Sukses

6 Fakta Menarik Gunung Pinang di Serang Banten yang Jadi Legenda Cerita Rakyat

Gunung Pinang berada sekitar 95 Km dari Jakarta yang sebenarnya bisa ditempuh sekitar 2,5 jam perjalanan jika menggunakan jalur tol menuju Serang.

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Pinang merupakan sebuah tempat wisata yang berlokasi di desa Pejaten, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, provinsi Banten. Jaraknya sekitar 95 Km dari Jakarta yang sebenarnya bisa ditempuh sekitar 2,5 jam perjalanan jika menggunakan jalur tol menuju Serang.

Lokasinya pun dekat dengan destinasi wisata Pantai Anyer. Tak heran jika melalui jalur kota Serang menuju Cilegon, Gunung Pinang menjadi yang pertama terlihat dari sisi kiri jalan raya Serang Cilegon.

Mengutip dari laman Perhutani, pada Selasa, 17 September 2024, ketinggian Gunung Pinang juga hanya sekitar 300 mdpl, dibanding gunung lainnya di Indonesia tentu tergolong rendah. Wisata alam Gunung Pinang sendiri dikelola oleh perusahaan umum perhutani kesatuan pemangkuan hutan atau KPH Banten. 

Masih banyak hal mengenai Gunung Pinang selain lokasi maupun ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Pinang yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Hanya 3 KM dari Pintu Tol Serang

Jika ke lokasi Gunung pinang jarak dari pintu gerbang wisata Gunung Pinang sampai ke puncak kurang lebih 3 Km. Dari pintu tol Serang Barat menuju kota Cilegon atau keluar dari pintu tol Cilegon Timur menuju Kota Serang.

Dengan medan yang menanjak dan jalannya sedikit rusak di sini banyak spot foto berupa pemandangan dari ketinggian yang sangat indah, apalagi kalau dinikmati pada sore hari. Meski belum begitu bagus jalannya, tetap saja banyak warga yang suka datang hanya untuk menghirup udara segar.

2 dari 4 halaman

2. Dikunjungi Pesepeda dan Pendaki Gunung

Wisata alam gunung pinang, sangat direkomendasikan untuk para pecinta sepeda gunung. Mereka bisa menikmati suasana alam di sini dengan istilahnya downhill meluncur dari ketinggian Gunung sampai kaki gunung dengan cara bersepeda.

Caranya sepeda diangkut menggunakan kendaraan roda empat atau disebut dengan loading sampai akhirnya turun gunung dengan bersepeda. Track downhill berada di sisi kanan dan kiri jalan melewati pepohonan.

3. Dekat dari Paninjauan Mancak

Tak jauh dari Gunung Pinang juga ada wisata Paninjauan Mancak, yang termasuk cagar alam Rawa Danau. Lokasinya di Kecamatan Mancak Kabupaten Serang.

Bagi wisatawan dari Serang, Cilegon, Tangerang dan Jakarta jika ingin merasakan suasana kesejukan pegunungan cukup datang ke wisata alam Paninjauan ditempat ini gratis dan hanya bayar parkir. Bahkan kalau ingin ke Pantai Anyer atau ke Pantai Carita dapat melewatinya menggunaka jalur Palka atau Serang kota.

Dipaninjauan ini wisatawan dapat menikmati aneka makanan dan minuman yang dijual di warung. Tersedia juga tempat untuk bersantai dengan menggelar tikar atau duduk di warung yang menyediakan kopi dan makanan. 

 

3 dari 4 halaman

4. Tak Kalah dengan Suasana Puncak Bogor

Pemandangan yang disuguhkan tidak kalah dengan wisata puncak Bogor, di sini pemandangan pegunungannya begitu indah dan alami serta hembusan angin yang sejuk dari rawa danau. Spot selfie juga sangat indah, sehingga pengunjung selalu ingin berfoto dengan keluarga maupun pasangan. Tempat ini sangat direkomendasikan bagi yang ingin melepas rasa penat di akhir pekan dengan menikmati suasana pegunungan yang sejuk kepenatan akan hilang.

5. Harga Tiket Masuk dan Jam Buka

Konsep kekinian yang ditawarkan wisata di Gunung Pinang membuat kunjungannya hampir selalu ramai. Anda akan disajikan panorama alam yang memikat, menjadi tempat yang tepat bagi untuk piknik atau berolahraga.

Kawasan wisata alam gunung pinang ini dibuka dari jam 07.00 sampai dengan jam 05.00 sore. Untuk masuk ke wisata alam Rp10.000, plus asuransi dan roda dua Rp5.000 namun untuk menikmati spot foto di sini ada wahana dengan besaran biaya sendiri tergantung dari spot atau wahananya, ada yang Rp10.000 bahkan sampai Rp20.000.

4 dari 4 halaman

6. Asal-usul Gunung Pinang

Gunung Pinang ternyata menyimpan cerita asal usul berupa hikayat di mana hidup seorang janda tua dan anaknya, Dampu Awang. Mereka tinggal di sebuah gubuk tidak jauh dari pantai, dengan kehidupan yang sangat sederhana. Dampu Awang bermimpi dapat memiliki kapal besar yang bisa dilihatnya setiap hari dari pantai tempat mereka tinggal.

Suatu hari, Dampu Awang mendekati sebuah kapal besar yang berlabuh di pantai tersebut. Dia sangat kagum melihat ukuran kapal itu dan ternyata kapal tersebut dimiliki oleh seorang saudagar kaya dari negeri seberang. Dampu Awang kemudian ditawari untuk bekerja di kapal besar tersebut, dan dia sangat senang menerima tawaran tersebut.  

Maka Dampu Awang meminta izin kepada ibunya yang sudah tua untuk ikut bekerja pada saudagar kaya itu. Dengan berat hati, sang ibu mengizinkan anaknya pergi berlayar bersama saudagar kaya itu.

Puluhan tahun kemudian, saudagar kaya itu menjodohkan Dampu Awang dengan putrinya, dan upacara pernikahannya pun berlangsung dengan spektakuler. Singkat cerita sang putri pura-pura tak mengenal saat didatangi ibunya.

Konon menurut cerita, kapal dagang Dampu Apung tersapu angin puyuh dan jatuh ke laut. Dan terhempasnya kapal Dampu Awang sampai tampak seperti gunung yang kini oleh masyarakat sekitar menamakan gunung tersebut dengan nama Gunung Pinang.

 

Video Terkini