Sukses

Top 3: Ahok Sebut Kesaksian Irena Handono Fitnah Keji

Ahok membantah tuduhan Irena yang menyebut dia menafsirkan dan mengkritisi surat Al Maidah sendiri.

Liputan6.com, Jakarta - Irena Handono adalah satu dari lima saksi pelapor yang hadir di persidangan kelima kasus dugaan penistaan agama yang melibatkan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Dalam kesaksiannya, Irena membeberkan sejumlah tuduhan keji pada mantan Bupati Belitung Timur itu. Salah satunya tentang pernyataan Irena yang menyebut Ahok menafsirkan dan mengkritisi surat Al Maidah sendiri.

Sontak semua tuduhan tersebut membuat Ahok geram. Atas tuduhan Irena yang menyebut dirinya mencerminkan kebencian terhadap Islam, Ahok menilai Irena telah memfitnahnya dan memberikan kesaksian palsu.

"Fitnah. Bagaimana mungkin, saya punya orangtua angkat Muslim," ucap Ahok.

Hingga malam ini berita tersebut paling banyak menyita perhatian pembaca Liputan6.com, terutama di kanal News.

Kabar lainnya yang tak kalah disorot yakni misteri terbunuhnya mahasiswi Esa Unggul Jakarta. Saat ditemukan di kamar kosannya, pada jasad Tri Ari Yani Puspo Arum ditemukan dua luka tusukan di leher.

Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 News:

1. Ahok Sebut Kesaksian Irena Handono Fitnah

Terdakwa kasus dugaan penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memberikan salam dua jari sebelum dimulainya sidang lanjutan di PN Jakarta Utara, Selasa (26/12). Sidang ini beragenda putusan sela dari majelis hakim. (Liputan6.com/Bagus Indahono/Pool)

Terdakwa kasus dugaan penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyatakan keberatan terhadap kesaksian Irena Handono, yang merupakan saksi pelapor di persidangan kelima di Auditorium Kementerian Pertahanan.

Di depan majelis hakim, Ahok menyampaikan keberatannya dan menyebut pernyataan Irena menjurus ke fitnah serta kesaksian palsu.

Ahok juga keberatan dengan pernyataan Irena yang mengaku sudah membaca seluruh isi buku Merubah Indonesia. Sebab, bila benar Irena sudah membaca, Ahok yakin Irena paham Ahok bukan menuduh ulama menggunakan Al Maidah, melainkan oknum politikus yang gunakan Al Maidah untuk kepentingan politik.

"Saya tak pernah bilang jangan percaya ulama," ujar Ahok.

 Selengkapnya...

2. Misteri Terbunuhnya Mahasiswi Esa Unggul

(Liputan6.com/Muslim AR)

Tri Ari Yani Puspo Arum (22) adalah mahasiswi Jurusan Manajemen Universitas Esa Unggul Jakarta. Arum, sapaan Tri Ari Yani Puspo Arum, diduga tewas karena dibunuh. Di tubuhnya ditemukan dua luka tusu di leher.

Jasad Arum pertama kali ditemukan Zainal Abidin, yang tak lain adalah kekasih Arum. Pagi itu, seperti biasanya Zainal mengucapkan selamat pagi, mengingatkan sang kekasih agar semangat menghadapi hari Senin.

Zainal pun menceritakan kemesraan terakhirnya dengan Arum pada pagi itu.

"Saat ditelepon, dia (Arum) bilang, 'sayang bangun'. Terus saya jawab, 'Tadi kan saya WhatsApp, baca saja'. Dia bilang, 'ya sudah'," kata Zainal.

Itu adalah komunikasi terakhir mereka. Setelah itu, kecurigaan Zainal menjadi pengungkap petaka. 

Selengkapnya...

3. Pengacara Ahok: Keterangan Saksi Burhanudin Hanya Persepsi

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bersiap mendengarkan keterangan saksi dalam sidang kelima di Auditorium Kementan, Jakarta Selatan, Selasa (10/1). Sidang lanjutan ini menghadirkan lima orang saksi yang dihadirkan JPU. (Liputan6.com/Aditia Noviansyah/Pool)

Muhammad Burhanudin menjadi saksi ketiga dari lima saksi yang dihadirkan dalam sidang kasus dugaan penistaan agama yang melibatkan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa, 10 Januari 2017. 

Menurut kuasa hukum Ahok, Humphrey R Djemat dan Fifi Lety Indra, apa yang diungkapkan Burhanudin hanya berdasarkan persepsi.

Ketika ditanya apakah dalam video itu Ahok melakukan kampanye dengan mengatakan pilih Ahok, saksi Burhanudin hanya menjawabnya tidak berdasarkan fakta.

"Ketika kami pertanyakan terkait apakah benar Ahok melakukan kampanye, dia hanya menjawab berdasarkan rekaan dia semata," ucap Humprey. 

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.