Sukses

Muslihat Gula Rasa Sabun

Beredar kabar, produsen gula jawa yang mengoplos bahan makanan tersebut dengan sabun colek. Benarkah?

Liputan6.com, Magelang - Berada tepat di lereng Gunung Merapi, kesejukan langsung terasa bagi siapa pun yang menjejakkan kaki di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Tingkat kesuburan tanah di sini tinggi. Tanaman pertanian tumbuh subur  di wilayah dengan ketinggian 1.000 hingga 3.000 meter di atas permukaan laut.

Tak terbatas pada varietas tanaman pertanian saja, hampir di setiap sudut wilayah, ribuan pohon kelapa tumbuh subur. Penanda Kabupaten Magelang juga salah satu penghasil gula kelapa terbaik, yang orang sekitar menyebutnya sebagai gula jawa.

Seperti ditayangkan Sigi SCTV, Minggu (25/3/2018), informasi miring kerap beredar, manakala industri gula jawa di sini dianggap mengesampingkan faktor kesehatan. Informasi mengejutkan ini pun didapat dari warga sekitar.

Gula jawa hingga kini masih menjadi komoditi penting sebagai bahan campuran pangan. Walau bukan jadi kebutuhan pokok pangan harian, keberadaan gula jawa masih sangat diperlukan untuk berbagai produk jajanan. Ampyang atau gula kacang salah satunya. Jajanan khas orang Jawa tersebut dibuat dari gula jawa sebagai bahan dasarnya.

Di tengah serangan gula jawa berbahan batu gamping dan sabun colek yang kabarnya tengah beredar di masyarakat, ternyata masih banyak orang yang jujur dalam memproduksi gula jawa dengan tetap mengedepankan faktor kesehatan.

Proses pembuatan gula jawa yang baik itu selalu ditambahkan parutan kelapa. Tujuannya untuk menciptakan rasa gurih dari gula jawa yang diproduksi. Sementara jika diperhatikan dengan seksama, khususnya tampilan warna, gula alami memiliki warna cokelat yang lebih cerah dibanding gula dengan campuran bahan berbahaya.