Sukses

Prancis Bakal Subsidi Biaya Reparasi Baju dan Sepatu Lama demi Tekan Limbah Tekstil

Limbah tekstil disebut sebagai penyumbang polusi tertinggi ke-2 di dunia. Sebagai negara yang memiliki Kota Mode, Prancis merasa bertanggung jawab.

Liputan6.com, Jakarta - Limbah tekstil masih jadi persoalan dan perlu penanganan yang tepat. Untuk mengurangi sampah dan polusi yang memanaskan Bumi dari industri fesyen, Prancis memperkenalkan skema baru, yakni dengan mensubsidi biaya reparasi baju dan sepatu lama.

Di bawah skema yang diumumkan oleh Menteri Negara untuk Ekologi Prancis Bérangère Couillard pada Selasa, 11 Juli 2023, pemerintah menyediakan beragam diskon. Besarannya dari 6--25 euro (sekitar Rp100 ribu hingga Rp420 ribu), tergantung kerumitan perbaikan.

Contohnya, perbaikan baju sederhana akan disubsidi 6 euro, sedangkan perbaikan sepasang sepatu lama bisa memenuhi syarat mendapat potongan harga 25 euro. "Itu bisa mendorong orang-orang yang telah membeli, misalnya, sepatu dari brand yang membuat sepatu berkualitas atau juga baju berkualitas baik untuk ingin memperbaikinya alih-alih dibuang," kata Couillard dalam jumpa pers, dikutip dari CNN, Jumat (14/7/2023).

"Dan tentu saja tujuannya adalah untuk menciptakan ekonomi sirkular bagi sepatu dan tekstil sehingga produk-produk itu bertahan lama karena pemerintah, kami meyakini kehidupan kedua sebuah produk."

Couillard mengatakan industri tekstil diperkirakan akan berkontribusi seperempat emisi gas rumah kaca global pada 2050, menjadi industri penyumbang polutan tertinggi kedua di dunia. "Apa yang kuharapkan adalah bahwa warga Prancis akan lebih sadar dengan apa yang kami lihat, yakni dampak industri tekstil di seluruh dunia hari ini," katanya.

"Jadi, mereka sendiri dapat menyadari penyimpangan cara kita mengonsumsi sekarang," sambungnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Skema Subsidi Biaya Reparasi

Kementerian Ekologi negata itu telah memerintahkan organisasi swasta Prancis bernama Refashion untuk memulai skema tersebut. Para penjahir, brand pakaian, dan toko reparasi dapat bergabung dalam insiatif tersebut secara gratis melalui Refashion, yang akan mengumpulkan 'eco-contribution' kecil di penjualan mereka untuk menutupi subsidi.

Pemerintah disebutkan tak akan mendanai skema yang dijadwalkan mulai berlangsung pada Oktober 2023. Untuk konsumen, subsidi itu akan segera dipotong dari tagihan mereka. Refashion kemudian akan mengatur perusahaan agar mendaftar ke skema itu agar bisa dananya bisa dikembalikan dalam 15 hari.

Refashion mengatakan 3,3 miliar potong pakaian, sepatu, dan linen rumah tangga dipasarkan di Prancis sepanjang 2022. Sementara menurut kementerian, 700.000 ton pakaian dibuang oleh orang Prancis setiap tahun dengan dua pertiganya berakhir di tempat pembuangan sampah. Skema ini mengikuti prakarsa Prancis serupa untuk barang-barang elektronik rumah tangga, seperti lemari es dan mesin cuci.

Langkah Prancis lebih dulu diambil Uniqlo, merek pakaian asal Jepang. Mereka membuka studio untuk upcycling atau mendaur ulang pakaian dimulai dengan pilot project di sejumlah toko.

3 dari 4 halaman

Buka Studio Upcycling

Proyek itu sudah berjalan sejak akhir September 2022 di tiga tempat. Inggris menjadi lokasi pertama dengan studio berlokasi di Regent Street, London. Di Jepang, layanan serupa diuji coba di toko Uniqlo Setagaya Chitosedai di Jepang pada 22 Oktober 2022.

"Kami juga membuka Re.Uniqlo Studio di Orchard Singapura pada Oktober 2022, dalam waktu terbatas. Ternyata, pelanggan sangat menyukainya. Kami berencana untuk mengembangkannya di seluruh dunia... Pakaian dapat digunakan lebih lama adalah pola pikir yang kami kedepankan," kata Koji Yanai, Group Senior Executive Officer, FAST RETAILING CO., LTD. yang juga bertanggung jawab dalam bidang sustainability, dalam presentasi virtual UNIQLO LifeWear - Masa Depan dan Rencana Aksi, Rabu, 16 November 2022. 

Koji menerangkan upcycling menjadi salah satu cara mengatasi penyebab baju mudah jadi sampah. "Ada dua alasan seseorang berhenti memakai bajunya lagi. Pertama, pakaiannya sudah bernoda atau rusak. Alasan kedua, semata-mata karena bosan," ujar Koji.

Masalah bosan itu, kata dia, dipengaruhi oleh faktor psikologi. Untuk mengatasinya, perlu memberikan sentuhan baru pada baju lama agar berkenan dipakai kembali dengan upcycling atau daur ulang pakaian. 

Ia melihat layanan upcycling baju bekas sebagai peluang bisnis baru yang menjanjikan di masa depan. Hal itu lantaran semakin banyak konsumen yang menyadari pentingnya keberlanjutan dalam sumber daya. Di internal Uniqlo, pola pikir tersebut diklaim sudah terpenetrasi tidak hanya di level eksekutif, tetapi juga pegawai toko yang berhadapan dengan konsumen sehari-hari.

4 dari 4 halaman

Layanan Menyewa Pakaian

Dilansir dari Metro UK pada Minggu, 1 Desember 2019, toko utama H&M di Stockholm, Swedia, meluncurkan proyek menyewakan pakaian dan mengembalikannya dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Proyek ini diuji coba di sana karena memiliki rekor pembeli terbanyak.

Label itu meluncurkan ide tersebut setelah mendapat laporan dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang mengungkapkan bahwa industri fesyen adalah pencemar air tawar lokal terbesar kedua di dunia yang bertanggung jawab atas 10 persen jejak karbon di dunia. Meski baru uji coba, layanan ini mulai banyak peminat.

Tapi, para penyewa tak bisa meminjam baju sebanyak yang mereka mau. H&M membatasi layanan hanya sebanyak 50 pakaian dalam sebulan. Setelah itu,  mereka dapat mengembalikan atau membayar untuk menyimpan baju itu selamanya (atau membelinya).

H&M juga tidak sembarang dalam meminjamkan koleksi pakaiannya. Terlebih dahulu, peminjam harus menjadi anggota program loyalitas merek H&M. Itu sebabnya turis atau konsumen biasa tidak bisa meminjam koleksi-koleksi mereka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.