Sukses

Asyiknya Mensos Duet Tembang Lawas Bareng Bupati Trenggalek

Khofifah tidak ingin terjadi bencana menimpa masyarakat.

Liputan6.com, Trenggalek - Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa menghadiri pelatihan penanggulangan bencana Banser Tanggap Bencana (Bagana) dan Tagana di Bendungan Wonorejo, Trenggalek, Jawa Timur.

Di sela-sela kunjungan kerjanya itu, Khofifah menyempatkan diri untuk menyanyi tembang lawas milik Dewi Yul. Menariknya lagi, Khofifah mendapat iringan musik keyboard yang dimainkan Bupati Trenggalek Emil Dardak.

"Ini lagu saya waktu kelas dua SMA. Ini kan lagu yang ngehits pada waktu itu, dan ketika maghrib, saya kan harus mengaji, tetapi di pingir saya ada radio yang memutar musik ini," tutur Khofifah kepada Liputan6.com, Sabtu (22/10/2016).

Khofifah mengatakan Tagana mempunyai lima sahabat. Artinya, butuh dukungan dari berbagai elemen yang memang konsen di bidang kebencanaan, baik bencana alam maupun bencana sosial.

"Kebetulan yang sudah punya kekuatan sumber daya manusia, salah satunya adalah Banser. Oleh karena itu, kemitraan Kementerian Sosial dengan Banser melalui Bagana (Banser Tanggap Bencana), akan menjadi bagian dari penguatan percepatan pelayanan masyarakat ketika terjadi bencana, baik bencana alam maupun bencana sosial," papar dia.

Khofifah tidak ingin terjadi bencana menimpa masyarakat. Tetapi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengeluarkan indeks risiko bencana. Ada 323 kabupaten/kota yang menurut BNPB memiliki resiko tinggi terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam, baik longsor, puting beliung, maupun banjir bandang.

"Itu semua kan tidak bisa dipetakan, maka antara lain kita harus membantu membangun semacam warning system di lingkungan masing-masing. Di situlah, di daerah-daerah yang sudah teridentifikasi kemungkinan potensinya tinggi terjadinya bencana alam, maka di Kementerian Sosial itu ada kampung siaga bencana," papar dia.

Khofifah berharap Bagana juga membangun pemetaan, di mana mereka akan menyiapkan kampung siaga bencana. Sehingga masyarakat di daerah yang sudah terpetakan itu, akan membangun semacam living harmony with disaster.

"Terminologi ini tidak terlalu tepat tetapi bahwa mereka yang memang berapa di lereng gunung, mereka yang berada di daerah aliran sungai memang sudah harus dikomunikasikan. Ini loh petanya, ini potensi terjadinya longsor, ini kemungkinan terjadinya rob, ini berpotensi terjadinya banjir bandang," ujar dia mencontohkan.

"Maka saat kita menyiapkan kampung siaga bencana, saat itu pula sesungguhnya sudah harus dibangun living harmony with disaster. Dan itu butuh penguatan, antara lain kalau di Kemsos punya Tagana, di Ansor punya Bagana. Elemen ini yang harus nyambung di bagian bawah, supaya kepada masyarakat itu bisa cepat kita lakukan," pungkas Khofifah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini