termasuk yang harus memeranginya.

"Apakah ini media, apakah ini masyarakat biasa, kita harus memeranginya bersama-sama. Caranya seperti apa? Ya itu tadi, jangan jadi amplifier dari message terrorism," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.