Sukses

Pemikiran Jokowi Terkait Pembangunan Afrika

Jokowi juga mendorong pengembangan fasilitas keuangan dan asuransi bagi negara berkembang.

Liputan6.com, Jakarta - KTT G20 membahas kerja sama antara negara-negara anggota dengan negara-negara Afrika. Indonesia dengan tegas mendukung upaya kerja sama tersebut.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjelaskan, kerja sama dengan Afrika bukan hal baru bagi Indonesia. Indonesia dan Afrika sudah berjuang bersama sejak 1955 melalui Konferensi Asia Afrika (KAA). Kerja sama berlanjut dengan upaya bersama mengembangkan pembangunan dan perdamaian.

"Bersama Afrika Selatan, Indonesia menggagas New Asian-African Strategic Partnership (NAASP) tahun 2005 untuk memajukan kerja sama di bidang politik, ekonomi maupun sosial budaya. Kerja sama ini kemudian diperkuat pada tahun 2015," kata Jokowi saat acara Leaders’ Retreat KTT G20 sesi Kerja sama dengan Afrika, Migrasi, dan Kesehatan di Hamburg Messe Und Congress, Jerman, Sabtu 8 Juli 2017.

Kedekatan politik Indonesia dan Afrika mulai diwujudkan dengan berbagai kedekatan ekonomi yang nyata. Khususnya di bidang investasi dan perdagangan.

"Membangun bersama Afrika harus dilakukan tanpa merusak Afrika. Hanya dengan prinsip inilah pertumbuhan ekonomi Afrika dapat berlangsung secara berkelanjutan. Oleh karena itu, Indonesia mendukung G20 Africa Partnership dan pencapaian Agenda 2063 di Afrika melalui Compact with Africa," ujar Jokowi.

Indonesia juga sedang menggagas dan akan melaksanakan Indonesia-Africa Forum 2018 sebagai basis dasar atau platform mendekatkan kalangan bisnis Indonesia dengan Afrika.

"Indonesia mendukung kerja sama yang semakin erat untuk merumuskan kebijakan yang tepat dalam mengantisipasi perubahan ekonomi, bisnis, dan tenaga kerja akibat perubahan teknologi otomatisasi dan artifisial intelligent. Saya juga mendorong kerja sama perpajakan untuk menangani digital ekonomi dan e-commerce agar tercipta sistem pajak global yang adil," jelas Jokowi.

Tak hanya itu, Jokowi juga mendorong pengembangan fasilitas keuangan dan asuransi bagi negara berkembang. Kerja sama bisa dijalin antara WHO dan World Bank guna menghindari ancaman pandemik yang berujung krisis ekonomi dan kemanusiaan.

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam sesi tersebut antara lain Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala BKPM Thomas Lembong, dan Duta Besar Indonesia untuk Jerman Fauzi Bowo alias Foke.

 

Saksikan video di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.