Sukses

Eks Auditor BPK Rochmadi Saptogiri Divonis 7 Tahun Penjara

Rochmadi terbukti menerima suap Rp 240 juta dari dua pejabat di Kemendes PDTT, Sugito dan Jarot Budi Prabowo.

Liputan6.com, Jakarta - Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Jakarta menjatuhkan hukuman terhadap mantan auditor utama pada Auditorat Utama Keuangan Negara (AKN) III Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Rochmadi Saptogiri, penjara tujuh tahun dan denda Rp 300 juta subsider empat bulan kurungan.

Rochmadi terbukti menerima suap Rp 240 juta dari dua pejabat di Kemendes PDTT Sugito dan Jarot Budi Prabowo. Rochmadi juga terbukti melakukan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).

"Menyatakan terdakwa Rochmadi Saptogiri secara sah dan meyakinkan menerima suap secara bersama-sama," ujar Hakim Ketua Ibnu Basuki dalam amar putusannya di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (5/3/2018).

Terkait TPPU, Rochmadi dianggap menyamarkan aset hasil korupsinya dengan membeli sebuah mobil Oddysey. Hal yang memberatkan vonis, Rochmadi dianggap tidak mendukung program pemerintah yang tengah giat-giatnya memberantas tindak pidana korupsi.

Sedangkan hal yang meringankan Rochmadi dianggap sopan dalam persidangan, belum pernah dihukum, serta memiliki tanggungan keluarga. Hakim juga menyatakan, Rochmadi berjasa kepada negara karena menjadi auditor BPK.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lebih Rendah

Putusan hakim ini lebih rendah dari tuntutan jaksa penuntut umum pada KPK. Jaksa menuntut Rochmadi 15 tahun penjara dan denda Rp 300 juta subsider enam bulan kurungan.

Rochmadi terbukti melanggar Pasal 12 huruf a Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 jo Pasal 64 ayat 1 KUHP.

Kemudian, melanggar Pasal 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.