Sukses

Potret: Ikan Napoleon, Permata dari Laut Natuna

Tingginya harga jual lebih dari Rp 1 juta per kilogram, menjadi nilai investasi menggiurkan bagi nelayan pebudidaya Napoleon.

Liputan6.com, Riau - Permainan tradisional yang mengakar ratusan tahun buat kaum lelaki Natuna, Kabupaten Paling Utara, Provinsi Kepulauan Riau. Berputar pada poros menciptakan keseimbangan.

Yakin dan konsentrasi penuh menghasilkan ketahanan putaran inilah segelintir makna di balik seni permainan yang menjadi jembatan silaturahmi di antara kaum nelayan. Beradu ketahanan berputar menentukan siapa yang menyerang atau bertahan. Sebuah filosofi dan pembelajaran tentang arti sportif, kejujuran, putaran gasing jadi putaran keseimbangan dengan alam sekitar.

Hamparan karang beraneka rupa membungkus lebih dari 90 persen dasar laut seputar Natuna. Ikan beragam warna asik bermain di sela-sela. Lukisan sehatnya habitat terumbu di antara gugusan nusa pembentuk serambi utara negeri. 

Sumber anugerah tak terbatas jika mampu mengolah dan menjaga kelestariannya. Napoleon jenis ikan yang tak bisa lepas dari Natuna. Inilah satwa indikator sehatnya gugusan karang. Ikan pemangsa bintang laut raksasa, pemakan terumbu karang, namun kini masuk daftar hewan terancam punah.

Senja merah bata hinggap di Sedanau, wilayah yang dua dekade lalu secara ekonomi berjaya berkat perdagangan bebas Ikan Napoleon. Kini temaram jadi teman para nelayan bagan tak terkecuali Basarudin.

Setengah jam perjalanan, bagan tancap miliknya sudah menunggu. Segala sesuatu lekas dipersiapkan berkejaran dengan rembulan yang akan muncul di ufuk timur. Sebab, sinar bulan bakal membuyarkan plankton sumber pakan alami aneka ikan kecil di laut, termasuk teri yang jadi sumber penghasilan rutin nelayan Bagan.

Tingginya harga jual lebih dari Rp 1 juta per kilogram, menjadi nilai investasi menggiurkan bagi nelayan pebudidaya Napoleon seperti Basar. Biaya pakan yang rutin serta perhatian penuh seakan kontan terbayar jika berhasil menjual sesuai harga pasar.

Basar mengoleksi lebih dari 3.000 ekor Napoleon atau ikan bernama ilmiah cheilinus undulatus. Hal ini belum termasuk ratusan kerapu yang menghuni keramba di pekarangan belakang rumah. Keran ekspor yang kembali dibuka pemerintah, membuat nelayan pebudidaya Napoleon di Natuna kembali bergairah.