Sukses

Kasus Keracunan Ikan Sarden di Prancis, 1 Korban Meninggal Dunia dan 12 Lainnya Dirawat Intensif

Korban kasus diduga keracunan ikan sarden ini diduga mengidap penyakit botulisme akibat mengonsumsi makanan yang diawetkan dengan cara tidak tepat.

Liputan6.com, Jakarta - Insiden nahas terjadi di sebuah restoran di Bordeaux, barat daya Prancis, ketika seorang wanita meninggal dan 12 lainnya mendapat perawatan medis akibat keracunan makanan yang dihubungkan dengan konsumsi ikan sarden. Penyakit ini, yang dikenal sebagai botulisme, merupakan kondisi neurologis yang sangat serius dan biasanya berkaitan dengan konsumsi makanan yang diawetkan dengan cara tidak tepat.

Melansir The Guardian, Rabu, 13 September 2023, restoran yang dimaksud diketahui telah mengawetkan ikan sarden dengan cara mereka sendiri, menurut keterangan Direktorat Jenderal Kesehatan Prancis (DGS). Korban meninggal dunia, yang merupakan wanita berusia 32 tahun, belum diungkap identitasnya.

Dr. Benjamin Clouzeau, yang bekerja di rumah sakit Pellegrin di Bordeaux, mengonfirmasi bahwa 12 pasien kasus diduga keracunan makanan saat ini masih berada di bawah perawatan intensif. Dari jumlah tersebut, lima di antaranya memerlukan bantuan alat pernafasan.

Di antara mereka yang dirawat, beberapa adalah warga negara Amerika, Irlandia, dan Kanada. Seorang warga Jerman memilih kembali ke negaranya untuk mendapat perawatan medis, begitu juga seorang korban yang memilih pulang ke rumahnya di Barcelona, Spanyol.

Semua korban kasus diduga keracunan makanan ini memiliki kesamaan, yaitu mereka semua makan di bar anggur Tchin Tchin antara 4 dan 10 September 2023. Waktu tersebut biasanya adalah puncak kedatangan turis ke Bordeaux, sebuah kota yang dikenal luas dengan kekayaan anggur dan kuliner kelas dunianya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kondisi Ikan Tidak Higienis

Menurut DGS, para korban telah mengonsumsi ikan sarden yang disimpan dalam stoples oleh pemilik restoran. Botulisme sendiri adalah salah satu penyakit yang paling ditakuti di dunia medis, dengan tingkat kematian antara 5 sampai 10 persen dari total kasus.

Penyakit ini disebabkan racun yang diproduksi bakteri Clostridium botulinum. Kondisi ini biasanya muncul ketika proses sterilisasi makanan yang diawetkan tidak dilakukan dengan tepat, sehingga memungkinkan bakteri berkembang biak dan memproduksi toksin.

DGS saat ini sedang melakukan pemeriksaan mendalam di restoran yang diduga jadi sumber wabah. Mereka memperingatkan bahwa ada kemungkinan kasus tambahan dari botulisme, mengingat penyakit ini memiliki masa inkubasi yang bisa berlangsung beberapa hari.

Salah satu dampak paling serius dari botulisme adalah kelumpuhan otot. Pada banyak kasus, kelumpuhan ini dapat bertahan selama beberapa minggu. Bahaya terbesar dari botulisme adalah saat otot pernapasan terkena, yang bisa menyebabkan gagal napas dan kematian.

Surat kabar setempat, Sud-Ouest, memberi tambahan informasi dengan mengutip pernyataan pemilik restoran. Ia mengakui telah membuang beberapa stoples ikan sarden karena mengeluarkan bau yang tidak biasa saat dibuka.

Namun, ia juga menekankan bahwa sebagian dari ikan sarden tersebut tampaknya dalam "kondisi yang baik," makanya lolos disajikan pada para pelanggan.

3 dari 4 halaman

Gejala Keracunan Makanan

Belajar dari insiden tersebut, penting untuk memastikan makanan yang kita pilih masih dalam kondisi baik dan aman untuk dikonsumsi. Menurut laporan kanal Hot Liputan6.com pada 15 Juni 2023, inilah gejala-gejala dari keracunan makanan.

1. Perut Terasa Kembung

Kalau merasakan kram perut dan perut jadi kembung, ini merupakan salah satu pertanda ada yang tidak beres atau sedang terjadi pada sistem pencernaan Anda. Apabila rasanya sangat tidak enak (sangat kembung dan sangat nyeri) hingga menyebabkan selalu ingin buang air besar, itu tandanya ada bakteri jahat dalam usus.

2. Mual dan Muntah

Mual dan muntah adalah tanda paling umum yang bisa dikenali dari keracunan makanan. Bila kondisi ini dibiarkan, akan banyak sekali cairan yang keluar dari tubuh, sehingga menyebabkan penderitanya lemas akibat dehidrasi.

3. Diare

Diare juga merupakan tanda keracunan makanan yang bisa dikenali dengan cukup jelas. Apabila diare berair, itu berarti Anda mengalami keracunan makanan akibat virus Norovirus. Namun, apabila makanan yang dikonsumsi terkontaminasi bakter E.coli atau Campylobacter, ada kemungkinan tinja akan berdarah.

Selain tiga tanda di atas, beberapa gejala lain yang menyertai adalah demam, kebingungan karena otak tidak bisa bekerja dengan baik, dan tubuh berkeringat sangat banyak.

4 dari 4 halaman

Pertolongan Pertama Jika Keracunan Makanan

Bila Anda tidak sengaja mengonsumsi makanan basi dan sampai menyebabkan keracunan makanan, dr. Astrid Wulan Kusumoastuti dari Klikdokter menyarankan untuk melakukan beberapa pertolongan perrtama"

1. Perbanyak minum air bila mual muntah terus-menerus.

Berikan cairan pengganti yang cukup, seperti air atau campuran air dengan 2 sdt gula dan 1/2 sdt garam (oralit). Atau jika ada, konsumsi air kelapa.

2. Minum tablet karbon aktif untuk menyerap racun di dalam saluran pencernaan.

Tablet karbon aktif ini bisa ditemukan di apotek, bahkan tersedia di minimarket.

3. Minum susu putih untuk mengikat racun di dalam saluran pencernaan.

Minum susu putih saat mengalami gejala keracunan dapat merangsang penderita untuk muntah, sehingga racun keluar dan tidak beredar di dalam tubuh. Tapi, jika penderita sudah sampai mengalami diare, sebaiknya jangan diberikan susu.

4. Muntah dalam keadaan kepala menunduk.

Hal itu dilakukan agar cairan muntah tidak masuk ke dalam saluran pernapasan. Bila penderita merasakan kondisi tubuh benar-benar tidak enak, lebih baik langsung segera ke klinik atau rumah sakit terdekat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini