Sukses

Pameran Batik Era Pemerintahan Sukarno Digelar di Sarinah, Ada Ratusan Koleksi Karya Maestro

Sarinah mengadakan acara Panggung Karya Nusantara, sebuah pameran batik yang menampilkan koleksi batik dari era pemerintahan Soekarno. MenKopUKM menyebut acara ini dapat membangkitkan kejayaan batik.

Liputan6.com, Jakarta - Sarinah menggelar pameran batik bertajuk Panggung Karya Nusantara (PKN) yang menampilkan koleksi batik dari era pemerintahan Sukarno, presiden pertama Republik Indonesia. Pameran ini berlangsung dari 24 hingga 29 November 2023 di lantai 6 Sarinah Thamrin, Jakarta.

Pameran batik era Sukarno ini merupakan bagian dari serangkaian acara Panggung Karya Nusantara sebagai "signature event" yang diselenggarakan Sarinah untuk menghargai dan mempromosikan karya seni dan budaya Indonesia. Acara ini memamerkan ratusan koleksi batik yang diproduksi pada periode pemerintahan Soekarno, yakni antara 1955 hingga 1965, serta karya-karya terbaik dari para maestro Batik Indonesia.

Pameran ini dibuka oleh Menteri Koperasi dan UKM (KemenkopUMKM), Teten Masduki bersama Direktur Utama Sarinah, Fetty Kwartati. Dalam sambutannya, Teten mengapresiasi inisiatif Sarinah dalam menyelenggarakan pameran batik era Soekarno ini.

"Sarinah sebagai simbol Indonesia menghadirkan batik yang merupakan visi kebangsaan dan visi nasionalisme sebagai bagian dari nation building yang dilakukan oleh Bung Karno. Saya sangat mengapresiasi acara ini, apalagi di sini juga ada brand lokal lainnnya. Saya berharap acara ini dapat memperkuat tren brand lokal di rumah kita sendiri," ujar Teten saat jumpa pers di Gedung Sarinah, Jumat, 24 November 2023.

Selain mendukung merek lokal, Teten juga mendorong revolusi batik melalui event nasional seperti Panggung Karya Nusantara ini. "Indonesia harus mampu memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi untuk membangkitkan kejayaan batik melalui berbagai event internasional dan event nasional seperti Panggung Karya Nusantara," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kekayaan Batik Indonesia

MenKopUKM menambahkan, bahwa selama dua tahun terakhir, Sarinah telah bertransformasi dan aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan serta event yang berhasil menarik minat masyarakat untuk berkunjung. "Setiap kali ada tamu dari luar negeri yang datang ke Sarinah, mereka terkesan dengan karya-karya anak bangsa yang dipamerkan di sini. Sarinah tidak hanya menjadi mal, tetapi juga menjadi destinasi wisata belanja," ucapnya.

Batik, sebagai salah satu jenis kain tradisional Indonesia yang paling terkenal, mengusung berbagai teknik pembuatan dan motif. Mayoritas mengandung makna filosofis.

Menurut Teten, Indonesia sangat kaya dengan lebih dari 300 motif batik yang tersebar di seluruh penjuru negeri. Penting untuk melindungi kekayaan intelektual, terutama dalam hal motif batik yang menjadi identitas khas setiap daerah ini.

 

Berdasarkan informasi Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Kementerian Perindustrian, terdapat 3.159 unit usaha batik yang terdaftar di seluruh Indonesia. Industri batik yang berskala besar-sedang mencapai 208 unit, sedangkan usaha batik mikro-kecil menengah mencapai 2.951 unit.

Peran penting Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) batik sangat terlihat dalam perekonomian Indonesia, dengan kontribusi sebesar 1,2 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap tenaga kerja sebanyak 3,5 juta orang.

Teten menyatakan, "Nilai ekspor batik pada tahun 2022 mencapai Rp1 triliun dan diekspor ke lebih dari 100 negara di seluruh dunia. Target pemerintah adalah mencapai ekspor hingga 100 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan Rp1,5 triliun pada tahun 2023."

3 dari 4 halaman

Sarinah Jadi Super Agregator Batik Lokal

Lebih lanjut, MenKopUKM mendorong industri batik untuk meningkatkan penggunaan unsur Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), terutama dengan menggantikan penggunaan katun impor yang selama ini umum digunakan. Salah satu upaya yang diambil adalah melalui fasilitasi kolaborasi dengan Asia Pacific Rayon, produsen viscose rayon lokal, dan koperasi perajin batik di Pekalongan.

"KemenKopUKM juga mendorong perajin batik untuk mengoptimalkan ekosistem agregator. Dalam hal ini, Sarinah sudah sangat tepat, untuk mengambil peran sebagai super agregator untuk di subsektor wastra dan kriya nusantara, khususnya batik," paparnya.

Dengan menerapkan model bisnis agregasi, diharapkan para pembatik dapat terkonsolidasi secara lebih efektif, meningkatkan kualitas produksi dan manajemen, serta membuka akses lebih luas terhadap pengetahuan, teknologi, pembiayaan, dan pasar.

Sementara itu, Fetty Kwartati menyatakan bahwa penyelenggaraan pameran batik era Sukarno ini merupakan salah satu inisiatif Sarinah untuk mendukung perkembangan industri batik di Indonesia. Selain menyelenggarakan pameran, Sarinah juga menawarkan beragam produk batik dari para maestro batik dan batik yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia yang dapat diakses oleh pengunjung.

"Keberadaan pameran ini merupakan wujud penghargaan kami kepada para pengrajin batik yang telah menciptakan karya-karya seni yang luar biasa. Kami juga ingin mengajak masyarakat untuk lebih mengenal dan menikmati keindahan serta kekayaan warisan budaya batik Indonesia. Harapannya, pameran ini dapat memicu peningkatan minat dan apresiasi masyarakat terhadap batik sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia," ungkap Fetty.

4 dari 4 halaman

Batik Sebagai Simbol Persatuan

Pada kesempatan yang sama, Christine Hakim juga menegaskan kehebatan batik. Dia mencatat bahwa Indonesia secara genetik telah diberkahi sebagai bangsa yang cerdas dan kreatif. Dari situ, ia melihat bahwa saat ini, Indonesia dalam konteks kebudayaan dan seni, khususnya dalam pengembangan batik, telah menunjukkan kecerdasan dan kreativitas yang luar biasa.

"Jika kita melihat ke belakang 50 tahun lalu, ketika pemerintah Indonesia sudah mulai menghadiri festival di dunia, termasuk di Asia Pasifik, saat itu, delegasi dari Jepang dan Korea tampil dengan kebanggaan mengenakan kimono dan hanbok sebagai representasi budaya mereka. Namun, Indonesia memiliki keberagaman yang luar biasa, dengan lebih dari 1000 kelompok etnik," sampai Christine.

Dia menilai batik merupakan simbol persatuan Indonesia dalam wujud kain. Dalam pandangannya, penggunaan batik sebagai pakaian nasional mengungkapkan keberagaman budaya dan kekayaan ekonomi kreatif Indonesia yang tidak dimiliki oleh negara lain di dunia.

Aktris berusia 66 tahun tersebut menggarisbawahi bahwa Indonesia merupakan karunia yang luar biasa, dan menjaga warisan budayanya adalah bentuk rasa syukur kepada Tuhan. "Ini tidak hanya menjadi kekayaan dalam seni dan budaya, tetapi juga menjadi bagian tak terpisahkan dari ekonomi kreatif Indonesia," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.