Sukses

Para Guru di Korea Selatan Gelar Unjuk Rasa karena Ratusan Rekannya Bunuh Diri Akibat Banyak Tekanan

Banyak guru di Korea Selatan melakukan bunuh diri karena tekanan oleh para orangtua yang marah dan siswa-siswa yang nakal. Untuk itu, para guru menyerukan langkah-langkah untuk mencegah tragedi seperti itu terjadi lagi.

Liputan6.com, Jakarta - Para guru sekolah menggelar unjuk rasa berskala besar di Seoul, Korea Selatan, Senin, 4 September 2023, sebagai tanda berduka atas kematian beberapa kolega atau rekan mereka. Banyak guru di Korea melakukan bunuh diri karena tekanan oleh para orangtua siswa yang marah dan siswa-siswa yang nakal. Untuk itu, para guru menyerukan langkah-langkah untuk mencegah tragedi seperti itu terjadi lagi.

Dilansir dari Korea Times, Senin (4/9/2023), unjuk rasa di depan Majelis Nasional awalnya direncanakan untuk berduka atas kematian seorang guru muda di Seoul yang bunuh diri pada Juli 2023 setelah berusaha keras menghadapi sebuah kasus kekerasan di sekolah.

Tanggal tersebut memang sengaja dipilih dan dianggap spesial karena menandai 49 hari setelah guru muda tersebut mengakhiri hidupnya, tepatnya pada 18 Juli 2023. Dalam kepercayaan tradisi Buddha, 49 hari adalah jumlah hari untuk berduka karena dianggap sebagai hari kelahiran kembali setelah seseorang meninggal dunia 49 hari sebelumnya.

Namun ternyata, setidaknya ada dua kasus bunuh diri guru lainnya yang terjadi para pekan lalu, satu di Seoul dan satu lagi di kota barat daya Gunsan. Kejadian itu menambah kemarahan atas perlakuan buruk terhadap guru dan meningkatkan kemungkinan unjuk rasa pada Senin, 4 September 2023 menjadi protes guru terbesar di Korea Selatan.

Sejumlah guru telah bersumpah untuk mengambil cuti sebagai bentuk protes mereka. Pejabat pemerintah dan dewan sekolah telah berupaya mencegah gangguan besar pada kelas dan menjanjikan langkah-langkah hukum untuk melindungi para pendidik dengan lebih baik.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dukung Aksi Demo Guru

Jumlah guru yang tidak masuk kelas belum diketahui secara pasti, namun sejumlah sekolah di seluruh negeri diperkirakan akan ditutup karena para guru mengatakan mereka tidak akan bekerja. Sejumlah orangtua murid juga menunjukkan dukungan dengan melarang anak-anak mereka masuk sekolah.

Sementara itu Presiden Yoon Suk Yeol melalui juru bicaranya, Lee Do Woon pada Senin, 4 September 2023, dikabarkan memerintahkan para pejabat untuk mendengarkan tuntutan para guru dan berupaya melindungi hak-hak mereka. Sedangkan Kementerian Pendidikan telah berjanji untuk mencegah insiden hukuman terhadap guru karena kegiatan pendidikan yang sah, dan meningkatkan komunikasi antara guru dan orangtua.

Berdasarkan rencana pemerintah, guru akan dijamin haknya untuk menghindari panggilan dari orangtua melalui telepon pribadi mereka, dan tindakan lainnya.  Sebelumnya, lebih dari 30 ribu guru dari berbagai tempat di Korea Selatan pada Sabtu, 29 Juli 2023, berkumpul dan menggelar protes skala besar untuk mengutuk kondisi kerja yang dihadapi. Protes tersebut merupakan aksi kolektif akhir pekan kedua yang digelar para guru sejak 22 Juli 2023.

 

3 dari 4 halaman

Kasus Bunuh Diri Guru

Di bawah panas terik, para peserta yang berpakaian hitam untuk menunjukkan rasa hormat kepada mendiang guru itu dan mendesak pihak berwenang untuk mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi hak-hak guru dan mengubah undang-undang yang terkait dengan hukuman pelecehan anak, yang menurut mereka dapat menjerat guru yang tidak bersalah dan menghalangi kegiatan pendidikan mereka.

Di tengah duka dan desakan mereformasi sektor pendidikan, data statistik yang dirilis pemerintah pada Minggu, 30 Juli 2023, menunjukkan bahwa 100 guru dari sekolah negeri di seluruh Korea Selatan melakukan bunuh diri sejak 2018 hingga Juni 2023. Data itu didapat anggota parlemen dari Partai Kekuatan Rakyat yang konservatif Chung Kyung Hee dari Kementerian Pendidikan.

Dari data tersebut didapatkan bahwa mayorita pelaku bunuh diri berprofesi sebagai guru SD dengan 57 orang, disusul guru SMA 28 orang, dan guru SMP 15 orang. Meskipun guru sekolah dasar merupakan persentase terbesar dari total 441.795 guru di negara ini pada tahun lalu, jumlah kasus bunuh diri dalam kelompok ini sangat tinggi.

Dari 30 kematian yang penyebabnya diidentifikasi, lebih dari setengahnya dikaitkan dengan depresi dan gangguan panik. Penyebab lainnya termasuk perselisihan keluarga, keputusasaan terkait kesehatan, tekanan wajib militer, dan masalah pribadi.

 

4 dari 4 halaman

Sumber Daya Manusia di Korea

Jumlah bunuh diri guru terus meningkat dari 14 di tahun 2018 menjadi 22 pada 2022; turun sedikit ke 19 orang pada tahun lalu. Namun pada paruh pertama tahun ini jumlahnya sudah 11 orang yang mengisyaratkan bahwa angka tahunan bisa lebih tinggi pada akhir tahun.

Sementara itu, sektor pendidikan di Korea Selatan menghadapi kekurangan sumber daya manusia. Mereka juga berjuang untuk mengatasi krisis kesehatan mental yang didorong oleh pekerjaan yang semakin meningkat yang dihadapi oleh para guru.

Menurut Institut Pengembangan Pendidikan Korea, jumlah kunjungan guru ke pusat psikoterapi yang dioperasikan oleh kantor pendidikan daerah mencapai rekor tertinggi, 36.367 orang, selama semester pertama tahun lalu. Sebanyak 17 dinas pendidikan daerah masing-masing menjalankan pusat untuk membantu melindungi hak-hak guru dan memberi mereka bantuan psikologis.

Permintaan untuk layanan semacam itu meningkat tajam, menunjukkan lonjakan 74,5 persen dari 19.310 pada 2020 menjadi 33.704 pada 2021.  Namun, hanya 26 konselor profesional yang aktif di pusat-pusat ini di seluruh negeri pada Juni 2023.

 

Kontak Bantuan

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini