Sukses

Warga Merapi Tutup Jalur Penambang Pasir, 200 Truk Tertahan

Sejauh ini ada 4 desa di kaki merapi yang ditutup aksesnya bagi truk penambang pasir di Yogyakarta.

Liputan6.com, Yogyakarta - Warga 4 desa di kaki Gunung Merapi menutup akses jalan bagi truk penambang pasir. Juru bicara warga, Prapto Hartono, mengatakan hal tersebut diikuti ribuan warga di Dusun Girikerto, Wonokerto, Hargobinangun dan Purwobinangun, kelurahan Purwobinangun Pakem Sleman.

Aksi tersebut membuat truk yang sudah melakukan penambangan di Merapi tak bisa melintas. Tono menyebut ada dua ratus truk yang tertahan.

"Kita blokir di pertigaan Candi Purwobinangun, Purwobinangun Pakem Sleman. Girikerto Wonokerto nanti kemungkinan sampai 3 ribu. Sudah macet total. Ini dari tadi malam sampai jam 05.00 sudah ada 200 truk. Sekarang diblokir nggak bisa keluar. Setiap hari minimal sepi-sepinya itu 500 truk," ujar Tono, Selasa (17/2/2015).

Tono menguraikan, penambangan pasir di lahan di wilayahnya itu membuat ketersediaan air bagi warga berkurang. Tak hanya bagi warga di Pakem, tapi nantinya juga akan mempengaruhi wilayah Yogya dan Bantul.

"Alat berat merusak alam di atas. Dikeruk itu. Jadi dulu lahan yang awalnya perkarangan sekarang beralih fungsi jadi penambangan dengan kedalaman sampai 20 meter. Jadi utara Ngepring itu kan daerah resapan air dan digunakan untuk penambangan, jadi air kebutuhan kami aja sudah berkurang," beber Tono.

"Apalagi nanti warga Yogyga khususnya bagian selatan. Dari kedalaman aja sudah kelihatan, ini musim hujan sudah banyak kering. Lalu kedua jalur evaluasi audah hancur-hancuran," tambah Tono.

Tono berharap, alat berat yang digunakan penambang harus segera diturunkan dari wilayahnya di lahan penambangan. Jika tidak, akan terus dilakukan aksi penutupan sampai tuntutan warga dipenuhi.

"Alat berat harus turun, kami nggak berharap ke pemerintah kok, kita sudah bolak balik tapi nggak pernah sampai titik temu. Mereka saling lempar. Percumalah. Kalau alat berat nggak turun kita nggak akan buka jalan," ujar Tono. (Tnt/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.