Sukses

Kalimalang Menghitam, PT Aetra Kurangi Produksi Air Bersih 11%

Aetra menjamin pasokan air ke masyarakat tidak akan mengalami kekurangan.

Liputan6.com, Jakarta - Air Kalimalang tiba-tiba menghitam pada Selasa pagi. Hal ini berimbas pada produksi air bersih yang dialirkan ke masyarakat. PT Aetra sebagai perusahaan pengolah air swasta di Jakarta terpaksa menurunkan produksi sebesar 11%. Meski begitu, Aetra menjamin pasokan air ke masyarakat tidak akan mengalami kekurangan.

Direktur Operasional PT Aetra Lintong Hutasoit menduga, menghitamnya warna air Kalimalang disebabkan gerusan sedimen yang terbawa setelah hujan deras melanda kawasan Cileungsi Senin, 29 September 2014 malam.

"Kami menemukan pasokan air baku di bawah mutu standar. Untuk itu produksi air bersih pada hari ini dikurangi sebesar 11 persen, yakni dari 5.500 liter per detik menjadi 4.900 liter per detik," kata Lintong di kantornya di kawasan Buaran, Jakarta Timur, Selasa (30/9/2014).

Lintong menjelaskan, perubahan warna ini memicu meningkatnya jumlah kandungan di dalam air tersebut. Misalnya, pada pukul 06.00 WIB hasil pemeriksaan di laboratorium, tingakt mangan kadarnya 0,519 ppm, amonia 1,05 ppm, prganik 10,12 ppm dan turbidity 46 Ntu. Namun pada pukul 08.00 WIB kadarnya meningkat lagi. Untuk mangan, 0,353 ppm, amonia 1,19 ppm, organik 14, 75 dan turbidity 241 Ntu.

"Pada pukul 10.00 terjadi peningkatan lagi, yakni untuk amonia 2,94 ppm, organic matter 80,64 ppm, mangan 1,056 ppm dan Turbidity 222 Ntu. Kami harus mengolah semaksimal mungkin untuk menjadikan standars mutu," ungkap Lintong.

Kendati terjadi pengurangan produksi, Lintong memastikan pasokan air bersih untuk sekitar 400 ribu pelanggannya tercukupi. PT Aetra masih memiliki cadangan air bersih yang disimpan dalam bak penampungan dan dapat mencukupi kebutuhan pelanggannya.

"Kami masih bisa melayani dengan baik. Kami masih punya cadangan air bersih di penampungan ada yang jumlahnya masih mencukupi," ucap Lintong.

Sementara warga sekitar mengaku khawatir dengan pencemaran air kali tersebut. Sebab hal ini bisa mengganggu kesehatan lingkungan bahkan diri mereka. Karenanya, mereka akan mengadukan hal ini kepada Wakil Gubernur DKI Ahok. (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini