Sukses

Wujudkan Target 31 LRT Jabodebek, BPPT Kerjasama dengan PT INKA

Kepala BPPT, Dr. Unggul Priyanto menegaskan pihaknya memiliki laboratorium teknologi yang berkompeten untuk mendorong industri dalam negeri lebih maju.

Liputan6.com, Madiun Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) siap kerahkan tenaga ahli dan fasilitas teknologi, untuk berperan aktif membantu PT Industri Kereta Api atau PT. INKA (Persero) dalam mencapai target waktu pengiriman 31 train-set atau rangkaian Light Rail Transit Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (LRT Jabodebek).

Dikatakan Kepala BPPT, Dr. Unggul Priyanto, dalam penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara BPPT dan PT INKA bahwa pihaknya berkomitmen mendukung PT INKA (Persero) dalam mewujudkan kereta LRT Jabodebek, karya anak bangsa ini.

"Kerjasama ini bertujuan untuk menunjang pengembangan dan pembangunan industri perkeretaapian nasional, khususnya untuk menunjang proyek pembangunan Sarana LRT Jabodebek yang saat ini dikerjakan oleh PT. INKA (Persero). Kerjasama Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini akan berjalan sampai 10 (sepuluh) bulan ke depan," ungkap Kepala BPPT di kantor PT INKA, Madiun, (13/03/18).

Dalam pelaksanaannya nanti Kepala BPPT mengutarakan bahwa tim teknis akan bekerja sesuai sistem mutu audit teknologi.  Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah pemanfaatan fasilitas laboratorium teknologi yang dimiliki BPPT.

"Kami di BPPT memiliki laboratorium teknologi yang berkompeten untuk mendorong agar industri dalam negeri yakni PT INKA, memiliki kesiapan teknologi dan mampu menjawab tantangan nasional untuk pembangunan kereta LRT," jelasnya.

Disampaikan juga oleh Kepala BPPT, sarana LRT Jabodebek yang dibangun ini menggunakan moving block, sehingga automatic sesuai dengan Grade of Automation 3, sehingga tidak memerlukan masinis.

"Ini merupakan pembangunan LRT paling modern untuk kelas LRT, dan Indonesia mungkin menggunakan kelas yang terbaru. Khusus untuk LRT Jabodebek, jika telah beroperasi nanti, jeda jarak (head way) antar kereta LRT hanya sekitar 1,5 menit. Dengan demikian akan ada 30 perjalanan LRT per jam," urainya.

Menutup sambutan Kepala BPPT meyakini sepenuhnya bahwa INKA memiliki kemampuan dan layak menjadi main contractor dalam projek LRT ini. Dan sudah saatnya  INKA diberi kesempatan ini. Dengan sinergi antar pemangku kepentingan dan dukungan dari kementerian / lembaga dan perguruan tinggi,  PT INKA pasti mampu membawa kebanggaan Merah Putih dalam penyediaan sarana perkeretaapian di Indonesia dan menjadi tuan rumah industri kereta api di negeri sendiri, bahkan hingga ekspor rolling stock ke negara tetangga.

"BPPT akan mendukung sepenuhnya PT INKA dalam rangka peningkatan  Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) LRT Jabodebek. Kami harap hal ini dapat memberi semangat juga bagi industri dalam negeri lainnya," pungkasnya.

Dukungan Teknologi

Lebih lanjut dipaparkan oleh Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa (TIRBR BPPT)  Wahyu Widodo Pandoe bahwa ruang lingkup kerjasama ini meliputi; 1. Review, Validasi, dan Verifikasi Desain; 2. RAMS (Reliability, Availability, Maintainability and Safety); 3. Project Management; 4. Pengawasan terhadap Quality Process.

"Kontribusi utama BPPT secara teknis adalah dalam perhitungan RAMS untuk komponen utama yang disepakati, proses manufaktur dan supervisi untuk passenger information display," terangnya.

BPPT lanjut Deputi TIRBR, juga memiliki fasilitas uji,  software dan sumberdaya manusia yang mumpuni untuk meningkatkan daya saing PT INKA. Fasilitas BPPT telah siap untuk mendorong produksi kereta untuk LRT karya anak bangsa. 

"BPPT memiliki fasilitas untuk melakukan berbagai uji seperti, perhitungan & analisa kebisingan sesuai standar kebisingan eksternal. Perhitungan & analisa Electro-Magnetic Interference (EMI). Kemudian juga melakukan analisa rancang bangun sarana LRT untuk isolasi terhadap perpindahan panas maupun kebisingan dari luar kereta api. Serta untuk pengujian komponen LRT yang disepakati untuk fire retardant dan toxicity," rincinya.

Penandatanganan Kontrak

Pada kesempatan yang sama Kepala Pusat Pelayanan Teknologi BPPT, Yenni Bachtiar menuturkan bahwa dalam penandatangan kontrak kerjasama antara BPPT dan PT INKA ini telah disepakati skenario matriks kolaborasi PT INKA dengan BPPT dan beberapa perguruan tinggi terkait seperti ITB, ITS, UI, UGM, dan UNS. 

Terkait kerjasama ini Yenni juga meyakini bahwa pembangunan infrastruktur di berbagai daerah akan memperkuat konektivitas nasional yang bakal berdampak pula kepada meningkatnya aktivitas perekonomian di tanah air.

"BPPT melalui Pusat Pelayanan Teknologi siap bekerjasama dengan berbagai pihak untuk percepatan pembangunan nasional,"  lugasnya. 

Sebelumnya Presiden Jokowi pada tanggal 2 September 2015 telah menandatangani dua Peraturan Presiden (Perpres) terkait pembangunan perkeretaapian di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi, yaitu Perpres Nomor 98 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kerata Api Ringan / Light Rail Transit (LRT) terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi; dan Perpres Nomor 99 Nomor 99 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Perkerataapian Umum Di DKI Jakarta.

Selanjutnya PT INKA pun telah ditunjuk pemerintah untuk menyiapkan pembangunan sarana Kereta LRT Jabodebek, buatan dalam negeri. Kereta LRT ini diharapkan dapat menampung 1308 penumpang dalam rangkaiannya. 

Sebagai informasi, penandatanganan kerjasama ini secara langsung ditandatangani oleh Kepala Pusyantek BPPT Yenny Bakhtiar dan Direktur Teknologi dan Komersialisasi PT INKA, Agung Sedaju. 

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini