Sukses

`Lirikan` Prabowo dan `Takdir` Abraham Samad

"Yang jelas saya tidak berambisi menjadi capres atau cawapres. Biarkanlah takdir Tuhan yang menentukan semuanya,"

Liputan6.com, Jakarta - Hasil sejumlah survei menunjukkan nama Jokowi belum beranjak dari posisi teratas elektabilitas Calon Presiden 2014. Dukungan pun semakin kuat pasca pemilik nama lengkap Joko Widodo tersebut resmi dideklarasikan PDI Perjuangan.

Namun, bukan berarti Gubernur DKI Jakarta itu dapat melenggang mulus untuk mencapai kursi Presiden yang saat ini masih diduduki Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Semua calon presiden juga sudah mulai menata strategi menghadapi laju Jokowi. Termasuk Prabowo Subianto.

Banyak kalangan menyebut peluang besar Prabowo menjadi RI 1 adalah saat ini, tapi bila tidak ada Jokowi. Dalam setiap survei pun hanya bayangan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra yang selalu menempel di bawah Jokowi.


`Falsafah Jawa Prabowo`


Sempat muncul wacana duet Prabowo-Ahok untuk menghadang Jokowi ke Istana Negara. Sebagai Wakil Gubernur dan sempat berjuang bersama mengalahkan semua calon Pemimpin DKI, Ahok dinilai mengerti benar strategi yang dilakukan PDIP dan Jokowi. Pupularitas Ahok juga tidak diragukan lagi dan dianggap dapat bersaing dengan Jokowi.

Namun Prabowo berkata lain. Dia meminta kader Gerindra yang bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama itu untuk melanjutkan tugasnya di Jakarta untuk menggantikan Jokowi yang kini memilih menjadi capres dari PDIP.

"Tapi saya sudah jelaskan bahwa saya menghendaki saudara Basuki (Ahok) untuk selesaikan tugasnya dulu sesuai dengan janji pada rakyat," kata Prabowo.

Hal ini lantaran dirinya membesarkan sebuah falsafah Jawa yang dipegangnya secara teguh untuk dirinya yakni Sapto Pandu dan itu pun diterapkan kepada kader-kader di partainya.

"Bagi saya yang dibesarkan falsafah Jawa (Sapto Pandu), ucapan seorang pemimpin itu adalah UU, tidak boleh dilanggar. Jadi Ahok selesaikan dulu (Jakarta) selama 5 tahun," terangnya.


`Lirikan Mantan Danjen Kopassus`


Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad yang namanya melejit seiring terungkapnya sejumlah kasus korupsi kakap di tanah air menarik perhatian Prabowo. Dianggap memiliki ketegasan yang mirip, mantan Danjen Kopassus ini pun memperhitungkan Samad menjadi pendampingnya.

"Pak Prabowo mempertimbangkan dengan baik usulan-usulan dari banyak pihak, termasuk nama Abraham Samad. Prabowo berkeinginan agar Abraham Samad menjadi bakal calon wakil presiden," ujar Koordinator Prabowo Media Center Budi Purnomo Karjodihardjo.

Menurut Budi, Selain kualitas dan kapabilitas Abraham Samad dalam penegakan hukum, usia pria asal Makassar yang belum sepuh juga menjadi bahan pertimbangan Prabowo.

"Menurut Pak Prabowo, sebagai Ketua KPK, beliau telah terbukti mempunyai kualitas dan kapabilitas dalam penegakan hukum dan pemberantasan korupsi. Tokoh muda seperti inilah yang dibutuhkan negeri ini untuk mewujudkan kebangkitan Indonesia," kata Budi.

Mulai dilirik dan mendapat angin segar dari seorang yang memiliki peluang besar sebagai presiden tentunya dapat mengganggu atau juga dapat menggembirakan. Bingung, mungkin inilah yang sedang dirasakan Abraham Samad terkait wacana yang mulai berhembus.

Pria kelahiran 27 November 1966 itu awalnya dengan tegas menolak wacana yang dihembuskan Gerindra. Ia mengaku lebih memilih menghabiskan masa jabatannya sebagai pimpinan lembaga antikorupsi.

"Saya cuma mau menjadi Ketua KPK sampai selesai," ujar Abraham Samad melalui pesan singkatnya.

Setelah masa jabatannya berakhir pada 2016 mendatang, Abraham juga mengaku tidak akan mencalonkan kembali sebagai Ketua KPK. "Jadi ketua KPK adalah panggilan hati dan perjuangan yang sangat bermanfaat bagi orang banyak. Dan setelah selesai saya mau kembali ke Makassar," kata dia.

Tak selang beberapa lama, penyandang Doktoral bidang hukum di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Makassar terlihat lebih melunak. Meski tidak menyatakan terang-terangan bersedia dipinang Gerindra, namun Abraham kini malah berbalik `membuka pintu` melalui pernyataannya.

"Jadi Ketua KPK, jadi Capres, dan Calon Wapres adalah takdir Tuhan. Sebagai manusia tidak bisa mengatur dan menolak takdir," ucapnya.

Seandainya ia memang ditakdirkan maju sebagai cawapres, sebagai pegiat anti korupsi Abraham juga mengaku bakal menjadikan pemberantasan kejahatan ini sebagai agenda utamanya.

"Yang jelas, dimanapun kita berada agenda pemberantasan korupsi harus menjadi agenda utama dan harus terus dilakukan,"

"Yang jelas saya tidak berambisi menjadi capres atau cawapres. Biarkanlah takdir Tuhan yang menentukan semuanya," demikian Abraham.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini