Sukses

Ini Sosok 6 Masinis Perempuan MRT Jakarta

Sebelum dilatih di Malaysia, para masinis MRT terlebih dahulu menjalani pendidikan di Akademi Perkeretaapian Indonesia, Madiun, Jawa Timur.

Liputan6.com, Jakarta - PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta telah melakukan perekrutan masinis MRT sejak 2016 lalu. Peserta yang lolos tidak hanya pria, tetapi juga perempuan.

Kepala Divisi Railway Operation PT MRT Jakarta, Mega Tarigan, menuturkan dibutuhkan 60 masinis untuk mengoperasikan MRT fase I. Saat ini, dari 41 masinis MRT yang lolos seleksi, enam di antaranya masinis perempuan.

Mega mengatakan, dalam perekrutan tidak ada ketentuan pemilihan masinis berdasar gender. Peserta yang terpilih berdasarkan kemampuan.

"Tidak ada alasan khusus (rekrut masinis wanita), karena berdasarkan peraturan Menteri Perhubungan Nomor 4 Tahun 2017 itu memang diperbolehkan," kata Mega di kantor MRT, Wisma Nusantara, Jakarta Pusat, Kamis (19/4/2018).

Jadi, lanjut dia, syarat masinis MRT itu memiliki tinggi 160 sentimeter serta sehat jasmani dan rohani.

"Dari segi peraturan kan memang tidak ada diskriminasi. Dibuka untuk pria dan wanita, tapi mungkin selama ini praktiknya banyak lelaki," jelas Mega.

Sebagian masinis yang direkrut merupakan fresh graduate. Sebelum dilatih di Malaysia, para masinis terlebih dahulu menjalani pendidikan di Akademi Perkeretaapian Indonesia, Madiun, Jawa Timur.

Mega mengatakan alasan para masinis dilatih di Malaysia karena teknologi MRT belum digunakan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan bahasa yang digunakan mudah dimengerti.

"Kalau ke Jepang kan enggak ngerti mereka ngomong apa, makanya pilihan jatuh ke Malaysia karena kemudahan komunikasi. Jadi, kita kirimkan ke Malaysia agar dia dapat pengalaman bagaimana mengemudikan kereta," ujar Mega.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pelatihan di Malaysia

Salah satu masinis MRT perempuan, Indri (22), mengaku sudah mendapatkan pelatihan masinis di Malaysia. Selama pendidikan itu, ia menyebut tak ada perlakuan berbeda terhadap pria maupun perempuan.

"Jadi cikgu (pelatih) di sana melakukan sampling, kalau wanita kuat berarti yang lainnya juga kuat. Dari fisik dilatih, mentalnya dilatih, tidak ada perbedaan sama sekali," ujar Indri.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.