Sukses

Belajar dari Chef Indonesia di Pulau Jawa, Warga Belanda Buka Kedai Sate Halal di Amsterdam

Mereka riset langsung ke Jawa untuk menemui orang yang bisa membagi ilmu tentang cara membuat sate khas Indonesia yang juga bisa disukai masyarakat Belanda.

OlehHenryDiperbarui 08 Mei 2025, 19:06 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2025, 04:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Kedekatan sejarah antara Indonesia dengan Belanda membuat beberapa hal disukai di kedua negara, termasuk soal makanan atau kuliner. Salah satunya adalah satai atau sate. Kuliner yang biasanya dimasak dengan cara dibakar dengan memakai tusukan ini ternyata juga disukai di Belanda.

Saking banyak penggemarnya, dua orang warga Belanda yang tinggal di Amsterdam bahkan sampai membuka kedai atau restoran yang khusus menjual sate yang diberi nama Satay Club. Dilansir dari beberapa unggahan di akun Instagram @satayclub_official.

Hal itu berawal dari kesukaan mereka terhadap sate dan kemudian menjual sate di acara King’s Day yang digelar untuk merayakan ulang tahun Raja Williem-Alexander pada 27 April 2025. Sate yang mereka jual di acara King’s Day tahun lalu itu ternyata habis terjual dan membuat mereka memutuskan untuk membuat kedai sate sendiri.

Sayangnya, mereka tidak mengungkapkan menggunakan sate buatan mereka dibuat dari daging apa. Yang jelas, mereka meriset langsung ke Indonesia untuk menemui orang yang diharapkan bisa membagi ilmu tentang cara membuat sate khas Indonesia yang juga bisa disukai masyarakat Belanda.

Dalam unggahan pada 23 April 2025, keduanya membagikan video sedang berkunjung ke sebuah daerah di Jawa tanpa menyebutkan lokasi pastinya. Mereka kemudian bertemu dengan seseorang yang mereka sebut Chef Santoso. Saat dihubungi Tim Lifestyle Liputan6.com, Rabu, 7 Mei 2025, pemilik akun belum merespons tentang alasan mereka pergi ke Jawa dan belajar pada Santoso.

Keduanya sepertinya meyakini sudah bertemu orang yang tepat untuk belajar membuat sate khas Indonesia. Mereka terlihat belajar meracik sate dan bahan-bahannya termasuk cara membuat sambal kacang yang jarang dijumpai di luar Indonesia.

 

2 dari 4 halaman

Sate Plus Lontong dan Nasi Putih

Usai kunjungan ke Jawa dan pelajaran dari Chef Santoso dianggap sudah cukup memadai, keduanya kembali ke Amsterdan untuk mulai merancang segalanya, mulai dari masakan sampai desain restoran mereka. Dengan persiapan sekitar satu tahun, mereka akhirnya membuka Satay Club di Haarlemmerstraat, Amsterdam pada Jumat, 25 April 2025.

Di hari pembukaan, mereka membagikan 100 tusuk sate untuk beberapa pengunjung yang datang paling awal. Antrean pengunjung terlihat cukup panjang di hari pembukaan restoran sate tersebut. Banyak yang suka dan memuji hidangan sate yang mereka sebut resep autentik dari Indonesia.

Buat penyuka sambal, tersedia juga sambal manis dan sambal pedas. Mereka menyebut menyajikan sate ayam, kambing, dan tempe untuk para vegan atau vegetarian.

Hidangan mereka diklaim dibuat dari bahan-bahan yang halal. Sate disajikan dalam piring berbentuk persegi panjang dengan mengunakan kuah kecap atau sambal kacang. Sebagai pelengkap ada menu lain buat mendampingi sate, yaitu lontong, nasi putih, sandwich sate, dan kue lapis legit. Rencananya, restoran itu beroperasi setiap hari dan dibuka mulai pukul 12 siang sampai stok habis.

3 dari 4 halaman

Resto Indonesia di Belanda

Restoran Indonesia yang dimiliki warga lokal Belanda terbilang unik karena selama ini kita mungkin lebih mengetahui yang dimiliki oleh orang Indonesia. Salah satunya adalah restoran Indonesia milik Fenny Bauty yaitu Waroeng Boendo, yang resmi dibuka pada Sabtu, 7 Januari 2023.

Dalam video Youtube Reza in Holland yang diunggah Rabu, 11 Januari 2023, ia menjelaskan restoran itu berlokasi di Kerkstraat 268, 6441BL Brunssum. Jaraknya sekitar 214 kilometer dari Amsterdam, ibu kota Belanda. Letaknya di tengah kota, dengan kanan kiri adalah deretan toko berbeda, sehingga pengunjung yang naik mobil pribadi harus berjalan kaki untuk sampai di restoran.

Sesampainya di restoran, Reza yang berencana menyicipi makanan bersama teman-teman sesama orang Indonesia, malah tidak kebagian. Rupanya, makanan di warung tersebut sudah habis terjual hanya dalam dua jam. Fanny mengaku sejumlah pelanggan bahkan sudah antre sebelum restoran dibuka. Mereka penasaran ingin menyantap makanan khas Indonesia.

"Ini saya sampai nggak duduk nih, baru aja ditinggal buat shalat," ujarnya dalam video vlog tersebut. Restoran itu sekaligus menjadi tempat tinggalnya bersama suami.

4 dari 4 halaman

Nas Kuning dan Dendeng Balado

Fenny membuka restoran itu bersama rekannya bernama Lili. Mereka berdua yang memasak semua menu. Menu utamanya adalah masakan padang, seperti rendang dan dendeng balado, yang ditaruh di meja etalase seperti di toko bakery.

"Yah, dendeng baladoku tinggal segitu. Acar kuning, tadinya padahal full, penuh semua," celoteh ibunda Shireen Sungkar dan Zaskia Sungkar itu menjelaskan jualannya seraya menjelaskan itu merupakan satu-satunya restoran masakan Indonesia di daerah tersebut.

Pada hari pembukaan, ia dan Lili juga membuat nasi kuning. Saking banyak peminat, ia sampai membuat nasi kuning tiga kali di dandang berukuran lima kilogram. Ia pun tak punya lagi stok beras. "Ada kali ya 300 sampai 400 orang hari ini," tuturnya.

Pengunjung hari pertama yang datang itu termasuk Wali Kota Brunssum. Di akun Instagram milik Fenny, ia merasa terhormat orang nomor satu bisa mengunjungi restorannya sambil memberinya bunga. Sejumlah wartawan lokal juga menyempatkan waktu untuk mampir. "Maasyaa Allah dukungannya," tulisnya di kolom komentar.

Menurut Fenny, pengunjung bisa makan langsung di tempat maupun dibawa pulang. Namun, layanan pesan antar belum tersedia sehingga bila ingin mencicipi makanannya, harus langsung datang ke restoran.

 

EnamPlus